Setelah membahas hal-hal pokok yang harus kita buka
jalannya pada tulisan sebelumnya, sekarang kita bahas uraian tentang bagaimana menyibak rintangan
pemikiran. Apa yang dibahas penulis dalam tulisan sebelumnya hanyalah
akan menjadi tulisan belaka tanpa makna, bahkan bisa saja itu hanya akan
menjadi dongeng belaka ketika tidak ditindak lanjuti dengan tindakan nyata atau
pemikiran untuk mencari solusi atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
Untuk itu di sini kita akan bahas bagaimana cara untuk menyibak
rintangan-rintangan pemikiran yang biasanya menjadi batu sandungan terbesar
setiap kali seseorang akan melakukan sesuatu.
Rintangan pemikiran yang pertama biasanya adalah pemikiran tentang
siapa yang akan melakukan hal itu? Mengapa hal ini yang menjadi pertanyaannya?
Karena semua yang telah kita bahas sebelumnya adalah sebuah mimpi besar yang
merupakan tugas berat yang sulit untuk diwujudkan jadi nyata. Karena beratnya
tugas tersebut sehingga masing-masing orang akan merasa keberatan untuk
menanggung tugas tersebut. Kemudian jika masing-masing orang tidak bergerak dan
hanya berharap ada orang lain yang akan melakukan tugas tersebut, maka mimpi
besar tersebut sampai kapanpun sulit atau bahkan tidak akan terwujud.
Sekecil apapun mimpi yang kita miliki, jika kita tidak ada
keinginan untuk mewujudkannya, maka mimpi itu tidak akan terwujud. Dan
sebaliknya, sebesar apapun mimpi yang kita miliki, jika kita punya keinginan
untuk mewujudkannya, maka mimpi tersebut secara perlahan akan terwujud juga.
Sebagai contohnya penulis. Dulu penulis memiliki impian yang
sederhana, yakni ingin suatu saat bisa membuat suatu tulisan yang bermanfaat
dan bisa dipublikasikan untuk umum. Pada awalnya, penulis hanya bisa membuat
tulisan pendek. Bahkan tulisan yang penulis buat pada awal-awal penulisan
hanyalah terdiri dari beberapa kalimat. Pernah juga penulis membuat puisi yang
terdiri dari beberapa kata dan beberapa baris saja. Sehingga terkesan itu
adalah tulisan main-main. Tapi apa yang penulis buat itu tidaklah main-main.
Sebelum menyelesaikan pembuatan tulisan itu, penulis sudah berusaha dan
berpikir keras untuk merancang kata demi kata dan baris demi baris serta
mempertimbangkan aspek keindahan pengungkapan.
Lebih jauh lagi sebelum penulis mulai memiliki keinginan
untuk menulis, dahulu penulis senang membuat tulisan singkat, padat, dan penuh
makna yang awalnya hanyalah merupakan status yang penulis buat di media sosial.
Sambil bercanda dan bermain kreasi kata-kata atau bahkan terlibat dalam seri
percakapan panjang dengan teman di sosial media, penulis mulai mengenal
bermacam orang, suku, bangsa, ide hingga cinta. Dari sinilah mulai timbul
keinginan-keinginan kecil dan sederhana kemudian terus meningkat hingga
sekarang.
Pada akhirnya kini, mimpi penulis yang ingin agar bisa
membuat tulisan yang bermanfaat dan bisa dipublikasikan untuk umum, terwujud.
Meskipun kadar manfaat yang terkandung dari tulisan penulis, hanya para
pembacalah yang bisa menilai, dan meskipun jumlah seluruh pembaca tulisan ini
penulis tidak tahu, tapi penulis sudah merasakan kepuasan batin karena telah
berhasil mewujudkan mimpi kecil yang dulu pernah terasa sulit untuk
mewujudkannya.
Hal ini juga berlaku untuk mimpi besar yang akan kita
wujudkan bersama-sama. Mengapa kita wujudkan secara bersama-sama? Karena bagi
penulis, mewujudkan mimpi kecil dan sederhana saja membutuhkan upaya yang besar
dan dengan susah payah, apalagi mimpi besar sebesar negara Indonesia yang
terdiri dari ribuan pulau dan dengan luas perairan yang sangat luas, hal ini
jelas mustahil jika dilakukan seorang diri.
