Monday 30 April 2018

Mimpi Besar untuk Indonesia: Menyibak Rintangan Pemikiran (Bagian Ke Dua)



Setelah membahas hal-hal pokok yang harus kita buka jalannya pada tulisan sebelumnya, sekarang kita bahas uraian tentang bagaimana menyibak rintangan pemikiran. Apa yang dibahas penulis dalam tulisan sebelumnya hanyalah akan menjadi tulisan belaka tanpa makna, bahkan bisa saja itu hanya akan menjadi dongeng belaka ketika tidak ditindak lanjuti dengan tindakan nyata atau pemikiran untuk mencari solusi atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Untuk itu di sini kita akan bahas bagaimana cara untuk menyibak rintangan-rintangan pemikiran yang biasanya menjadi batu sandungan terbesar setiap kali seseorang akan melakukan sesuatu.

Rintangan pemikiran yang pertama biasanya adalah pemikiran tentang siapa yang akan melakukan hal itu? Mengapa hal ini yang menjadi pertanyaannya? Karena semua yang telah kita bahas sebelumnya adalah sebuah mimpi besar yang merupakan tugas berat yang sulit untuk diwujudkan jadi nyata. Karena beratnya tugas tersebut sehingga masing-masing orang akan merasa keberatan untuk menanggung tugas tersebut. Kemudian jika masing-masing orang tidak bergerak dan hanya berharap ada orang lain yang akan melakukan tugas tersebut, maka mimpi besar tersebut sampai kapanpun sulit atau bahkan tidak akan terwujud.

Sekecil apapun mimpi yang kita miliki, jika kita tidak ada keinginan untuk mewujudkannya, maka mimpi itu tidak akan terwujud. Dan sebaliknya, sebesar apapun mimpi yang kita miliki, jika kita punya keinginan untuk mewujudkannya, maka mimpi tersebut secara perlahan akan terwujud juga.

Sebagai contohnya penulis. Dulu penulis memiliki impian yang sederhana, yakni ingin suatu saat bisa membuat suatu tulisan yang bermanfaat dan bisa dipublikasikan untuk umum. Pada awalnya, penulis hanya bisa membuat tulisan pendek. Bahkan tulisan yang penulis buat pada awal-awal penulisan hanyalah terdiri dari beberapa kalimat. Pernah juga penulis membuat puisi yang terdiri dari beberapa kata dan beberapa baris saja. Sehingga terkesan itu adalah tulisan main-main. Tapi apa yang penulis buat itu tidaklah main-main. Sebelum menyelesaikan pembuatan tulisan itu, penulis sudah berusaha dan berpikir keras untuk merancang kata demi kata dan baris demi baris serta mempertimbangkan aspek keindahan pengungkapan.

Lebih jauh lagi sebelum penulis mulai memiliki keinginan untuk menulis, dahulu penulis senang membuat tulisan singkat, padat, dan penuh makna yang awalnya hanyalah merupakan status yang penulis buat di media sosial. Sambil bercanda dan bermain kreasi kata-kata atau bahkan terlibat dalam seri percakapan panjang dengan teman di sosial media, penulis mulai mengenal bermacam orang, suku, bangsa, ide hingga cinta. Dari sinilah mulai timbul keinginan-keinginan kecil dan sederhana kemudian terus meningkat hingga sekarang.

Pada akhirnya kini, mimpi penulis yang ingin agar bisa membuat tulisan yang bermanfaat dan bisa dipublikasikan untuk umum, terwujud. Meskipun kadar manfaat yang terkandung dari tulisan penulis, hanya para pembacalah yang bisa menilai, dan meskipun jumlah seluruh pembaca tulisan ini penulis tidak tahu, tapi penulis sudah merasakan kepuasan batin karena telah berhasil mewujudkan mimpi kecil yang dulu pernah terasa sulit untuk mewujudkannya.

Hal ini juga berlaku untuk mimpi besar yang akan kita wujudkan bersama-sama. Mengapa kita wujudkan secara bersama-sama? Karena bagi penulis, mewujudkan mimpi kecil dan sederhana saja membutuhkan upaya yang besar dan dengan susah payah, apalagi mimpi besar sebesar negara Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan dengan luas perairan yang sangat luas, hal ini jelas mustahil jika dilakukan seorang diri.

Tapi apakah mungkin, mimpi besar terwujud jika dilakukan bersama-sama? Semua hal masih mungkin untuk terwujud menjadi nyata jika masih bisa dipikirkan dan masih bisa dibayangkan penerapan atau pelaksanaannya di dunia nyata. Sehingga mimpi besar untuk memajukan Indonesia pun masih memungkinkan untuk terwujud menjadi nyata.

Konsep mewujudkan mimpi besar untuk memajukan Indonesia adalah cukup sederhana, yakni dengan cara membagi-bagi segala dimensi atau aspek yang ada di Indonesia ke dalam bagian-bagian kecil kemudian menugaskan setiap orang yang berkompeten di bidangnya masing-masing untuk berkarya seluas-luasnya dan sebesar-besarnya untuk memajukan bidang yang dikuasainya itu. Dengan begitu, lambat laun Indonesia pada akhirnya akan mengalami kemajuan.

Jika diringkaskan lagi dengan bahasa yang mudah adalah dengan cara mengenali potensi diri kemudian mendayagunakan potensi tersebut untuk mengembangkan dan memajukan Indonesia. Apabila setiap warga Indonesia telah mengenali potensi dirinya masing-masing dan mendayagunakan potensi tersebut di bidang-bidang yang mereka kuasai maka negara Indonesia tidak lama lagi dapat menjadi negara maju dan besar.

Sehingga rintangan pemikiran pertama yakni siapa yang harus memulai melakukan ini semua? Jawabannya adalah setiap orang Indonesia. Tidak perlu menuntut orang lain harus melakukan ini dan itu, tapi kita lakukan sendiri saja apapun yang kita bisa lakukan. Terserah apa saja, yang penting, yang kita lakukan adalah sesuatu yang menjadi minat, bakat, dan bidang kita masing-masing. Kemudian berkaryalah sebanyak mungkin hingga akhirnya kita dapat menghasilkan karya besar yang bisa dipersembahkan untuk Indonesia dan dunia, sebagai buah kerja keras kita dalam menggeluti apa yang kita sukai.

Termasuk hal ini adalah apa yang dilakukan penulis sekarang. Inilah pemikiran penulis, inilah tulisan penulis, inilah kemampuan penulis dan inilah karya yang bisa penulis persembahkan untuk Indonesia. Meskipun apabila yang dilakukan penulis adalah sesuatu yang remeh dan kecil, tapi inilah manfaat yang bisa diberikan oleh penulis kepada yang lain. Meskipun yang dilakukan penulis adalah sesuatu yang tidak berarti dan tidak memberi pengaruh apa-apa pada kemajuan Indonesia, tapi paling tidak penulis telah berusaha semampunya menorehkan setitik debu di angkasa untuk mewarnai indahnya lukisan cakrawala langit dunia.

