Tuesday 8 December 2015

Masa depan daerah dalam PILKADA 9 Desember 2015

Sampai sejauh ini, sejumlah daerah di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian pemimpin. Bagi daerah yang telah berusia puluhan tahun, hal ini berarti sederet pemimpin telah secara estafet memimpin daerah tersebut menurut gaya kepemimpinan masing-masing. Tentu di antara sederet pemimpin tersebut ada yang telah berhasil membangun serta memajukan daerahnya. Jika kita mengingat kembali keberhasilan pemimpin yang telah membangun & memajukan daerah kita, maka kita pun akan berharap dipimpin lagi oleh pemimpin yang mengerti situasi & keadaan daerahnya agar dapat membangun & memajukan daerah yang dipimpinnya. Begitupun daerah yang baru terbentuk juga berharap dipimpin oleh pemimpin seperti pemimpin daerah lain yang telah berhasil membangun & memajukan daerahnya. Mengapa kita menginginkan pemimpin seperti itu? Karena pembangunan & kemajuan daerah ditentukan oleh bagaimana sang pemimpin mengatur & mengelola daerahnya agar dapat mendayagunakan potensi daerah yang ada untuk lebih mensejahterakan rakyatnya.

Lalu kita sekarang berkaca pada realitas yang terjadi di lapangan. Pada umumnya harta & kekuasaan saling berkaitan erat bahkan jika disebut secara lengkap wanita pun juga ikut terkait. Mengapa wanita juga terkait? Karena harta, tahta, & wanita adalah tiga serangkai yang saling terkait. Di mana ada harta/tahta maka di situ ada wanita. Mengapa wanita terkait dengan harta/tahta? Karena secara kodrat, wanita adalah pihak yang menerima harta dari pria & pihak lemah yang takluk pada kuasa pria, terlepas dari realitas yang menunjukkan bahwa terjadi hal yang sebaliknya seperti: pria berharta & berkuasa takluk pada wanita, itu adalah persoalan lain. Apa kaitan hal ini dengan PILKADA? Sudah umum diketahui bahwa daya tarik kekuasaan pada Pemerintahan Daerah begitu besar sehingga menjadi rebutan banyak pihak yang punya kepentingan di dalamnya, baik itu kepentingan pribadi/kelompok maupun kepentingan rakyat. Bagi pihak yang memiliki kecenderungan pada kepentingan pribadi/kelompok lebih besar dibanding kepentingan rakyat, maka tujuan menduduki tampuk kepemimpinan di daerahnya adalah untuk memperbesar kekuasaannya & memperbanyak harta yang dimilikinya secara mudah & cepat. Sedangkan yang berjuang untuk kepentingan rakyat, tentunya bertujuan untuk mewujudkan impiannya/idealismenya dalam membangun & memajukan daerahnya serta mensejahterakan rakyatnya sebagai bentuk ketinggian budi pekerti, kebanggaan, & kepuasan yang dapat dikenang sejarah ketika berhasil mewujudkan mimpinya.

Katakanlah di jaman sekarang, masih langka pemimpin yang benar-benar berjuang demi kepentingan rakyat, maka jika kita merenung & bertanya pada diri sendiri, sebenarnya kita semua memiliki rasa bangga & kepuasan ketika berhasil mencapai puncak kesuksesan, apalagi jika kesuksesan tersebut adalah keberhasilannya dalam membangun & memajukan daerahnya. Pada saat itu, kita akan dianggap sebagai pahlawan oleh banyak orang & dikenang sejarah sebagai orang yang berjasa dalam pembangunan & kemajuan daerahnya. Tidakkah kita menyadari kebanggaan & kepuasan akan pencapaian puncak kesuksesan ini? Tulisan ini mencoba menerangi alam pemikiran para pemimpin/calon pemimpin daerah & memperjelas persoalan tentang apa yang sebenarnya kita semua ingin cari & raih dalam hidup ini. Apakah harta? Tahta? Atau wanita? Ya, kita ingin mendapatkan harta, tahta, & wanita, tetapi sebenarnya yang lebih kita inginkan adalah mencapai puncak kesuksesan yakni menjadi seseorang yang berguna/berjasa bagi banyak orang & dikenang sejarah, yang dapat memberikan kebanggaan & kepuasan melebihi harta, tahta, & wanita. Sebagai bahan renungan, coba kita bayangkan apakah kita bisa bangga & puas ketika kita telah menggenggam matahari & bulan serta memiliki kekuasaan yang sangat besar? Jawabnya adalah kita tidak akan pernah bisa merasa bangga & puas dengan hal seperti itu, tetapi yang lebih membanggakan & memuaskan diri kita adalah kesuksesan menjadi orang yang berguna/berjasa bagi orang lain.

