Sunday 17 January 2016

Merenungi bom bunuh diri teroris di Jakarta: Di mana kah jalan menuju Surga?

Jika kita membaca literatur yang ada, maka kita akan mendapat bayangan bahwa surga adalah tempat manusia pertama tinggal sebelum diturunkan ke bumi. Surga adalah tempat yang indah tiada tara & tidak dapat dibandingkan dengan segala yang terbaik yang ada di dunia. Surga adalah tempat di mana kita akan merasakan berbagai kenikmatan yang berlipat-lipat dibanding kenikmatan di dunia. Surga adalah tempat di mana kita dapat menuruti & memenuhi segala nafsu yang kita punya untuk dipuaskan berkali-kali tanpa syarat & tanpa batasan. Surga adalah tempat kita melakukan apapun & meminta apapun yang kita inginkan. Surga adalah tempat di mana kita akan melihat hal yang sangat indah yang tidak pernah kita lihat di dunia, mendengar suara yang sangat merdu yang tidak pernah kita dengar di dunia, merasakan puncak kenikmatan yang tidak pernah kita rasakan di dunia, merasakan kelezatan lidah yang tak terkira yang tidak pernah kita rasakan di dunia, merasakan semerbak bau yang menggugah selera paling tersembunyi yang tidak pernah kita rasakan di dunia. Surga adalah tempat merasakan berbagai kesenangan, kegembiraan, & kebahagiaan tanpa diiringi kesusahan, kesedihan, & penderitaan.

Dengan gambaran yang menggiurkan & membumbungkan imajinasi kita, maka tidak heran jika Surga menjadi impian bagi setiap orang di dunia. Jika pilihannya adalah Surga & Neraka, maka tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak menginginkan Surga. Semua orang pasti ingin masuk Surga & tidak ada yang ingin masuk Neraka. Hanya saja karena keterbatasan kita, kita tidak mengetahui cara/jalan untuk menuju Surga. Tanpa harus berpikir keras, kita semua tahu bahwa cara/jalan menuju Neraka sangatlah mudah, kita tinggal melakukan perbuatan jahat/perbuatan dosa apapun, maka kita akan menjadi calon penghuni Neraka. Tapi bagaimana dengan cara/jalan menuju Surga? Tentunya  cara/jalan menuju Surga adalah dengan melakukan hal sebaliknya, yakni melakukan perbuatan baik. Tapi bagaimana dengan klaim teroris yang merasa dirinya telah melakukan perbuatan baik dengan mati syahid di jalan Tuhan melalui bom bunuh diri terhadap orang-orang yang dianggap musuh agama? Jika kematiannya adalah termasuk mati syahid & perbuatan terornya termasuk perbuatan baik, maka akan timbul pertanyaan, mengapa orang yang tidak bersalah juga ikut menjadi korban? Bukankah meneror, melukai, apalagi mematikan orang tidak bersalah adalah perbuatan jahat? Oleh karena itu, jika teroris mengklaim dirinya telah mati syahid di jalan Tuhan, maka di saat bersamaan teroris tersebut juga mati di jalan setan, karena telah melakukan perbuatan jahat terhadap orang yang tidak bersalah.

Dengan demikian, bom bunuh diri yang dilakukan teroris tidak bisa lagi diklaim sebagai jalan menuju Surga karena di saat bersamaan teroris tersebut juga sedang berjalan menuju Neraka. Hal ini disebabkan, bunuh diri adalah dosa besar, apalagi jika bunuh diri dilakukan dengan cara meledakkan diri menggunakan bom di tempat keramaian yang menimbulkan banyak korban jiwa dari kalangan orang-orang tidak bersalah. Bukankah dengan semakin banyaknya korban jiwa dari kalangan orang-orang tidak bersalah berjatuhan, maka dosanya juga akan semakin besar? Jadi bagaimana bisa para teroris dengan bangga & yakin bahwa bom bunuh diri yang dilakukannya adalah perbuatan yang memiliki pahala besar & mendapat balasan Surga serta dikawinkan dengan bidadari cantik jelita? Bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya, yakni perbuatan yang memiliki siksaan besar & mendapat balasan Neraka serta dilebur ke dalam api Neraka yang panas membara? 