Memang penulis memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan atau bahkan keburukan yang membuat penulis menjadi tidak pantas untuk berkata-kata atau berpendapat bijaksana, tetapi ijinkan penulis memberikan secercah manfaat cahaya lilin yang bisa diambil dari pemikiran penulis agar kehidupannya dapat memberi makna dan manfaat kepada yang lain.

Rintangan pemikiran yang ke dua, apakah kita pantas melakukannya atau apakah kita bisa melakukannya? Kita tidak perlu terlalu jauh memikirkan apakah kita pantas melakukannya atau apakah kita bisa melakukannya. Yang terpenting, lakukan saja sekarang apa yang ingin kita lakukan. Tapi dengan catatan, apa yang ingin kita lakukan adalah hal-hal positif dan tidak melanggar aturan.

Pada saat awal-awal penulis membuat tulisan tentang "Gerakan Memajukan Indonesia" atau GerMeIn, penulis kadang kala merasa bahwa penulis tidak pantas atau kadang juga sempat berpikir bahwa apakah penulis "bisa menulis" dan menguraikan secara mendalam sebuah tema besar dan berat mengenai suatu gerakan masif yang mencakup seluruh warga negara Indonesia bahkan jika diperluas lagi menjadi suatu gerakan global yang dapat mengubah tatanan dunia kepada suatu tatanan dunia baru?

Perasaan dan pemikiran yang kurang percaya diri tersebut pada awalnya membuat penulis begitu sensitif dengan sedikit saja omongan atau tulisan orang yang penulis rasa sedang menyinggung apa yang penulis lakukan. Awalnya berat dan memberikan tekanan yang luar biasa karena penulis mengambil resiko besar yang berkaitan dengan persoalan yang dianggap orang sebagai suatu hal yang muluk-muluk dan bagaikan dongeng atau mimpi di siang bolong.

Tapi penulis tidak menyerah, karena apa yang penulis bahas adalah suatu hal yang positif dan tidak ada niat dalam diri penulis untuk sok-sok-an menjadi seorang yang idealis, padahal di dunia nyata, penulis terlihat biasa saja dan tidak memiliki sesuatu yang menonjol, apalagi prestasi yang dapat dibanggakan.

Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah orang biasa dan belum memiliki prestasi yang patut dibanggakan. Dan penulis juga menyadari bahwa penulis masih memiliki banyak kelemahan, kekurangan, kesalahan, serta keburukan. Tapi penulis hanya berusaha menerapkan sedikit makna dari kata-kata: manusia terbaik adalah manusia yang paling banyak manfaatnya. Meskipun sedikit yang bisa penulis terapkan dari kata-kata tersebut, tapi hal inilah yang mendasari pemikiran penulis untuk tetap bertahan pada pemikiran tentang Gerakan Memajukan Indonesia (GerMeIn). Walaupun kadang seolah penulis merasa sendirian ketika menyuarakan ide tentang gerakan ini, tapi penulis tidak peduli, karena penulis yakin suatu saat nanti ada orang lain yang akan mendengarkannya dan ikut memperjuangkannya. Entah pada generasi sekarang atau bahkan pada beberapa generasi berikutnya.

Karena sebenarnya Gerakan Memajukan Indonesia adalah gerakan mengenali diri yakni gerakan untuk mengenali potensi diri kemudian mendayagunakan potensi tersebut untuk memberi manfaat kepada yang lain. Ketika kita sudah bisa mengenali diri, maka kita bisa mengenali Tuhan. Mengapa mengenali diri berkaitan dengan mengenali Tuhan? Karena sifat Tuhan dengan kadar yang sangat kecil, ada di dalam diri manusia. Sehingga ketika kita bisa mengenali sifat-sifat terbaik yang ada dalam diri kita, maka kita akan bisa mengenali kesempurnaan dari sifat-sifat Tuhan.

Dengan demikian, sebenarnya gerakan mengenali diri adalah gerakan universal. Mengapa demikian? Karena di dalam seluruh perjalanan hidup manusia, semuanya adalah berisi tentang mengenali dirinya sendiri. Agar memahami maksud pernyataan ini, maka mari kita renungkan bersama, bukankah ketika masih bayi dan anak-anak, semua orang memberitahu dan mengajari siapa nama kita dan bagaimana caranya berpikir, merasa, berkata, bertindak dan lain sebagainya? Kemudian pada saat remaja, dewasa hingga akhir hayat, kita mulai mengenali dan menyadari lingkungan yang ada di sekitar kita serta mulai mengenali diri dan arah hidup ke depan. Jika seseorang sudah sampai pada gambaran tujuan hidupnya, maka seseorang akan menginsafi dan membaktikan dirinya di jalan kebaikan. Oleh karena itu, mengenali diri akan selalu dilakukan setiap manusia di dunia sebagai refleksi dari kemampuan akalnya untuk menyerap, menyadari dan menyatakan keberadaannya berdasarkan konsep diri yang dia kenali.

Tetapi Gerakan Memajukan Indonesia (GerMeIn) yang penulis cetuskan ini, jika diketengahkan pada sejarah perjalanan Indonesia dari awal sampai sekarang, bukanlah konsep atau ide baru. Bahkan tokoh-tokoh besar Indonesia, sebenarnya punya ide atau konsep yang sama, tetapi diutarakan dalam bahasa atau kalimat yang berbeda. Begitu pula pada sebagian orang Indonesia yang memiliki pemikiran dan perjuangan yang besar untuk negaranya, sebenarnya juga memiliki konsep atau ide yang sama dengan penulis, hanya berbeda dalam cara pengungkapannya saja.

Jika ditarik lagi secara garis besar, maka apa yang penulis lakukan ini hanyalah untuk melengkapi dan mewarnai ide-ide ataupun gerakan-gerakan yang sudah ada sebelum yang penulis lakukan. Bahkan kalaupun ada ide atau gerakan yang sudah berjalan dalam cakupan yang lebih besar dan dalam waktu yang lebih lama tentang memajukan Indonesia, maka Gerakan Memajukan Indonesia (GerMeIn) ini dapat melebur di dalamnya sehingga penulis nanti tinggal membantu ikut serta dalam berbagi ide dan pemikiran. Semuanya tinggal diatur dan dikoordinasikan agar gerakannya dapat selaras, serasi, dan seimbang.

Penjelasan panjang dan lebar sebelumnya adalah uraian tentang bagaimana penulis menyibak rintangan tentang pemikiran "merasa tidak pantas dan merasa tidak bisa" untuk memulai dan melakukan apapun yang bisa kita lakukan sesuai dengan potensi diri untuk mengembangkan dan memajukan Indonesia. Pada intinya cara untuk menyibak rintangan pemikiran ini adalah dengan meyakinkan diri bahwa "kita layak dan kita bisa" untuk melakukan apapun yang bisa kita lakukan sesuai dengan minat dan bakat kita dalam rangka memajukan Indonesia.