Tapi apakah mungkin, mimpi besar terwujud jika dilakukan
bersama-sama? Semua hal masih mungkin untuk terwujud menjadi nyata jika masih
bisa dipikirkan dan masih bisa dibayangkan penerapan atau pelaksanaannya di
dunia nyata. Sehingga mimpi besar untuk memajukan Indonesia pun masih
memungkinkan untuk terwujud menjadi nyata.
Konsep mewujudkan mimpi besar untuk memajukan Indonesia
adalah cukup sederhana, yakni dengan cara membagi-bagi segala dimensi atau
aspek yang ada di Indonesia ke dalam bagian-bagian kecil kemudian menugaskan
setiap orang yang berkompeten di bidangnya masing-masing untuk berkarya
seluas-luasnya dan sebesar-besarnya untuk memajukan bidang yang dikuasainya
itu. Dengan begitu, lambat laun Indonesia pada akhirnya akan mengalami
kemajuan.
Jika diringkaskan lagi dengan bahasa yang mudah adalah
dengan cara mengenali potensi diri kemudian mendayagunakan potensi tersebut
untuk mengembangkan dan memajukan Indonesia. Apabila setiap warga Indonesia
telah mengenali potensi dirinya masing-masing dan mendayagunakan potensi
tersebut di bidang-bidang yang mereka kuasai maka negara Indonesia tidak lama
lagi dapat menjadi negara maju dan besar.
Sehingga rintangan pemikiran pertama yakni siapa yang harus
memulai melakukan ini semua? Jawabannya adalah setiap orang Indonesia. Tidak
perlu menuntut orang lain harus melakukan ini dan itu, tapi kita lakukan
sendiri saja apapun yang kita bisa lakukan. Terserah apa saja, yang penting,
yang kita lakukan adalah sesuatu yang menjadi minat, bakat, dan bidang kita
masing-masing. Kemudian berkaryalah sebanyak mungkin hingga akhirnya kita dapat
menghasilkan karya besar yang bisa dipersembahkan untuk Indonesia dan dunia,
sebagai buah kerja keras kita dalam menggeluti apa yang kita sukai.
Termasuk hal ini adalah apa yang dilakukan penulis sekarang.
Inilah pemikiran penulis, inilah tulisan penulis, inilah kemampuan penulis dan
inilah karya yang bisa penulis persembahkan untuk Indonesia. Meskipun apabila
yang dilakukan penulis adalah sesuatu yang remeh dan kecil, tapi inilah manfaat
yang bisa diberikan oleh penulis kepada yang lain. Meskipun yang dilakukan
penulis adalah sesuatu yang tidak berarti dan tidak memberi pengaruh apa-apa
pada kemajuan Indonesia, tapi paling tidak penulis telah berusaha semampunya
menorehkan setitik debu di angkasa untuk mewarnai indahnya lukisan cakrawala
langit dunia.
Memang penulis memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan
atau bahkan keburukan yang membuat penulis menjadi tidak pantas untuk
berkata-kata atau berpendapat bijaksana, tetapi ijinkan penulis memberikan
secercah manfaat cahaya lilin yang bisa diambil dari pemikiran penulis agar
kehidupannya dapat memberi makna dan manfaat kepada yang lain.
Rintangan pemikiran yang ke dua, apakah kita pantas
melakukannya atau apakah kita bisa melakukannya? Kita tidak perlu terlalu jauh
memikirkan apakah kita pantas melakukannya atau apakah kita bisa melakukannya.
Yang terpenting, lakukan saja sekarang apa yang ingin kita lakukan. Tapi dengan
catatan, apa yang ingin kita lakukan adalah hal-hal positif dan tidak melanggar
aturan.
Pada saat awal-awal penulis membuat tulisan tentang
"Gerakan Memajukan Indonesia" atau GerMeIn, penulis kadang kala merasa
bahwa penulis tidak pantas atau kadang juga sempat berpikir bahwa apakah
penulis "bisa menulis" dan menguraikan secara mendalam sebuah tema
besar dan berat mengenai suatu gerakan masif yang mencakup seluruh warga negara
Indonesia bahkan jika diperluas lagi menjadi suatu gerakan global yang dapat
mengubah tatanan dunia kepada suatu tatanan dunia baru?