Dari penjelasan di atas, jika yang menjadi alasan tindakan terorisme adalah untuk memperoleh pahala & meraih Surga, maka para teroris perlu berpikir ulang atas tindakan teror yang dilakukannya. Jangan sampai karena berpikir sempit & berpikir sesat sehingga bukan pahala & Surga yang diperoleh tetapi bisa jadi malah sebaliknya, siksa & Neraka yang diperoleh. Oleh karena itu, sebagai bahan renungan & sebagai pencerahan tentang bagaimana cara/jalan menuju Surga, maka kita harus kembali pada ajaran Agama yang murni, yang menggambarkan dengan jelas cara/jalan menuju Surga yakni dengan memiliki akhlak yang mulia (yakni berperilaku sesuai dengan nilai-nilai & budi pekerti yang luhur) & mencapai tujuan yang mulia (yakni menjadi hamba Tuhan & menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain). Jika kita memiliki akhlak mulia & tujuan mulia, maka balasan Surga tidak hanya kita rasakan di Akhirat, tetapi bahkan bisa jadi, balasan Surga dunia pun akan kita dapatkan. Jadi untuk apa melakukan tindakan terorisme, jika ketika di dunia akan dikutuk oleh semua manusia & ketika di Akhirat akan dikutuk oleh Tuhan? Apakah para teroris sanggup dikutuk di dunia & di Akhirat serta tersiksa lahir & batin atas kutukan ini?

Jika para teroris dapat menyadarkan diri & bangun dari kesempitan & kesesatan berpikirnya, maka sebenarnya Tuhan telah menganugerahkan sesuatu yang berharga pada diri setiap orang, yang dapat digunakannya untuk mencapai kebahagiaan di dunia & di Akhirat. Sesuatu itu adalah potensi diri yang masih terpendam dalam diri setiap orang. Apabila potensi diri tersebut dikenali, diaktualisasikan, & digunakan untuk memberi manfaat bagi banyak orang, maka kita akan menjadi orang yang mulia. kemudian hidup kita akan menjadi semakin sempurna ketika kita juga memiliki akhlak mulia & kesempurnaan itu mencapai puncaknya ketika kita menjadi hamba Tuhan. Dengan demikian, jika memutuskan untuk menjadi teroris & melakukan bom bunuh diri, sebenarnya teroris tersebut telah menyia-nyiakan potensi terpendam dalam dirinya. Potensi orang tersebut menjadi hilang begitu saja tanpa pernah digali & dikenali padahal sebenarnya jika teroris tersebut tidak melakukan bom bunuh diri & insaf atas perbuatan terorismenya, potensi terpendam dalam dirinya berpeluang untuk dapat membuatnya menjadi orang yang berarti & bernilai serta dapat mengantarkannya kepada Surga yang sejati, yakni hidup bahagia di dunia & Akhirat.

Oleh karena itu, daripada teroris menyia-nyiakan potensi terpendamnya dengan melakukan bom bunuh diri & melakukan penghancuran di berbagai tempat, maka bukankah lebih baik mendayagunakan potensi terpendamnya untuk mengabdikan diri pada Tuhan dengan melakukan bermacam kebaikan di berbagai tempat untuk membangun sebuah peradaban dunia yang damai serta peradaban dunia yang menjunjung tinggi akhlak mulia (yakni berperilaku sesuai nilai-nilai & budi pekerti yang luhur) & tujuan mulia (yakni menjadi hamba Tuhan & menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain). Peradaban dunia yang damai serta peradaban dunia yang menjunjung tinggi akhlak mulia & tujuan mulia, telah dirintis oleh para utusan Tuhan selama ribuan tahun perjalanan sejarah dunia ini, tetapi selalu diselewengkan & dirusak oleh orang-orang yang berpikir sempit & berpikir sesat. Tapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi di jaman modern seperti sekarang, paling tidak orang-orang yang berpikiran maju di berbagai tempat di dunia, dapat menyadari bahwa peperangan adalah jalan yang hanya membawa kehancuran bagi berbagai pihak yang bertikai. & oleh karena itu misi perdamaian & pembangunan di berbagai tempat adalah misi besar kita semua, dalam rangka mencapai visi besar peradaban dunia yang berakhlak mulia & bertujuan mulia yang dapat mengantarkan kita pada jalan menuju Surga dunia maupun Surga Akhirat. Inilah jalan Surga yang selama ini dicari-cari orang.