Rintangan pemikiran ke tiga, merasa pesimis untuk bisa mewujudkan impian besar ini karena banyaknya masalah serta situasi dan kondisi yang sulit atau parah. Jika mendengar berita jumlah uang yang dikorupsi serta deretan pejabat yang tertangkap karena kasus korupsi, maka ada sebagian kita yang akan merasa pesimis untuk bisa memperbaiki negara Indonesia yang sudah rusak seperti itu. Belum lagi masalah-masalah lain seperti masalah narkoba, eksploitasi sumberdaya Indonesia oleh asing, masalah ekonomi yang belum stabil, masalah sosial, dan lain sebagainya. Seolah Indonesia digempur berbagai masalah dari banyak segi, sehingga dalam situasi dan kondisi yang sulit seperti ini, seolah usaha perbaikan yang dilakukan oleh seseorang akan sia-sia. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada sebagian orang yang merasa pesimis untuk mulai melakukan perbaikan terhadap Indonesia. Bahkan ada prediksi bahwa di tahun 2030, Indonesia terancam bubar.

Apakah ketika kita diterpa berbagai kesulitan dan kesusahan kemudian kita hanya bisa menyerah pasrah menunggu waktu untuk menerima kehancuran? Bisa jadi prediksi kehancuran itu benar adanya jika kita hanya diam menerima kekalahan tanpa perjuangan mempertahankan dan membangun kembali reruntuhan yang telah roboh karena ulah oknum bangsa sendiri maupun bangsa asing.

Selama bendera merah putih masih berkibar tinggi, tiada kata akhir dalam memperjuangkan negara Indonesia. Selama tanah air Indonesia masih berdiri kukuh membentang di hamparan bumi pertiwi, maka rakyat Indonesia wajib menjaga dan mempertahankan kedaulatannya dari tangan asing. Selama nama Indonesia masih terukir dalam setiap bayi yang terlahir di bumi Indonesia, maka seluruh warga negara Indonesia wajib membela dengan tumpah darahnya terhadap ancaman dari luar. Selama merah darah kita dan putih tulang kita, maka seluruh bangsa Indonesia wajib menjaga keutuhan negara Indonesia.

Meskipun negara Indonesia dilanda banyak masalah, seluruh bangsa Indonesia harus tetap bersatu dan bersama-sama membangun dan memajukan Indonesia. Tidak perlu memikirkan seberapa parah masalah yang dihadapi negara Indonesia, bagi rakyat kecil yang terpenting adalah hal kecil apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan negara ini dari kerusakan dan kehancuran? Begitupula bagi rakyat yang memiliki kekuasaan yang besar, maka hal besar apa yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan negara ini dari kerusakan dan kehancuran?

Mengapa rakyat kecil dan besar harus bersama-sama dan ikut bertanggung jawab terhadap masa depan Indonesia? Karena ibarat kata, negara adalah sebuah kapal besar yang menampung seluruh rakyat kecil maupun besar. Ketika ada badai besar kemudian rakyat kecil dan rakyat besar tidak ada kekompakan untuk mempertahankan kapal, maka kapal akan mudah tenggelam. Rakyat kecil ibarat pekerja yang memiliki sebagian kecil sumber daya kapal, sedangkan rakyat besar ibarat tuan yang memiliki sebagian besar sumber daya kapal. Sebenarnya rakyat kecil dan rakyat besar memiliki hubungan yang sangat erat dan saling membutuhkan. Ketika ada kerusakan karena terpaan badai dan ombak, maka yang bekerja memperbaiki dan membangun kembali kerusakan yang ada adalah para pekerja atau rakyat kecil sedangkan rakyat besar sebagai penyedia sumber daya untuk perbaikan tersebut. Ketika mesin kapal mogok dan membuat kapal tidak bisa bergerak, maka seluruh rakyat bahu membahu mendayung kapal bersama-sama. Rakyat kecil mendayung dengan dayung kecilnya, sedangkan rakyat besar dengan dayung besarnya. Kapal tidak mungkin bisa bergerak dengan hanya didayung oleh segelintir rakyat besar dengan dayung besarnya, dan sebaliknya, kapal kesulitan untuk bergerak meski didayung oleh banyak rakyat kecil dengan dayung kecilnya.

Di dunia nyata pun begitu. Pengusaha kaya membutuhkan banyak pekerja (baik langsung maupun tidak langsung) untuk tetap mendukungnya dalam mempertahankan dan menambah kekayaannya. Sedangkan rakyat kecil membutuhkan orang kaya dalam menyediakan lapangan kerjanya. Bahkan sebenarnya kalau mau jujur, sebenarnya konsumen dari sebagian besar kekayaan pengusaha kaya berasal dari rakyat kecil. Bukankah produk atau jasa yang disediakan oleh pengusaha kaya dibeli dan digunakan oleh masyarakat yang pada umumnya adalah termasuk kategori rakyat kecil? Dan itulah mengapa konsep zakat, infak, dan sedekah itu ada di dalam agama, karena salah satunya berkaitan dengan hal ini. Memang agama memiliki konsep dan solusi yang sangat jauh ke depan serta merupakan pedoman terbaik untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan karena berasal dari Tuhan semesta alam yang mengetahui segala yang dibutuhkan manusia.

Apalagi ketika kondisi genting dan darurat seperti ketika ada peperangan, tidak mungkin si kaya hanya mengandalkan seluruh kekayaannya untuk mempertahankan diri, karena dalam peperangan pasti dibutuhkan sejumlah besar prajurit sedangkan jumlah orang kaya cuma segelintir. Jadi rakyat besar dan rakyat kecil saling membutuhkan satu sama lain untuk mempertahankan keberlangsungan negara Indonesia.

Kemudian rintangan pemikiran yang ke empat, pikiran untuk memisahkan diri dari Indonesia sebagai solusi instan untuk mengatasi permasalahan dan kekecewaan terhadap pemerintah. Ketika suatu daerah merasa memiliki sumber daya yang banyak dan besar, kemudian merasa pemerintah tidak adil atau tidak dapat mengelola sumber daya tersebut dengan baik sehingga akibatnya rakyat di daerah tersebut tidak terurus dengan baik atau merasakan kesusahan dan penderitaan hidup, maka kadang kala muncul sebagian rakyat yang memberontak bahkan mendorong adanya ide pemisahan diri dari Indonesia. Ide ini tidak sepenuhnya salah tapi tidak pula sepenuhnya benar. Karena pemisahan diri dari Indonesia ini adalah solusi instan yang tidak selalu akan memecahkan masalah yang dihadapi, bahkan bisa jadi malah akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Karena isu disintegrasi bangsa biasanya akan ditumpangi dengan kepentingan asing yang ingin menguasai sumber daya di wilayah tersebut. Mengapa demikian? Karena di era modern seperti sekarang, penjajahan pun masih ada meskipun dengan cara halus dan tidak kelihatan. Intinya ketika kita tidak bisa bebas mengelola, mengatur dan menentukan sumber daya dan masa depan negara sendiri, berarti kita masih terjajah. Atau ketika kita tidak bisa menunjukkan jati diri sebagai bangsa yang besar yakni sebagai bangsa Indonesia yang memiliki budaya dan budi pekerti yang luhur, berarti kita masih terjajah.