Perasaan dan pemikiran yang kurang percaya diri tersebut
pada awalnya membuat penulis begitu sensitif dengan sedikit saja omongan atau
tulisan orang yang penulis rasa sedang menyinggung apa yang penulis lakukan.
Awalnya berat dan memberikan tekanan yang luar biasa karena penulis mengambil
resiko besar yang berkaitan dengan persoalan yang dianggap orang sebagai suatu
hal yang muluk-muluk dan bagaikan dongeng atau mimpi di siang bolong.
Tapi penulis tidak menyerah, karena apa yang penulis bahas
adalah suatu hal yang positif dan tidak ada niat dalam diri penulis untuk
sok-sok-an menjadi seorang yang idealis, padahal di dunia nyata, penulis
terlihat biasa saja dan tidak memiliki sesuatu yang menonjol, apalagi prestasi
yang dapat dibanggakan.
Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah orang biasa dan
belum memiliki prestasi yang patut dibanggakan. Dan penulis juga menyadari
bahwa penulis masih memiliki banyak kelemahan, kekurangan, kesalahan, serta
keburukan. Tapi penulis hanya berusaha menerapkan sedikit makna dari kata-kata:
manusia terbaik adalah manusia yang paling banyak manfaatnya. Meskipun sedikit
yang bisa penulis terapkan dari kata-kata tersebut, tapi hal inilah yang
mendasari pemikiran penulis untuk tetap bertahan pada pemikiran tentang Gerakan
Memajukan Indonesia (GerMeIn). Walaupun kadang seolah penulis merasa sendirian
ketika menyuarakan ide tentang gerakan ini, tapi penulis tidak peduli, karena penulis
yakin suatu saat nanti ada orang lain yang akan mendengarkannya dan ikut
memperjuangkannya. Entah pada generasi sekarang atau bahkan pada beberapa
generasi berikutnya.
Karena sebenarnya Gerakan Memajukan Indonesia adalah gerakan
mengenali diri yakni gerakan untuk mengenali potensi diri kemudian
mendayagunakan potensi tersebut untuk memberi manfaat kepada yang lain. Ketika
kita sudah bisa mengenali diri, maka kita bisa mengenali Tuhan. Mengapa
mengenali diri berkaitan dengan mengenali Tuhan? Karena sifat Tuhan dengan
kadar yang sangat kecil, ada di dalam diri manusia. Sehingga ketika kita bisa
mengenali sifat-sifat terbaik yang ada dalam diri kita, maka kita akan bisa
mengenali kesempurnaan dari sifat-sifat Tuhan.
Dengan demikian, sebenarnya gerakan mengenali diri adalah
gerakan universal. Mengapa demikian? Karena di dalam seluruh perjalanan hidup
manusia, semuanya adalah berisi tentang mengenali dirinya sendiri. Agar
memahami maksud pernyataan ini, maka mari kita renungkan bersama, bukankah
ketika masih bayi dan anak-anak, semua orang memberitahu dan mengajari siapa
nama kita dan bagaimana caranya berpikir, merasa, berkata, bertindak dan lain
sebagainya? Kemudian pada saat remaja, dewasa hingga akhir hayat, kita mulai
mengenali dan menyadari lingkungan yang ada di sekitar kita serta mulai
mengenali diri dan arah hidup ke depan. Jika seseorang sudah sampai pada
gambaran tujuan hidupnya, maka seseorang akan menginsafi dan membaktikan
dirinya di jalan kebaikan. Oleh karena itu, mengenali diri akan selalu dilakukan
setiap manusia di dunia sebagai refleksi dari kemampuan akalnya untuk menyerap,
menyadari dan menyatakan keberadaannya berdasarkan konsep diri yang dia kenali.
Tetapi Gerakan Memajukan Indonesia (GerMeIn) yang penulis
cetuskan ini, jika diketengahkan pada sejarah perjalanan Indonesia dari awal
sampai sekarang, bukanlah konsep atau ide baru. Bahkan tokoh-tokoh besar
Indonesia, sebenarnya punya ide atau konsep yang sama, tetapi diutarakan dalam
bahasa atau kalimat yang berbeda. Begitu pula pada sebagian orang Indonesia
yang memiliki pemikiran dan perjuangan yang besar untuk negaranya, sebenarnya
juga memiliki konsep atau ide yang sama dengan penulis, hanya berbeda dalam
cara pengungkapannya saja.