Sunday 3 January 2016

Membebaskan agama dari "menjadi kambing hitam" para teroris serta memisahkannya dari pemikiran yang sempit & sesat

Setiap agama di dunia pasti menjunjung tinggi nilai-nilai & budi pekerti yang luhur karena nilai-nilai & budi pekerti yang luhur adalah landasan yang ideal untuk mengisi setiap sendi kehidupan. Agama menjadikan nilai-nilai & budi pekerti yang luhur sebagai inti ajaran yang merupakan pedoman bagi penganutnya dalam berperilaku & mengatasi berbagai persoalan hidup di dunia ini. Agama disediakan oleh Tuhan bagi manusia sebagai jalan dalam memahami arti hidup & menjalani kehidupan secara lebih baik & teratur. Agama tidak hanya menyediakan nilai-nilai & budi pekerti luhur tetapi juga menyediakan tujuan yang mulia. Tujuan mulia tersebut adalah menjadi hamba Tuhannya & mensyukuri segala nikmat yang diterimanya dengan cara mendayagunakan anugerah yang diterimanya untuk hal-hal yang baik & bermanfaat bagi orang lain. Agar bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, maka untuk mencapainya adalah dengan cara mengenali potensi diri, mengenali minat-bakat & bidang yang dikuasai, kemudian mendayagunakan potensi tersebut untuk memberi manfaat bagi orang lain.
Berdasarkan gambaran tentang ajaran agama secara umum di atas, maka terorisme jelas bukan merupakan ajaran dari agama manapun. Ajaran terorisme hanya membuat para pelakunya menjadi penebar teror dalam mencapai tujuannya sedangkan ajaran agama membuat para pelakunya menjadi penebar kebaikan dalam mencapai tujuannya. Terorisme merusak perdamaian yang ada di dalam masyarakat sedangkan agama menjaga perdamaian yang ada di dalam masyarakat. Terorisme mengabaikan nilai-nilai & budi pekerti yang luhur sedangkan agama menjunjung nilai-nilai & budi pekerti yang luhur. Terorisme membawa kita kepada dunia yang kelam sedangkan agama membawa kita kepada dunia yang terang. Terorisme mengaburkan makna kebenaran & kebaikan sedangkan agama memperjelas makna kebenaran & kebaikan. Terorisme memberi kerugian kepada para pelakunya & orang lain sedangkan agama memberi manfaat kepada para pelakunya & orang lain. Terorisme membuat hidup kita menjadi lebih buruk sedangkan agama membuat hidup kita menjadi lebih baik, dsb.
Ajaran terorisme & ajaran agama jelas sangat berbeda, meskipun ajaran terorisme dibungkus dalam ajaran agama yang seolah-olah murni & bertujuan mulia. Cara mengenali ajaran agama masih merupakan ajaran murni/telah dicemari ajaran terorisme adalah dengan cara merenungkan ajaran agama tersebut, apakah setelah mempelajarinya, membuat kita menjadi semakin dekat dengan tujuan mulia (menjadi hamba Tuhan & menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain) atau malah semakin jauh dari tujuan mulia (menjadi hamba setan & menjadi orang yang menghancurkan orang lain). Hal ini karena Tuhan Maha Mulia, Maha Baik, Maha Bijak sehingga ajaran agama yang berasal dari Tuhan pasti memiliki tujuan yang mulia & untuk menyempurnakan manusia. Jadi tidak mungkin ajaran agama yang murni, pada akhirnya membuat para penganutnya menjadi penebar teror & perusak perdamaian dunia. Kalau para penganut suatu agama malah menjadi seorang teroris, maka hal itu berarti terjadi kesalahan tafsir/pemahaman yang keliru terhadap maksud & tujuan sebenarnya dari ajaran agama tersebut.
Kesalahan tafsir/pemahaman yang keliru terhadap ajaran suatu agama akan selalu terjadi dalam setiap agama manapun, hal ini karena tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam memahami suatu ajaran tertentu. Bisa jadi karena keterbatasan pengertian seseorang, suatu ajaran "A" dimengerti oleh orang lain menjadi "A1" tetapi bagi orang yang lainnya menjadi "A2", bahkan ada yang salah memahaminya menjadi ajaran "b" karena penyimpangan pemikiran orang tersebut. Hal ini-lah yang terjadi pada terorisme. Setiap agama pasti memiliki tujuan yang mulia, tetapi di antara para penganutnya ada yang berpikiran sempit sehingga menganggap ajaran agamanya yang paling benar kemudian menganggap ajaran agama lain adalah salah. Padahal jika ditarik secara keseluruhan, setiap agama mengajarkan nilai-nilai & budi pekerti yang luhur serta mengajarkan tujuan yang mulia. Yang membedakan antara agama satu dengan agama lain adalah konsep tentang Tuhan & bagaimana beribadah kepadaNYA.