Apalagi jika pemikiran untuk memisahkan diri dari Indonesia dihadapkan kepada sejarah perjuangan para pahlawan yang berkorban dengan jiwa raganya, maka kita sebagai anak cucu atau generasi penerus dari para leluhur bangsa Indonesia, harusnya malu. Karena mereka berjuang mati-matian untuk mempertahankan kemerdekaan dan mempersatukan negara Indonesia, malah kita dengan mudahnya menghancurkannya. Tidakkah kita renungkan hal itu?

Jika memang pemerintah dianggap tidak bisa mengelola daerah dengan baik, maka solusinya bukan memisahkan diri dari Indonesia, tetapi ganti pemimpin pemerintahnya dan pilihlah pemimpin yang mau dan mampu membangun dan memperjuangkan daerah tersebut agar bisa lebih berkembang dan maju.

Ketika kita memisahkan diri dari Indonesia, maka pemisahan tersebut hanya akan melemahkan kekuatan besar yang kita miliki. Coba kita renungkan, daerah dengan sumber daya alamnya yang tinggi biasanya memiliki kekurangan dalam hal sumber daya manusianya. Begitupun sebaliknya, daerah dengan sumber daya manusianya yang tinggi, biasanya memiliki kekurangan dalam hal sumber daya alamnya. Ini merupakan kenyataan dan merupakan hukum alam karena Tuhan Maha Adil, yang dengan keadilanNYA membagi-bagikan kelebihan dan kekurangan kepada segala sesuatu agar mereka bisa saling mengenal dan bekerjasama serta serta bisa saling berbagi satu sama lain.

Jadi pemisahan diri dari Indonesia bukanlah solusi yang terbaik, karena justru akan membuat kita lemah satu sama lain. Dengan kita saling bersama, maka membuka peluang lebih besar untuk bisa menjadi lebih baik dan maju lebih cepat. Jika kita berpisah, maka akan menghambat dan memperlambat segala kemajuan yang mungkin bisa terwujud ketika kita bisa bersama. Itulah mengapa, pemilihan kepala daerah merupakan persoalan penting dan bukan persoalan main-main. Sehingga harus dipilih pemimpin yang memang bisa membawa kemajuan kepada daerahnya, bukan pemimpin yang berani membayar berapa kepada kita di saat pemilihan kepala daerah berlangsung.

Sementara ini dulu, ide dan pemikiran yang penulis bisa sampaikan kepada para pembaca. Memang pada beberapa bagian, penulis tidak membahasnya secara mendalam karena harap maklum bahwa penulis juga memiliki keterbatasan. Jika para pembaca atau penulis lain ada yang bisa membahasnya secara lebih mendalam, maka dipersilahkan.

Akhir kata, mimpi besar ini adalah sebuah usaha besar dan masif yang tidak bisa dilakukan oleh satu dua orang saja. Tetapi harus didukung oleh seluruh warga negara Indonesia. Karena negara Indonesia adalah milik semua orang Indonesia dan semua orang Indonesia berhak untuk membangun, mengembangkan, dan memajukan Indonesia sesuai dengan minat, bakat, dan bidang yang mampu kita kerjakan.

Lakukanlah dengan hati dan lakukanlah dengan cinta, yakni cinta pada bidang pekerjaan yang kita lakukan dan cinta pada Indonesia.

Mimpi Besar untuk Indonesia: "Membuka Jalan" (Bagian Pertama)

Ternyata rasa rindu untuk menulis masih terngiang-ngiang di kepala sehingga membuat penulis kembali terserap ke dalam perasaan asyik saat menikmati merdunya melodi kata-kata dan indahnya pemandangan lukisan makna di alam pikiran.

Kerinduan dari hati dan pikiran ini, seolah mendesak ingin muncul dan mewujud menjadi nyata dalam bentuk tulisan. Sehingga apalah daya diri ketika sudah dihinggapi rasa rindu yang berat, kecuali membantunya mempertemukan ide-ide dengan kata-kata yang dapat menghasilkan tulisan yang sesuai dengan harapan hati dan pikiran.

Untuk mengobati rasa rindu ini, maka penulis angkat tulisan yang berjudul "Mimpi Besar untuk Indonesia". Karena judul ini terkait dengan tujuan dari dicetuskannya Gerakan Memajukan Indonesia (GerMeIn). Yang mana tulisan ini juga merupakan salah satu bagian dari puzzle besar penulis tentang bagaimana Indonesia ke depan. Memang tidak mudah membayangkan dan menuliskan impian besar tersebut, apalagi mewujudkannya untuk menjadi kenyataan.

Dalam perjalanan sejarah Indonesia, para presiden dan tokoh bangsa mengalami kesulitan untuk membangkitkan dan menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju, makmur dan sentosa. Karena hal ini adalah tugas yang sangat berat. Hal ini tidak hanya berlaku di Indonesia saja, tapi di negara lain pun, hal ini juga menjadi persoalan utama. Bahkan bagi negara-negara besar yang sudah maju sekalipun, dalam jangka panjang, negara-negara tersebut tetap berusaha menjaga kestabilan negaranya, karena hukum alamnya, setiap negara akan selalu mengalami lika liku persoalan dan pasang surut masalah yang harus dihadapi.

Dari tulisan ini, bisa jadi ada sebagian pembaca yang memiliki anggapan bahwa penulis tidaklah pantas membahas hal-hal yang terlalu besar dan luas cakupannya seperti ini, apalagi sampai menggeneralisir persoalan dan sampai harus menyebut serta melibatkan negara-negara lain dalam pembahasannya. Karena hal-hal yang bersifat umum dan teoritis, sudah banyak dibahas dan dikaji oleh para pakar yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Sehingga bagi sebagian orang tersebut, tulisan penulis ini merupakan pendapat tidak berdasar yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Penulis tidak bermaksud mengada-ada atau sok tahu terhadap masalah-masalah besar tersebut. Kalaupun dipaksa untuk menganggap bahwa penulis memang seperti itu, maka anggap saja tulisan penulis ini sebagai pendapat orang awam atau bahkan anggap saja sebagai tulisan fiksi yang adalah suatu kebetulan belaka jika ada kemiripan dengan dunia nyata.

Dalam setiap tulisan yang dibuat penulis, tujuan utamanya hanyalah untuk berbagi pemikiran atau pendapat yang meskipun belum bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, tapi paling tidak penulis telah berusaha menggunakan logika-logika umum dan hal-hal paling mendasar yang kebenarannya sudah banyak diketahui orang banyak, sehingga para pembaca sudah bisa langsung menilai apakah pemikiran atau pendapat penulis ini benar atau salah.