Jika ditarik lagi secara garis besar, maka apa yang penulis
lakukan ini hanyalah untuk melengkapi dan mewarnai ide-ide ataupun
gerakan-gerakan yang sudah ada sebelum yang penulis lakukan. Bahkan kalaupun
ada ide atau gerakan yang sudah berjalan dalam cakupan yang lebih besar dan
dalam waktu yang lebih lama tentang memajukan Indonesia, maka Gerakan Memajukan
Indonesia (GerMeIn) ini dapat melebur di dalamnya sehingga penulis nanti
tinggal membantu ikut serta dalam berbagi ide dan pemikiran. Semuanya tinggal
diatur dan dikoordinasikan agar gerakannya dapat selaras, serasi, dan seimbang.
Penjelasan panjang dan lebar sebelumnya adalah uraian
tentang bagaimana penulis menyibak rintangan tentang pemikiran "merasa
tidak pantas dan merasa tidak bisa" untuk memulai dan melakukan apapun
yang bisa kita lakukan sesuai dengan potensi diri untuk mengembangkan dan
memajukan Indonesia. Pada intinya cara untuk menyibak rintangan pemikiran ini
adalah dengan meyakinkan diri bahwa "kita layak dan kita bisa" untuk
melakukan apapun yang bisa kita lakukan sesuai dengan minat dan bakat kita
dalam rangka memajukan Indonesia.
Rintangan pemikiran ke tiga, merasa pesimis untuk bisa
mewujudkan impian besar ini karena banyaknya masalah serta situasi dan kondisi
yang sulit atau parah. Jika mendengar berita jumlah uang yang dikorupsi serta deretan
pejabat yang tertangkap karena kasus korupsi, maka ada sebagian kita yang akan
merasa pesimis untuk bisa memperbaiki negara Indonesia yang sudah rusak seperti
itu. Belum lagi masalah-masalah lain seperti masalah narkoba, eksploitasi
sumberdaya Indonesia oleh asing, masalah ekonomi yang belum stabil, masalah
sosial, dan lain sebagainya. Seolah Indonesia digempur berbagai masalah dari
banyak segi, sehingga dalam situasi dan kondisi yang sulit seperti ini, seolah
usaha perbaikan yang dilakukan oleh seseorang akan sia-sia. Oleh karena itu,
tidak mengherankan jika ada sebagian orang yang merasa pesimis untuk mulai
melakukan perbaikan terhadap Indonesia. Bahkan ada prediksi bahwa di tahun
2030, Indonesia terancam bubar.
Apakah ketika kita diterpa berbagai kesulitan dan kesusahan
kemudian kita hanya bisa menyerah pasrah menunggu waktu untuk menerima
kehancuran? Bisa jadi prediksi kehancuran itu benar adanya jika kita hanya diam
menerima kekalahan tanpa perjuangan mempertahankan dan membangun kembali reruntuhan
yang telah roboh karena ulah oknum bangsa sendiri maupun bangsa asing.
Selama bendera merah putih masih berkibar tinggi, tiada kata
akhir dalam memperjuangkan negara Indonesia. Selama tanah air Indonesia masih
berdiri kukuh membentang di hamparan bumi pertiwi, maka rakyat Indonesia wajib
menjaga dan mempertahankan kedaulatannya dari tangan asing. Selama nama
Indonesia masih terukir dalam setiap bayi yang terlahir di bumi Indonesia, maka
seluruh warga negara Indonesia wajib membela dengan tumpah darahnya terhadap
ancaman dari luar. Selama merah darah kita dan putih tulang kita, maka seluruh
bangsa Indonesia wajib menjaga keutuhan negara Indonesia.
Meskipun negara Indonesia dilanda banyak masalah, seluruh
bangsa Indonesia harus tetap bersatu dan bersama-sama membangun dan memajukan
Indonesia. Tidak perlu memikirkan seberapa parah masalah yang dihadapi negara
Indonesia, bagi rakyat kecil yang terpenting adalah hal kecil apa yang bisa
kita lakukan untuk menyelamatkan negara ini dari kerusakan dan kehancuran?