Konsep tentang Tuhan & bagaimana beribadah kepadaNYA adalah persoalan keyakinan terhadap kebenaran, yang mana kebenaran sifatnya pasti & jelas. Karena kebenaran bersifat pasti & jelas, maka bisa ditelusuri & ditemukan, sehingga bagi yang sungguh-sungguh mencari kebenaran, maka orang tersebut akan menemukannya. Tetapi pada kenyataannya, masing-masing agama mengklaim agamanya adalah benar & masing-masing penganutnya meyakini hal tersebut. Oleh karena agama berkaitan dengan persoalan keyakinan, maka kita akan sulit mempengaruhi orang lain yang meyakini agamanya adalah benar, meskipun menurut kita, agamanya salah. Begitupun sebaliknya, orang lain akan sulit mempengaruhi kita yang meyakini agama kita adalah benar, meskipun menurutnya, agama kita salah. Jadi kita tidak bisa memaksakan keyakinan kita pada orang lain, & sebaliknya, orang lain tidak bisa memaksakan keyakinannya pada kita. Sehingga yang bisa kita lakukan dalam hal keyakinan orang lain terhadap kebenaran "konsep tentang Tuhan & bagaimana beribadah kepadaNYA" adalah menghormati keyakinannya berdasarkan prinsip: "bagiku agamaku, bagimu agamamu".
Yang menyebabkan terorisme menjadi menyimpang dari ajaran agama yang murni adalah karena pemikiran yang sempit & sesat. Karena berpikir sempit, sehingga ajaran "A" yang berkembang menjadi ajaran "A1", "A2", "A3", dst, dipaksakan oleh seseorang harus menjadi ajaran "a" karena ajaran selain "a" dianggap salah. Padahal jika ditarik secara keseluruhan, berbagai versi ajaran tersebut memiliki kesamaan, yakni sama-sama bersumber dari ajaran "A". Begitupun dalam hal agama, kesamaan di antara semua ajaran agama adalah sama-sama berasal dari Tuhan & diperuntukkan bagi manusia untuk suatu tujuan yang mulia, tetapi disebabkan oleh sempitnya pemikiran para teroris tersebut sehingga agama lain dibenci mereka karena dianggap tidak punya tujuan yang mulia & tidak berasal dari Tuhan. Padahal selama agama lain mengajarkan tujuan yang mulia & tidak mengganggu kita, maka mengapa kita harus membenci & memusuhi mereka? Bukankah lebih baik kita saling hormat menghormati satu sama lain & hidup berdampingan secara damai? Mengapa kita harus membenci & memusuhi agama lain jika mereka tidak mengganggu kita?
Penyebab berikutnya mengapa terorisme menyimpang dari ajaran agama adalah karena pemikiran yang sesat. Karena berpikir sesat sehingga ajaran "A" yang memiliki variasi ajaran "A1", "A2", & "A3" dst, disimpangkan menjadi ajaran "b" yang sangat berbeda jauh dengan bermacam versi ajaran "A" tersebut. Dalam hal agama, semua agama mengajarkan tujuan yang mulia tetapi karena pemikiran yang sesat sehingga para teroris menyimpangkan ajaran agama yang mendorong kepada tujuan yang mulia menjadi ajaran untuk memerangi & menghancurkan ajaran/agama lain yang dianggap musuh. Oleh karena itu aksi terorisme tidak-lah sesuai dengan ajaran agama yang mendorong kepada tujuan yang mulia tersebut. Aksi terorisme merupakan bentuk pemikiran yang sesat & melenceng jauh dari ajaran agama manapun. Aksi terorisme menodai & merusak tujuan mulia setiap agama, sehingga terorisme akan membawa kehancuran bagi setiap agama & setiap negara di manapun. Dengan demikian, aksi terorisme walaupun dikemas & dibalut dengan berbagai alasan & pembenaran dari dalil agama, jelas bertentangan dengan tujuan mulia dari agama manapun. Sebagai renungan, coba kita bayangkan, saat dalam situasi & keadaan damai, tiba-tiba para teroris melakukan teror, dapatkah aksi teror tersebut dibenarkan?
Jika aksi teror dibenarkan & orang lain bersikap mengabaikan, maka akan terjadi banyak peperangan di bumi ini. Jika terjadi banyak peperangan di bumi ini, maka bukankah lama-lama bumi akan hancur? Jika bumi hancur, maka apa artinya hal ini? Bukankah hal ini sama saja dengan kiamat? Apakah kita semua ingin segera mengalami hari kiamat? Apakah kita semua sudah siap menyambut hari kiamat? Jika kita belum siap menyambut hari kiamat, lalu untuk apa kita melakukan peperangan yang pada akhirnya hanya mengakibatkan kehancuran bagi banyak orang? Meskipun hal ini terlihat berlebihan ketika menyebut hari kiamat/akhir dunia, tapi adalah hal yang mungkin bahwa akan terjadi kehancuran besar di seluruh dunia jika terus terjadi peperangan di mana-mana. Jadi masih-kah ada orang yang secara sadar & menggunakan pikiran logisnya untuk menerima & menjadi pengikut terorisme yang mengatasnamakan agama demi suatu tujuan tertentu tapi menggunakan cara-cara teror yang merusak & menghancurkan kehidupan umat manusia? Agama tidak mengajarkan hal itu & hati nurani kita pun tidak akan pernah setuju dengan segala aksi terorisme dalam bentuk apapun. Jadi kita harus menyadari hal ini & tidak mudah tertipu dengan hasutan & rayuan manis terorisme dengan harta, tahta, wanita yang pada akhirnya menjerumuskan kita dalam jurang kehancuran bagi diri kita sendiri & orang lain.