Jika sampai ada yang mempermasalahkan latar belakang penulis yang berasal dari kalangan orang awam yang tidak dikenal dan tidak memiliki prestasi yang menonjol sedikitpun apalagi karena penulis masih memiliki banyak kekurangan, kelemahan, kesalahan, bahkan keburukan, yang mungkin bagi sebagian orang, tidak layak untuk tampil dan mewarnai pemikiran para tokoh besar dunia, maka bukan berarti hal itu menjadi halangan bagi penulis untuk berkarya dan mengekspresikan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Meski penulis bukanlah siapa-siapa, tetapi penulis berhak untuk bermimpi sebesar-besarnya dan setinggi-tingginya. Hal ini pun berlaku untuk semua orang, asalkan impiannya masih bersifat positif dan syukur-syukur berkaitan dengan persoalan banyak orang.

Penulis menyadari bahwa di antara sekian banyak orang tentu ada yang tidak suka atau malah benci pada penulis. Dan penulis bisa memahami maksud dari kebanyakan orang yang tidak suka atau bahkan benci pada seseorang yang terlalu tinggi atau terlalu muluk-muluk dalam bermimpi. Karena kebanyakan orang dan sudah menjadi sifat dasarnya bahwa mereka memiliki pemikiran yang logis dan realistis. Sehingga ketika ada seseorang yang membual dan omong besar dengan impiannya, maka orang lain akan membencinya. Karena mendengarkan orang yang omong besar seperti mendengarkan hal-hal yang tidak logis dan realistis sehingga tidak ada manfaat yang dapat diperoleh, malah hanya akan membawa kerugian, baik rugi waktu, pikiran dan tenaga.

Tetapi kebencian terhadap orang yang membual atau omong besar tersebut sebenarnya adalah karena kesombongan yang terselip dalam perkataan yang diucapkannya. Ketika seseorang sudah mulai menunjukkan kesombongannya, maka orang lain akan dianggap rendah, hina, dan remeh. Sehingga hal inilah yang membuat orang lain tidak nyaman dan tidak suka bahkan benci terhadap orang yang sombong.

Jika apa yang disampaikan penulis terkesan terlalu tinggi dan muluk-muluk, maka bukan berarti penulis hendak menyombongkan diri atau hendak menunjukkan seberapa tinggi pencapaian yang telah diraih penulis, karena dalam tulisan penulis, sebelum membuat tulisan dengan topik pembahasan yang tinggi, berat dan rumit, penulis terlebih dahulu memulai pembahasannya dari hal-hal yang kecil dan sederhana dahulu, kemudian membawanya secara bertahap ke pembahasan yang lebih tinggi. Jadi, jika pembaca mengikuti alur penulisan dan jalan pemikirannya, maka sebenarnya pembaca dan penulis secara bersama-sama sedang mendaki ke arah puncak pembahasan. Sehingga, di situ tidak ada siapa yang lebih tinggi atau lebih rendah, karena sama-sama sedang melakukan perjalanan pendakian menuju puncak.

Di sini tidak ada siapa yang lebih pandai, lebih hebat, lebih berjasa, lebih bijaksana, lebih tinggi ilmunya dan lain sebagainya, karena di sini, semua orang adalah sama. Yang membedakan di sini adalah siapa yang paling berbakti kepadaNYA. Dan yang mengetahui siapa yang paling berbakti kepadaNYA, hanyalah DIA. Karena belum tentu yang terlihat sholeh orangnya adalah orang yang paling berbakti kepadaNYA. Bisa jadi orang yang kita anggap gila dan terlihat seperti gelandangan malahan adalah kekasihNYA. Sehingga orang yang berbuat baik secara kasat mata belum tentu baik karena bisa jadi dia hanya pura-pura. Tetapi paling tidak, sepanjang yang diketahui masyarakat, orang tersebut tidak melakukan tindak kejahatan dan sering diketahui memiliki sikap dan perilaku yang baik dan sopan serta dari keturunan baik-baik, maka orang tersebut dapat dianggap orang baik meskipun ada kemungkinan kecil bahwa ternyata orang tersebut labil dan memiliki sifat yang jahat.

Sebelum memulai pembahasan, penulis ingin sedikit menyingung orang-orang yang dahulu pernah ada di masa lalu penulis. Intinya adalah kita semua sekarang sudah semakin dewasa dan bertambah umurnya, sehingga masa lalu biarlah berlalu. Dan kini tiada lagi yang perlu disesali. Biarlah semua jadi kenangan untuk melangkah ke depan dan membuka lembaran baru untuk menggapai impian memajukan Indonesia. Tiada lagi perselisihan dan pertikaian yang harus dilakukan karena kita semua satu saudara, satu nusa, satu bangsa, bergerak bersama memajukan Indonesia. Bersama-sama memikirkan dan menghadapi tantangan jaman menuju Indonesia jaya.

Mari kita mulai pembahasan. Apa yang dimaksud penulis dengan membuka jalan dan menyibak rintangan pemikiran? Kita bahas satu per satu. Yang dimaksud jalan di sini adalah jalan dalam arti yang luas, baik jalan dalam arti fisik maupun jalan dalam arti kiasan. Jalan dalam arti fisik berarti jalan penghubung baik darat, laut maupun udara di setiap wilayah yang ada di Indonesia. Mengapa harus dibuka jalan-jalan penghubung antar daerah ini? Hal ini agar terjadi interaksi dan percepatan perkembangan antar daerah. Tanpa dukungan jalan, maka perkembangan dan kemajuan daerah akan terhambat. Kondisi wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau serta wilayah perairan yang luas, sangat dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.

Jalan dalam arti kiasan bisa bermakna sangat banyak tergantung dari kata yang mengikutinya. Untuk lebih memudahkan pembahasan, kita langsung saja membahas bidang apa saja yang perlu kita buka jalannya, dalam rangka menuju kemajuan Indonesia. Yang pertama adalah jalan untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang layak. Kesehatan merupakan hal terpenting selain kebutuhan pokok, yang harus dipenuhi dalam kehidupan. Kesehatan tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan jiwa dan mental seseorang. Dan sebenarnya jika perawatan kesehatan diperluas, maka perawatan kesehatan tidak hanya berkutat tentang perawatan saat sakit saja agar sembuh, tetapi perawatan atau penjagaan diri saat sehat agar tidak sampai sakit, tentunya ini tentang perbaikan gizi dan edukasi tentang kesehatan kepada masyarakat. Dan yang terpenting dari tujuan perawatan kesehatan ini adalah agar warga negara Indonesia memiliki kondisi fisik, jiwa, dan mental yang prima sebelum berjuang memajukan Indonesia.

Yang ke dua adalah jalan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Di kota-kota besar, pendidikan yang setinggi-tingginya tidaklah memiliki banyak persoalan, tetapi biasanya yang jadi persoalannya adalah tingginya biaya pendidikan, ketersediaan/kelengkapan buku terbaru berbahasa Indonesia, dan budaya membaca yang minim. Hal-hal itulah yang jika tidak dipikirkan solusinya dapat menghambat warga negara Indonesia untuk bisa cerdas dan siap memajukan Indonesia. Hal ini belum lagi berbagai permasalahan-permasalahan mendasar yang ada di daerah pelosok, seperti keterbatasan guru, keterbatasan fasilitas belajar mengajar dan lain sebagainya. Padahal kita tahu bahwa daerah Indonesia ini sangatlah luas. Meskipun terdapat warga negaranya yang tinggal di pelosok, tetapi mereka juga berhak mendapatkan fasilitas untuk hal-hal mendasar, yang sama dengan di kota.

Yang ke tiga. Terbukanya jalan ekonomi yang sama bagi setiap warga negara Indonesia. Ekonomi adalah bidang kehidupan yang tidak bisa diabaikan. Karena hal ini terkait erat dengan keberlangsungan kehidupan seseorang. Jika seseorang lemah secara ekonomi dan tidak ada pihak lain yang bisa membantu, maka pada contoh ekstrimnya adalah terjadi busung lapar masal atau bahkan kematian karena ketidakmampuan fisik untuk bertahan dari ketidaktercukupan gizi dalam waktu yang lama. Banyak warga negara Indonesia yang menganggur, sehingga perlu dipikirkan solusinya. Tetapi kadangkala terasa miris ketika sampai terdengar berita terdapat perusahaan yang merekrut tenaga kerja asing di tengah banyaknya warga negara Indonesia yang menganggur. Meski hal itu terjadi karena alasan apapun, tetapi patut diperhatikan dan dipertimbangkan bagaimanapun caranya agar tidak sampai terjadi ketimpangan yang akan semakin memiriskan dunia tenaga kerja Indonesia.

Bidang ekonomi ini perlu dikuatkan agar warga negara Indonesia siap untuk maju dan bersaing dengan negara lain. Sebenarnya solusi penguatan ekonomi ini sudah jauh-jauh hari di awal-awal kemerdekaan Indonesia dipikirkan oleh Pak Hatta dengan adanya koperasi. Di mana konsepnya ada di dalam ekonomi kerakyatan. Secara garis besar, cara kerja koperasi diringkaskan ke dalam kata-kata, dari anggota, untuk anggota dan oleh anggota. Maksud dari kata-kata tersebut adalah, modal ekonomi berasal dari anggota, kemudian hasil keuntungan dari mengolah modal ekonomi itu digunakan untuk anggota, dan orang yang mengelola modal ekonomi itu adalah anggotanya sendiri. Sehingga jika satu anggota koperasinya makmur, maka anggota lainnya juga ikut makmur. Kemudian jika satu anggotanya lemah, maka kelemahan anggota tersebut ditutupi atau dikuatkan oleh anggotanya yang lain.

Yang ke empat. Membuka jalan dalam pendayagunaan potensi SDM  Indonesia. Sebenarnya potensi SDM indonesia yang berkelas dunia ada cukup banyak. Hanya saja kurang diperhatikan atau dibiarkan begitu saja kemampuan besar yang mereka miliki. Bahkan kebanyakan orang Indonesia sendiri tidak menghargai kemampuan mereka, malahan terkadang mencari-cari kesalahannya dan tidak mendukungnya. Kadang seolah jika orang Indonesia yang maju dan bersinar, bangsanya sendiri seperti tidak percaya.

Dalam hal budaya dan karya seni yang dihasilkan SDM Indonesia pun jika dapat didayagunakan dengan baik akan memiliki potensi yang sangat besar. Di dunia ini sepertinya baru di negara Indonesia yang memiliki budaya daerah yang sangat beragam tetapi masing-masing daerahnya masih memiliki toleransi untuk hidup rukun. Kita bisa lihat ada begitu banyak keindahan karya seni yang dihasilkan oleh para leluhur dan diwariskan secara turun temurun. Mulai dari pakaian, tarian, lagu, makanan, upacara adat, rumah adat dan lain sebagainya.  Meskipun berbeda suku, agama, dan ras, masyarakat Indonesia masih menjaga kerukunannya. Kalaupun ada pertikaian dan perpecahan yang ada, biasanya itu karena ulah oknum dan provokator yang sengaja menyulut permasalahan. Padahal sebenarnya jika masing-masing ketua adat atau kelompok yang bertikai bertemu untuk menyelesaikan masalah, semuanya dapat berakhir damai. Karena pada dasarnya orang Indonesia sudah dididik dengan baik melalui budaya-budaya yang ada oleh para leluhurnya.

Jadi leluhur orang Indonesia memang sungguh hebat karena dapat memikirkan budaya dan karya seni yang tidak hanya indah tapi juga mengandung pendidikan yang dapat ditanamkan kepada anak cucunya secara tidak sadar. Sebenarnya kita sebagai anak cucu dari para leluhur kita, dengan keanekaragaman budaya yang ada ini diajarkan untuk kreatif serta menjunjung tinggi budi pekerti yang luhur dengan ajaran tatakrama dan sopan santunnya.

Yang ke lima. Membuka jalan dalam pendayagunaan SDA Indonesia yang berlimpah. Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang berada di daerah katulistiwa yang memiliki keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang sangat kaya. Indonesia memiliki beraneka macam tumbuhan dan binatang unik yang beberapa di antaranya hanya ada di Indonesia. Indonesia juga masih memiliki banyak tempat yang kondisinya masih alami dan indah baik di daratan maupun di lautan. Sehingga potensi untuk menjadi negara yang menjadi rujukan sebagai tempat wisata dunia sangatlah besar jika dapat digarap dan dikelola dengan baik.

Belum lagi potensi pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan dan kelautan di Indonesia masih sangat besar karena belum semua potensi wilayah Indonesia didayagunakan secara maksimal. Semua potensi besar tersebut sungguh sangat luar biasa besar mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas yang terdiri dari ribuan pulau dan dikelilingi oleh perairan yang sangat luas pula.

Jika menyebut semua kekayaan alam Indonesia, kita hanya bisa berdecak kagum atas keindahan dan potensi besarnya yang masih terpendam. Padahal kita belum membahas potensi pertambangan yang terkandung di alam Indonesia. Mulai dari emas, minyak bumi, nikel, besi, batu bara, dan lain sebagainya. Sehingga layaklah Indonesia disebut sebagai zamrud katulistiwa atau bahkan sepotong sorga yang dijatuhkan Tuhan di dunia karena kekayaan dan keindahannya yang tiada tara.

Yang ke enam, membuka jalan pikiran. Mengapa kita harus membuka jalan pikiran? Karena segala perbuatan manusia dipengaruhi oleh pikirannya. Jika jalan pikiran masih tertutup, maka tiada perbuatan yang bisa dilakukan. Selama ini Indonesia belum bisa maju, karena kebanyakan orang Indonesia, jalan pikirannya masih belum terbuka atau masih belum tahu bagaimana caranya untuk maju. Cara untuk maju sebenarnya sederhana, yakni mengenali potensi diri kemudian mendayagunakan potensi tersebut untuk memberi manfaat kepada sekitar. Ketika manfaat yang diberikan semakin besar, maka apa yang ada di sekitar kita lama-lama akan mengalami kemajuan.

Tuesday 24 April 2018

Menyapa Dunia

Gemericik air hujan menjadi pengiring saat pertama kali menuangkan pemikiran dan perasaan penulis ke dalam untaian kata, kalimat dan paragraf untuk menyapa para pembaca tulisan ini.