Begitupula bagi rakyat yang memiliki kekuasaan yang besar, maka hal besar apa
yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan negara ini dari kerusakan dan
kehancuran?
Mengapa rakyat kecil dan besar harus bersama-sama dan ikut
bertanggung jawab terhadap masa depan Indonesia? Karena ibarat kata, negara
adalah sebuah kapal besar yang menampung seluruh rakyat kecil maupun besar.
Ketika ada badai besar kemudian rakyat kecil dan rakyat besar tidak ada
kekompakan untuk mempertahankan kapal, maka kapal akan mudah tenggelam. Rakyat
kecil ibarat pekerja yang memiliki sebagian kecil sumber daya kapal, sedangkan
rakyat besar ibarat tuan yang memiliki sebagian besar sumber daya kapal.
Sebenarnya rakyat kecil dan rakyat besar memiliki hubungan yang sangat erat dan
saling membutuhkan. Ketika ada kerusakan karena terpaan badai dan ombak, maka
yang bekerja memperbaiki dan membangun kembali kerusakan yang ada adalah para
pekerja atau rakyat kecil sedangkan rakyat besar sebagai penyedia sumber daya
untuk perbaikan tersebut. Ketika mesin kapal mogok dan membuat kapal tidak bisa
bergerak, maka seluruh rakyat bahu membahu mendayung kapal bersama-sama. Rakyat
kecil mendayung dengan dayung kecilnya, sedangkan rakyat besar dengan dayung
besarnya. Kapal tidak mungkin bisa bergerak dengan hanya didayung oleh
segelintir rakyat besar dengan dayung besarnya, dan sebaliknya, kapal kesulitan
untuk bergerak meski didayung oleh banyak rakyat kecil dengan dayung kecilnya.
Di dunia nyata pun begitu. Pengusaha kaya membutuhkan banyak
pekerja (baik langsung maupun tidak langsung) untuk tetap mendukungnya dalam
mempertahankan dan menambah kekayaannya. Sedangkan rakyat kecil membutuhkan
orang kaya dalam menyediakan lapangan kerjanya. Bahkan sebenarnya kalau mau
jujur, sebenarnya konsumen dari sebagian besar kekayaan pengusaha kaya berasal
dari rakyat kecil. Bukankah produk atau jasa yang disediakan oleh pengusaha
kaya dibeli dan digunakan oleh masyarakat yang pada umumnya adalah termasuk
kategori rakyat kecil? Dan itulah mengapa konsep zakat, infak, dan sedekah itu
ada di dalam agama, karena salah satunya berkaitan dengan hal ini. Memang agama
memiliki konsep dan solusi yang sangat jauh ke depan serta merupakan pedoman
terbaik untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan karena berasal dari Tuhan
semesta alam yang mengetahui segala yang dibutuhkan manusia.
Apalagi ketika kondisi genting dan darurat seperti ketika
ada peperangan, tidak mungkin si kaya hanya mengandalkan seluruh kekayaannya
untuk mempertahankan diri, karena dalam peperangan pasti dibutuhkan sejumlah
besar prajurit sedangkan jumlah orang kaya cuma segelintir. Jadi rakyat besar
dan rakyat kecil saling membutuhkan satu sama lain untuk mempertahankan
keberlangsungan negara Indonesia.
Kemudian rintangan pemikiran yang ke empat, pikiran untuk
memisahkan diri dari Indonesia sebagai solusi instan untuk mengatasi permasalahan
dan kekecewaan terhadap pemerintah. Ketika suatu daerah merasa memiliki sumber
daya yang banyak dan besar, kemudian merasa pemerintah tidak adil atau tidak
dapat mengelola sumber daya tersebut dengan baik sehingga akibatnya rakyat di
daerah tersebut tidak terurus dengan baik atau merasakan kesusahan dan
penderitaan hidup, maka kadang kala muncul sebagian rakyat yang memberontak
bahkan mendorong adanya ide pemisahan diri dari Indonesia. Ide ini tidak
sepenuhnya salah tapi tidak pula sepenuhnya benar. Karena pemisahan diri dari
Indonesia ini adalah solusi instan yang tidak selalu akan memecahkan masalah
yang dihadapi, bahkan bisa jadi malah akan menimbulkan masalah yang lebih
besar. Karena isu disintegrasi bangsa biasanya akan ditumpangi dengan
kepentingan asing yang ingin menguasai sumber daya di wilayah tersebut. Mengapa
demikian? Karena di era modern seperti sekarang, penjajahan pun masih ada
meskipun dengan cara halus dan tidak kelihatan. Intinya ketika kita tidak bisa
bebas mengelola, mengatur dan menentukan sumber daya dan masa depan negara
sendiri, berarti kita masih terjajah. Atau ketika kita tidak bisa menunjukkan
jati diri sebagai bangsa yang besar yakni sebagai bangsa Indonesia yang
memiliki budaya dan budi pekerti yang luhur, berarti kita masih terjajah.