Dari berbagai kasus terorisme yang pernah terjadi di dunia, yang paling banyak mendapat sorotan publik adalah terorisme yang dilakukan oleh orang Islam. Sederet aksi teror yang dilakukan ekstrimis Islam mengakibatkan orang di luar Islam memiliki anggapan bahwa Islam identik dengan terorisme. Karena ulah sejumlah kecil ekstrimis Islam tersebut, citra Islam sebagai agama rahmat bagi semesta alam menjadi rusak. Tetapi jika kita kembali pada ajaran agama yang murni seperti yang telah dijelaskan di atas, maka tidak ada agama di dunia ini yang menyetujui aksi terorisme & oleh karena itu sejumlah kecil ekstrimis Islam tersebut tidak bisa dijadikan tolak ukur bagaimana wajah Islam yang sesungguhnya. Hal ini karena aksi terorisme bermula dari pemikiran yang sempit & sesat, maka aksi terorisme dapat muncul dari agama manapun & negara manapun. Sebagai contohnya adalah sebagai berikut: agama Islam dengan aksi teror ISIS di Irak & Suriah, agama kristen dengan aksi teror Serbia di Bosnia, agama Yahudi dengan aksi teror Israel di Palestina, agama Hindu dengan aksi teror Macan Tamil di Sri Lanka, agama Budha dengan aksi teror kepada muslim Rohingya di Mianmar. Dengan demikian, terorisme dapat menjangkiti siapapun & negara manapun jika pengaruh dari pemikiran sempit & sesat diterima dengan mentah-mentah, tanpa terlebih dahulu direnungkan & disaring baik-baik.
Jika kita merujuk pada ajaran beberapa agama besar dunia, maka tidak ada ajaran yang secara langsung memerintahkan untuk berperang & menghancurkan pihak lain/agama lain. Semua agama lebih mengutamakan akhlak mulia & tujuan yang mulia. Akhlak mulia adalah berasal dari nilai-nilai & budi pekerti luhur sedangkan tujuan mulia adalah menjadi hambaNYA & menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu di sini diberikan contoh ajaran beberapa agama besar di dunia, & beberapa agama yang dimaksud adalah: agama langit yakni Islam, Kristen, & Yahudi serta agama bumi yakni Hindu & Budha. Agama Islam memiliki ajaran rahmat bagi semesta alam, agama Kristen memiliki ajaran kasih sayang, agama Yahudi memiliki ajaran 10 perintah Tuhan, agama Hindu-Budha memiliki ajaran kedamaian spiritual. Dengan demikian, maka ajaran terorisme tidak terdapat dalam ajaran agama manapun & oleh karena itu segala bentuk aksi terorisme adalah murni berasal dari penganut agama masing-masing yang berpikir sempit & sesat dalam memahami ajaran & tujuan yang mulia dari suatu agama. Jadi, kita tidak bisa menyebut suatu agama tertentu sebagai penyebab terorisme karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyebabnya adalah pemikiran yang sempit & sesat. & kita tidak bisa menuduh agama tertentu identik dengan terorisme hanya karena ulah segelintir ekstrimis yang melakukan aksi terorisme, hal ini karena setiap agama pernah memiliki sejarah kelam mengenai aksi terorismenya masing-masing yang tidak bisa digunakan untuk menggambarkan bahwa aksi terorisme tersebut sebagai wajah ekstrim yang sebenarnya dari masing-masing agama.
Tulisan ini dibuat untuk para pembaca dengan harapan agar kita semua dapat menyadari bahwa aksi terorisme telah mencoreng wajah masing-masing agama sebagaimana yang telah terjadi pada peristiwa kelam di masa lalu yang dilakukan para penganutnya yang berpikir sempit & sesat. Peristiwa kelam tersebut telah dicatat sejarah & menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia di setiap jaman bahwa betapa besarnya dampak buruk pemikiran sempit & sesat yang menyalahartikan ajaran agama menjadi terorisme. Jadi terorisme tidak hanya dimiliki oleh agama tertentu, tetapi juga dimiliki oleh agama lain yang telah dicemari oleh pemikiran sempit & sesat. & oleh karena itu terorisme adalah musuh bersama, yakni musuh bagi semua agama di dunia yang menyadari & mengakui akhlak mulia & tujuan mulia sebagai bentuk kesempurnaan manusia. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk yang paling mulia di antara semua ciptaan Tuhan.
Akhir kata, dengan membuat tulisan tentang agama, bukan berarti penulis merasa sebagai orang yang benar & suci, tetapi penulis hanya-lah manusia biasa yang memiliki banyak kesalahan, kekurangan, kelemahan, & keburukan. Meskipun demikian, paling tidak penulis berusaha membahas persoalan tersebut dalam cara yang paling umum sehingga dapat diterima semua orang & dapat dikaji bersama untuk mendapatkan pengertian yang ideal tentang suatu persoalan. Di samping itu, maksud penulis membahas hal ini adalah dalam rangka untuk mengembalikan agama pada posisi semestinya yakni sebagai agama yang menjunjung tinggi akhlak yang mulia (berperilaku sesuai nilai-nilai & budi pekerti yang luhur) & agama yang mendorong penganutnya untuk menuju kepada tujuan yang mulia (menjadi hamba Tuhan & menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain). Hal ini agar agama dapat terbebas dari "menjadi kambing hitam" para teroris (yakni menjadikannya dalih untuk membenarkan aksi terorisme) & memisahkannya dari pemikiran yang sempit (yakni memaksakan ajaran/agamanya pada orang lain) & pemikiran yang sesat (yakni menghancurkan orang lain yang memiliki ajaran/agama yang tidak sesuai dengan ajaran/agamanya). Pada akhirnya hal ini dilakukan agar kita dapat menjaga perdamaian dunia & membangun peradaban yang lebih maju & lebih baik.