Setiap detik dilalui sambil berusaha menyadari dan menangkap sekelebatan ingatan dan ide yang datang dan pergi saat merenungi makna kehidupan.

Sudah sangat banyak kata-kata yang terucap dan tertulis serta telah banyak pula kata-kata yang tidak terucap dan tertulis yang terungkap dalam bentuk tindakan maupun karya seni, sebagai refleksi atas kehadiran diri terhadap apa saja yang ada di sekeliling kita.

Tulisan inipun merupakan sebuah refleksi atas kerinduan penulis yang sudah cukup lama membiarkan waktu berlalu tanpa menorehkan atau mengabadikan pemikiran dan perasaan ke dalam tulisan yang dapat dikenang penulis suatu saat nanti atau bahkan dikenang oleh orang-orang pada generasi selanjutnya sebagai sebuah kisah perkembangan perjalanan pemikiran dari generasi sebelum mereka.

Bagi yang belum bisa menikmati makna di balik kata-kata dan pemikiran, tulisan seindah dan sebagus apapun hanyalah akan menjadi sekedar untaian kata-kata tanpa arti dan tanpa memiliki hubungan apapun dengan kehidupan sehari-hari.

Tetapi bagi mereka yang memahami dan bisa menyelami samudera makna kata-kata, maka satu dua kata bahkan susunan serta urutan kata-kata pun, memiliki arti dan kesan yang berbeda. Sehingga untuk menyampaikan maksud & tujuan sebagaimana yang diharapkan penulis, maka akan memerlukan suatu seni tersendiri

Mengenai hal ini, penulis pun masih dalam tahap belajar, karena memahami hal yang begitu kompleks dan dengan banyaknya perkembangan di sana sini, maka proses menyerap dan memahamkannya pada diri sendiri akan membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan tak hanya menghabiskan waktu seumur hidup tapi juga akan memakan waktu beberapa generasi berikutnya jika maksud dan tujuan besar tersebut belum tercapai.

Sebagaimana yang ada pada tulisan-tulisan sebelumnya, yang menjadi maksud penulis dalam membuat setiap tulisannya adalah untuk menggambarkan sekelumit jalan pemikiran tentang pengenalan diri, yang pada akhirnya tujuan dari pengenalan tersebut adalah untuk mengabdi kepada Tuhan dengan cara berbakti kepadaNYA melalui peran diri yang dapat memberi manfaat positif kepada sekeliling kita.

Mengapa pengenalan diri ada kaitannya dengan Tuhan? Bukankah bagi kebanyakan orang, Tuhan adalah persoalan yang jauh dari pemikiran dan mustahil untuk dapat dibayangkan? Bagaimana tidak, banyak hal tentang Tuhan yang sulit dijelaskan oleh akal, karena bagi kebanyakan orang, untuk mengetahui atau mengenali sesuatu harus melalui ke lima inderanya baru sesuatu tersebut dianggap ada. Padahal Tuhan mencontohkan bahwa di dunia ini terdapat hal-hal yang hanya bisa diketahui keberadaanya karena adanya kecanggihan teknologi contohnya seperti “partikel Tuhan”. Sehingga apakah kita harus membangun terlebih dahulu teknologi yang sangat-sangat canggih hanya untuk mengetahui keberadaan Tuhan? Butuh berapa ribu tahun lagi teknologi yang seperti itu dapat ditemukan? Padahal untuk menemukan “partikel Tuhan”, dibutuhkan perkembangan teknologi yang sangat maju, yang prosesnya berlangsung selama beribu ribu tahun lamanya dari sejak adanya Nabi Adam.

Jika kita berpatokan pada pembuktian secara indrawi untuk mengetahui keberadaan Tuhan, maka jelas tidak akan mungkin seumur hidup kita yang paling lama cuma seratusan tahun untuk sampai pada kesimpulan bahwa Tuhan itu ada dan bisa kita indera. Itupun jika hal tersebut adalah mungkin terjadi. Padahal Tuhan bersifat gaib, sehingga tidak akan mungkin kita bisa menggunakan indera untuk melihatNYA ataupun menyentuhNYA.

Tapi Tuhan tidak begitu saja membiarkan dan meninggalkan kita hidup di dunia ini tanpa petunjuk sehingga kita berjalan tanpa arah dan tujuan apalagi sampai tersesat tidak karuan. Karena jika kita semua berjalan tanpa arah dan tujuan apalagi sampai tersesat, maka sudah sejak dari dulu dunia ini hancur karena pertikaian dan peperangan serta kerusakan alam di mana-mana karena ulah manusia yang terlalu berlebihan.

Untuk itu, Tuhan menurunkan Nabi atau Rasul sebagai utusanNYA dengan membawa kitabNYA untuk menjelaskan tentang diriNYA serta bagaimana manusia ini berlaku dan hidup di dunia ini. Jadi beruntunglah kita semua ketika masih bisa menjalankan ajaran agamaNYA, karena pada dasarnya ajaran agamaNYA bagaikan jalan tol yang akan mempercepat perjalanan kita untuk sampai pada tujuan kita diciptakanNYA di dunia ini.

Karena begitu Maha Pengasihnya, Tuhan tidak hanya memberikan petunjuk melalui Nabi atau RasulNYA, tetapi juga melalui pengalaman-pengalaman sehari-hari yang kadang terlihat sepele dan seolah tidak berarti. Tetapi jika kita renungkan ternyata hal tersebut terkandung Kemahabesaran dan Kekuasaan Tuhan yang tak terbatas bahkan kepada hal-hal yang tidak tidak terpikirkan sekalipun.

Tuhan Maha Mengetahui apapun yang dipikirkan semua manusia, sehingga konsekuensinya, Tuhan juga Maha Mengetahui batasan pemikiran yang mampu dicapai oleh seluruh manusia yang ada di dunia ini. Oleh karena itu Tuhan pun Maha Kuasa untuk membuat kita takjub kepada hal-hal yang bagi orang lain tampak sepele tapi bagi kita merupakan suatu hal yang memiliki makna yang mendalam.

Karena hal ini pula, akan timbul persoalan baru yang mungkin akan muncul dari orang-orang yang sudah terlanjur tersesat dan terjerumus dalam kehidupan yang kelam. Mereka mungkin saja akan berkata bahwa mengapa Tuhan tidak menunjuki mereka kepada kebenaran dan membuat mereka menjadi orang yang baik? Bukankah Tuhan Maha Kuasa untuk melakukannya?

Sebagai manusia, kita bisa mempertanyakan hal-hal seperti itu bahkan hal-hal lain yang lebih rumit lagi dari itu karena manusia memang telah dibekali kemampuan akal untuk mempertanyakan apapun termasuk dirinya sendiri bahkan TuhanNYA. Tetapi kemampuan akal untuk menjawab dan memahami apa yang dipertanyakan tergantung dari tingkat kebersihan hatinya. Semakin bersih hatinya, semakin tinggi pertanyaan seperti itu yang bisa dijawabnya.