Apalagi jika pemikiran untuk memisahkan diri dari Indonesia
dihadapkan kepada sejarah perjuangan para pahlawan yang berkorban dengan jiwa
raganya, maka kita sebagai anak cucu atau generasi penerus dari para leluhur
bangsa Indonesia, harusnya malu. Karena mereka berjuang mati-matian untuk
mempertahankan kemerdekaan dan mempersatukan negara Indonesia, malah kita
dengan mudahnya menghancurkannya. Tidakkah kita renungkan hal itu?
Jika memang pemerintah dianggap tidak bisa mengelola daerah
dengan baik, maka solusinya bukan memisahkan diri dari Indonesia, tetapi ganti
pemimpin pemerintahnya dan pilihlah pemimpin yang mau dan mampu membangun dan
memperjuangkan daerah tersebut agar bisa lebih berkembang dan maju.
Ketika kita memisahkan diri dari Indonesia, maka pemisahan
tersebut hanya akan melemahkan kekuatan besar yang kita miliki. Coba kita
renungkan, daerah dengan sumber daya alamnya yang tinggi biasanya memiliki
kekurangan dalam hal sumber daya manusianya. Begitupun sebaliknya, daerah
dengan sumber daya manusianya yang tinggi, biasanya memiliki kekurangan dalam
hal sumber daya alamnya. Ini merupakan kenyataan dan merupakan hukum alam
karena Tuhan Maha Adil, yang dengan keadilanNYA membagi-bagikan kelebihan dan
kekurangan kepada segala sesuatu agar mereka bisa saling mengenal dan
bekerjasama serta serta bisa saling berbagi satu sama lain.
Jadi pemisahan diri dari Indonesia bukanlah solusi yang
terbaik, karena justru akan membuat kita lemah satu sama lain. Dengan kita
saling bersama, maka membuka peluang lebih besar untuk bisa menjadi lebih baik
dan maju lebih cepat. Jika kita berpisah, maka akan menghambat dan memperlambat
segala kemajuan yang mungkin bisa terwujud ketika kita bisa bersama. Itulah
mengapa, pemilihan kepala daerah merupakan persoalan penting dan bukan
persoalan main-main. Sehingga harus dipilih pemimpin yang memang bisa membawa
kemajuan kepada daerahnya, bukan pemimpin yang berani membayar berapa kepada
kita di saat pemilihan kepala daerah berlangsung.
Sementara ini dulu, ide dan pemikiran yang penulis bisa
sampaikan kepada para pembaca. Memang pada beberapa bagian, penulis tidak
membahasnya secara mendalam karena harap maklum bahwa penulis juga memiliki
keterbatasan. Jika para pembaca atau penulis lain ada yang bisa membahasnya
secara lebih mendalam, maka dipersilahkan.
Akhir kata, mimpi besar ini adalah sebuah usaha besar dan
masif yang tidak bisa dilakukan oleh satu dua orang saja. Tetapi harus didukung
oleh seluruh warga negara Indonesia. Karena negara Indonesia adalah milik semua
orang Indonesia dan semua orang Indonesia berhak untuk membangun,
mengembangkan, dan memajukan Indonesia sesuai dengan minat, bakat, dan bidang
yang mampu kita kerjakan.
Lakukanlah dengan hati dan lakukanlah dengan cinta, yakni
cinta pada bidang pekerjaan yang kita lakukan dan cinta pada Indonesia.