Friday 1 January 2016

Memaknai tahun baru dengan GerMeIn

Perayaan tahun baru menjadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya sebagai bentuk perpisahan kepada tahun yang lama untuk menyongsong tahun yang baru. Perayaan tahun baru dari tahun ke tahun dilakukan orang-orang dengan cara melakukan pesta yang meriah di daerah tempat tinggalnya/di daerah tempat wisata. Di daerah tempat wisata, disamping bertujuan untuk merayakan tahun baru, orang-orang itu juga memanfaatkan waktu tersebut sebagai momen melakukan rekreasi bersama keluarga/teman. Tidak heran jika setiap pergantian tahun akan terjadi kenaikan jumlah wisatawan secara drastis di sejumlah tempat wisata. Karena meriahnya perayaan, seakan-akan di pusat-pusat keramaian, berubah dalam sekejab menjadi tempat yang penuh sorak sorai oleh bermacam orang dari berbagai tempat. Suka cita mencapai puncaknya ketika sampai pada detik-detik pergantian tahun & pada saat itu ada yang mengiringinya dengan sorak sorai & suara terompet serta suara dentuman & peluncuran kembang api di udara yang terdengar menggelegar & terlihat indah. Langit seolah dilukis dengan pijaran api berbentuk kembang api menyala yang berwarna warni. Melalui perayaan ini, seolah kita mau berkata pada sang waktu, selamat tinggal "tahun lama" & selamat datang "tahun baru".

Untuk mengisi waktu dalam menyongsong & menghabiskan malam tahun baru, orang-orang melakukan berbagai macam kegiatan. Mulai dari kegiatan yang hanya dilakukan untuk sekedar melewatkan malam begitu saja/mengisinya dengan kegiatan yang positif/mengisinya dengan kegiatan yang negatif. Tapi pada dasarnya tahun baru dirayakan dengan makna untuk memperingati waktu yang telah berjalan selama setahun/untuk memperingati akhir perjalanan waktu kita selama setahun sekaligus menyambut awal perjalanan waktu kita pada tahun berikutnya. Berdasarkan hal ini, maka kita dapat memiliki pandangan bahwa akhir sesuatu merupakan awal dari sesuatu yang lain, dengan kata lain akhir tahun merupakan awal dari tahun yang lain. Dari sini, kita dapat memaknai akhir dari sesuatu dalam hidup kita sebagai awal dari sesuatu hal yang lain. Oleh karena itu makna perayaan tahun baru adalah untuk menyadarkan diri kita bahwa akhir tahun ini bukan-lah akhir dari segalanya karena akhir tahun ini adalah awal dari segalanya yakni sebagai awal dalam menyongsong hal baru & kesadaran baru.

Karena pembahasan kita di sini adalah tentang GerMeIn, Gerakan Memajukan Indonesia, maka kita akan memaknai pergantian tahun tersebut dalam sudut pandang gerakan memajukan Indonesia. Seperti yang pernah dibahas sebelumnya bahwa setiap orang "ingin maju" baik dalam hal "apa yang ada dalam dirinya" & "apa yang dimilikinya". Tidak ada orang yang ingin mundur/bahkan terjatuh ke dasar jurang kegagalan karena setiap orang normal di dunia ini memiliki sifat "ingin maju". Jadi dalam memaknai tahun baru, kita akan memandangnya sebagai perjalanan menuju sebuah awal baru, awal memulai gerak maju dengan berpijak pada berbagai peristiwa di masa lalu, bagaimanapun keadaannya. Dengan demikian, meskipun kita dahulu adalah orang gagal, tapi kita terus mencari sesuatu yang menjadi minat-bakat & bidang yang kita kuasai untuk bergerak maju serta menjadikan kegagalan di masa lalu sebagai pengalaman berharga dalam bergerak ke depan. Meskipun masa depan kita belum terlihat cerah, tapi kita terus menggali sesuatu yang berharga dalam diri kita & apa yang kita miliki untuk digunakan sebagai pondasi dalam membangun masa depan & hidup kita agar menjadi berharga.

Untuk memulai langkah maju di atas, di sini akan diringkaskan langkahnya, pertama, melakukan langkah awal yakni dengan mengenali diri kita, mengenali situasi & keadaan diri kita, mengenali potensi diri kita (minat-bakat & bidang yang dikuasai), kemudian langkah ke dua, menjadikan langkah awal tersebut sebagai titik mula/titik awal kita untuk bergerak maju. Dengan demikian kita akan mengetahui apakah kita sudah bergerak maju/tidak bergerak sama sekali/bahkan malah bergerak mundur, karena kita mengetahui di mana titik mula/titik awal kita dalam bergerak. Sebagai contohnya adalah tulisan-tulisan yang penulis buat, untuk membuat tulisan selanjutnya, penulis akan berpijak pada tulisan sebelumnya sebagai pondasi dalam membangun kerangka berpikir berikutnya, sehingga tulisan yang penulis buat akan terus bergerak maju hingga membentuk sebuah bangunan besar sebagai perwujudan pemikiran penulis tentang gerakan memajukan Indonesia. Oleh karena itu, tulisan-tulisan penulis tentang gerakan memajukan Indonesia dapat ditelusuri perkembangannya & kemajuannya.

Kemudian pasti akan ada yang bertanya-tanya atau bahkan berniat meruntuhkan bangunan yang penulis buat. Sebagai jawabannya, penulis sering menyampaikan bahwa penulis adalah manusia biasa yang memiliki kesalahan, kekurangan, kelemahan, & keburukan tetapi penulis punya keinginan untuk maju & oleh karena itu berbagai kritik-saran dari berbagai pihak akan penulis gunakan sebagai bahan dalam memperbaiki & menyempurnakan bangunan yang penulis buat. Dengan demikian penulis menyadari bahwa apa yang penulis lakukan adalah jauh dari sempurna & di luar penulis masih ada orang yang jauh lebih hebat & lebih baik dibanding penulis, meskipun begitu, karena penulis "ingin maju" maka kegagalan & kekalahan yang penulis alami tidak membuat penulis berhenti untuk bergerak di jalan yang telah penulis rintis dengan susah payah & tidak membuat penulis berhenti untuk terus memperbaiki bangunan pemikiran yang penulis buat. Oleh karena itu penulis akan terus melakukan pergerakan di bidang yang dikuasai penulis & dalam hal yang menjadi minat-bakat penulis.

Setelah kita membahas contoh konkret gerak maju yang dilakukan penulis dalam hal tulisan, selanjutnya kita bahas bagaimana penerapan gerak maju ini di lapangan. Saat pertama kali kita memikirkan kata "bergerak maju", maka kita akan memikirkan sesuatu yang abstrak/sesuatu di luar pengalaman kita sehari-hari. Sebagai contoh, misalkan kita adalah seorang yang gagal & putus asa karena merasa tidak memiliki hal berharga yang dapat dibanggakan. Saat dalam situasi & kondisi tersebut, maka kita tidak akan punya bayangan sama sekali tentang apa yang bisa kita lakukan untuk mengubah situasi & keadaan yang sedang kita alami. Tetapi dengan berpegang pada prinsip "tidak ada hal yang sia-sia di dunia ini", maka ketika kita terus mengenali diri & potensi diri (minat-bakat & bidang yang dikuasai), suatu saat nanti kita akan menemukan jalan hidup kita, jalan yang akan mengantarkan kita kepada jawaban atas pertanyaan "Mengapa kita terlahir di dunia?" Jalan berpikir ini juga berlaku bagi seseorang yang memiliki segala fasilitas (harta, tahta, rupa) yakni apa yang bisa dilakukannya dengan fasilitas yang dia punya agar hidupnya menjadi berharga/agar bisa menemukan jawaban atas pertanyaan "Mengapa dia terlahir di dunia dengan fasilitas tersebut?"

Dalam memulai langkah nyata untuk bergerak maju, kita juga tidak perlu membayangkan terlalu muluk-muluk bahwa kita harus "bisa/punya kemampuan" untuk melakukan sesuatu  dengan baik. Selama yang kita lakukan sesuai dengan minat-bakat & bidang yang kita kuasai, maka berbagai kesalahan, kekurangan, kelemahan, & keburukan yang mengiringi kita, tidak menjadi penghalang/menghentikan langkah kita untuk terus menggali & menemukan potensi terpendam/hal berharga yang dapat kita gunakan untuk memberi manfaat kepada orang lain. Segala ejekan & hinaan yang merendahkan & menjatuhkan kita, tidak membuat kita mudah putus asa selama yang kita lakukan adalah untuk menggali potensi diri demi menemukan sesuatu yang berharga yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Ketika kita sudah menemukan potensi terpendam/hal berharga yang ada dalam diri kita, maka saat itu-lah kita mulai mengaktulisasikan/membuatnya nyata dengan cara mendayagunakannya/mengarahkannya kepada suatu tujuan yang berharga yakni untuk memberi manfaat pada orang lain, yang jika diperbesar & diperluas, tujuan tersebut akan menjadi "membangun & memajukan Indonesia" yang pada akhirnya akan memberi manfaat kepada lebih banyak orang.

Dengan demikian, untuk menyambut & mengisi waktu kita setahun ke depan agar lebih berharga, maka ringkasnya adalah dengan cara mengenali potensi diri kemudian melakukan aktualisasi diri dalam gerakan memajukan Indonesia. Masing-masing rakyat Indonesia mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya untuk didayagunakan/diarahkan pada usaha membangun & memajukan Indonesia. Masing-masing rakyat Indonesia bergerak di bidang yang dikuasainya untuk membangun & memajukan Indonesia. Masing-masing rakyat Indonesia mengenali minat & bakatnya yang dapat digunakan untuk membangun & memajukan Indonesia. Masing-masing rakyat Indonesia bersatu padu & bahu membahu membangun & memajukan Indonesia. Masing-masing rakyat Indonesia mengenali potensi negaranya & mendayagunakannya untuk membangun & memajukan Indonesia. Masing-masing rakyat Indonesia menyadari makna perjuangan & pengorbanan besar para pendahulu bangsa dalam melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga perpecahan & pemisahan diri dari NKRI hanya-lah emosi sesaat & solusi instan yang tidak selalu memberikan hasil diharapkan & oleh karena itu daripada sibuk berjuang untuk memisahkan diri, lebih baik memperjuangkan seorang putra daerah yang mengerti & mencintai daerahnya untuk menjadi seorang pemimpin daerah yang akan memperjuangkan & menjadikan daerahnya agar menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, ini-lah negara kita, negara Indonesia, negara dengan beragam suku-budaya & kekayaan alam yang melimpah, negara dengan ribuan pulau & perairan yang membentang luas, negara dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yakni berbeda-beda tetapi tetap satu, Inilah Kita, Inilah Indonesia. Majulah Indonesiaku & Jayalah Selalu.