Sebelum membahas masalah tersebut, penulis mau menekankan terlebih dahulu bahwa, tidak berarti penulis berkata seperti ini, itu dan lain sebagainya, kemudian hal itu berarti menunjukkan bahwa penulis adalah orang seperti ini atau seperti itu. Pada intinya dan pada dasarnya apa yang penulis buat dalam setiap tulisannya adalah untuk berbagi pengalaman dan pemikiran, yang harapannya agar dapat memberikan manfaat yang positif bagi orang lain.

Kita kembali pada pertanyaan sebelumnya, yakni mengapa Tuhan tidak sekalian saja menunjuki semua orang sesat pada kebenaran dan menjadikan mereka orang yang baik? Bukankah dengan begini dunia akan menjadi lebih tentram dan damai?

Ada banyak kemungkinan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dan di sini penulis mencoba menjawab meskipun ada kemungkinan jawaban penulis juga tidak tepat atau bahkan salah. Tetapi maksud penulis tetap membahasnya adalah hanya untuk berbagi pemikiran dan syukur-syukur menginspirasi orang lain untuk menemukan jawaban yang lebih baik lagi.

Mari kita mulai untuk menjawabnya. Tuhan menciptakan manusia dengan dibekali sifat yang mirip dengan Tuhannya tetapi dengan kadar yang sangat kecil. Hal ini bisa dilihat perbandingannya yakni ketika kita mau menyebut sifat-sifat manusia, maka kita tinggal menyebutnya tanpa ada tambahan kata di depannya tetapi berbeda ketika kita ingin menyebut sifat Tuhan maka di depannya pasti akan kita tambahi dengan kata "Maha". Contoh Maha Kuasa, Maha Mencipta, Maha Mengetahui dan lain sebagainya.

Hal ini berarti bahwa manusia memiliki sifat Ketuhanan, tetapi dengan kadar yang sangat kecil. Sehingga itulah mengapa dalam kondisi ekstrim ketika manusia sudah merasa sangat berkuasa untuk melakukan apapun dan sombong, sampai berani mengklaim bahwa dirinya adalah tuhan.

Karena sifat Ketuhanan inilah sehingga manusia diberi kebebasan untuk memilih dan melakukan apapun yang dikehendakinya di dunia. Tetapi Tuhan juga memberi batasan dan aturan serta hari pembalasan untuk mempertanggung jawabkan semua amal perbuatan yang baik dan yang buruk yang dilakukannya ketika di dunia.

Oleh karena ada batasan, aturan dan hari pembalasan, maka sebenarnya manusia sudah diberi petunjuk melalui pengalaman-pengalaman hidupnya. Hanya saja mereka tidak mau merenungkan petunjuk itu dan mengambilnya sebagai pelajaran untuk keluar dari dunia kelam dan kembali kepada jalan yang lurus.

Untung saja Tuhan Maha Pengampun, sehingga ketika kita bersalah dan mau bertobat, maka masih terbuka peluang untuk kembali kepadaNYA dan diampuninya semua dosa-dosa kita.

Jadi sebenarnya masalah orang-orang yang tersesat dan yang jauh dariNYA adalah karena mengabaikan petunjukNYA. Setiap saat Tuhan mengajari dan memberi petunjuk pada kita. Hanya saja karena kita sudah terlanjur enak merasai nikmatnya dunia sehingga kita merasa berat untuk meninggalkan nikmatnya dunia dan oleh karena itu ketika kita diingatkanNYA untuk meninggalkan kenikmatan terlarang yang sedang kita rasakan maka kita pura-pura tidak tahu atau tidak menghiraukan peringatan tersebut.
Bagaimana bentuk peringatan dariNYA atas perbuatan terlarang yang tidak boleh kita lakukan? Jika hati kita belum terlalu dicemari hal-hal yang kotor, maka tanda peringatan dariNYA adalah perasaan was-was, perasaan takut, perasaan bersalah dan berbagai pertentangan batin ketika akan melakukan hal-hal terlarang. Jika hati kita sudah terlalu kotor, maka perasaan tersebut semakin lama akan memudar. Tetapi karena Maha Pengasihnya Tuhan, DIA masih mengingatkan kita melalui orang lain dan melalui berbagai persoalan kehidupan yang dialami.

Memang pembahasan dan pendalaman berbagai persoalan manusia sungguh sangat luas dan tidak terbayangkan banyaknya sehingga menjabarkannya dalam satu tulisan yang utuh dan tuntas sampai ke akar-akarnya terasa sangat sulit bahkan hampir mustahil dilakukan oleh orang awam dan yang punya banyak kesalahan dan kekurangan seperti penulis. Sehingga tulisan pembuka ini dan sebagai sapaan kepada para pembaca yang setia mengikuti serangkaian tulisan-tulisan penulis, kiranya ini dapat menjadi obat kerinduan penulis untuk menulis dan pembaca yang telah sangat lama menunggu terbitnya tulisan yang terbaru.

Secara garis besar jika dikaitkan dan diingatkan lagi kepada Gerakan Memajukan Indonesia (Germein) yang beberapa tahun yang lalu dicanangkan penulis, rencana besar atau mimpi besar untuk memajukan Indonesia belum berakhir. Meskipun sempat penulis dalam beberapa waktu yang agak lama, tidak aktif menulis, tapi hal ini tidak berarti bahwa gerakan ini pun ikut berhenti. Di dunia tulisan memang sempat sempat terhenti, tetapi di dunia nyata, gerakan ini tetap berjalan, meskipun tidak digambar-gemborkan dengan menggunakan kata-kata Germein (Gerakan Memajukan Indonesia). Karena tidak selalu semuanya harus diungkapkan dengan kata-kata, tetapi dapat pula suatu ide atau pemikiran dinyatakan dalam sikap dan tindakan.

Tetapi penulis juga menyadari bahwa mewujudkan hal-hal yang ideal menjadi nyata dan dapat dijalankan di lapangan, sungguh sangatlah sulit. Tetapi berbekal niat baik dan harapan bahwa suatu saat mimpi besar tersebut dapat terwujud, menjadi semangat untuk tetap berjalan dan memperjuangkan gerakan ini, walaupun bagi orang lain, apa yang dilakukan penulis hanyalah tindakan kecil, sepele dan tidak memiliki dampak apapun terhadap perubahan perkembangan kemajuan Indonesia.

Tetapi penulis tidak menyerah karena konsep dasar dari Gerakan Memajukan Indonesia (Germein) adalah bagaimana mengenali diri dan menggali potensi diri yang kemudian menggunakan potensi tersebut untuk memberi manfaat kepada sekeliling, syukur-syukur bisa mengembangkan dan memajukannya. Kalaupun potensi atau kemampuan kita kecil, tidaklah mengapa. Berarti memang cakupan manfaat yang bisa kita berikan ke sekeliling pun kecil. Tapi kita tidak perlu rendah diri dan iri kepada yang lain, karena pasti Tuhan mempunyai kebijaksanaan mengapa demikian. Yang terpenting kita terus berjuang dan terus bersyukur atas karunia kehidupan dan berbagai kenikmatan yang diberikanNYA.