Dari penjelasan di atas, apakah para pemimpin & calon pemimpin rakyat masih mengejar-ngejar harta, tahta, & wanita yang tidak akan pernah memberi kepuasan pada kita sampai kapan pun? Mari kita sadar akan hal ini. Kebanggaan & kepuasan meraih harta, tahta, & wanita yang banyak, hanyalah sementara & akan berakhir ketika harta, tahta, & wanita yang kita miliki berkurang/hilang. Berbeda ketika kita telah sukses menjadi orang yang berguna/berjasa bagi banyak orang, maka kebanggaan & kepuasan yang kita rasakan akan terus melekat sepanjang hidup kita bahkan sampai berdampak pada anak cucu kita. Sebagai contohnya adalah sosok Presiden Sukarno, tokoh besar salah satu pendiri negara Indonesia yang hingga saat ini sosoknya masih sangat dihormati & pengaruhnya di negara kita bahkan di dunia, masih dapat dirasakan. Apakah tidak ada keinginan yang terbersit dalam benak kita untuk menjadi seperti beliau yang berjasa besar bagi bangsa & negaranya yang dikenang sejarah sebagai pahlawan serta masih dihormati & memiliki pengaruh hingga saat ini walaupun beliau sudah tiada? Mari kita renungkan & sadari apa yang sebenarnya ingin kita cari & raih serta yang pantas & layak kita perjuangkan. Saatnya kita berbenah & menjadikan PILKADA 9 Desember 2015 sebagai tonggak kebangkitan tiap daerah dalam menyongsong kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Bagi rakyat yang turut serta dalam menentukan pilihannya pada PILKADA 9 Desember 2015, pengalaman yang selama ini kita rasakan di bawah kepemimpinan sejumlah pemimpin di masa lalu seharusnya menyadarkan kita bahwa sosok pemimpin yang memihak rakyat adalah hal yang paling penting dalam satu periode pemerintahan daerah kita. Jika sosok pemimpin daerah kita tidak dapat membangun & memajukan daerahnya tapi malah membiarkan & bahkan membuat masalah di daerah kita, maka pada akhirnya yang susah adalah rakyat sendiri. Oleh karena itu, suara rakyat walaupun cuma satu/beberapa orang saja, sangatlah menentukan masa depan daerah kita dalam satu periode pemerintahan ke depan. Pada PILKADA serentak 9 Desember 2015 ini, pilihan kita jangan mau lagi dipengaruhi oleh sejumlah materi yang sangatlah kecil jika dibandingkan ratusan hingga milyaran rupiah uang rakyat yang bakal bocor & dinikmati segelintir orang yang tidak bertanggung jawab. Apakah kita sebagai rakyat, tidak sadar dengan hal ini? Apakah kita akan menyerahkan daerah kita kepada pemimpin yang tidak memihak rakyat? Apakah kita akan membiarkan segelintir orang menikmati uang rakyat yang begitu besar sedangkan rakyat hanya bisa menyaksikan & diam tak berdaya menjalani kehidupan yang susah tanpa perhatian & dukungan pemerintah dalam mengatasi & menyelesaikan masalah yang dialami rakyat? Tidak. Kita harus menyadari hal ini & kita akan memberikan suara kita pada pemimpin yang benar-benar memihak rakyat demi kemajuan & masa depan daerah yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment