Setiap detik dilalui
sambil berusaha menyadari dan menangkap sekelebatan ingatan dan ide yang datang
dan pergi saat merenungi makna kehidupan.
Sudah sangat banyak
kata-kata yang terucap dan tertulis serta telah banyak pula kata-kata yang
tidak terucap dan tertulis yang terungkap dalam bentuk tindakan maupun karya
seni, sebagai refleksi atas kehadiran diri terhadap apa saja yang ada di
sekeliling kita.
Tulisan inipun
merupakan sebuah refleksi atas kerinduan penulis yang sudah cukup lama
membiarkan waktu berlalu tanpa menorehkan atau mengabadikan pemikiran dan
perasaan ke dalam tulisan yang dapat dikenang penulis suatu saat nanti atau
bahkan dikenang oleh orang-orang pada generasi selanjutnya sebagai sebuah kisah
perkembangan perjalanan pemikiran dari generasi sebelum mereka.
Bagi yang belum bisa
menikmati makna di balik kata-kata dan pemikiran, tulisan seindah dan sebagus
apapun hanyalah akan menjadi sekedar untaian kata-kata tanpa arti dan tanpa
memiliki hubungan apapun dengan kehidupan sehari-hari.
Tetapi bagi mereka
yang memahami dan bisa menyelami samudera makna kata-kata, maka satu dua kata
bahkan susunan serta urutan kata-kata pun, memiliki arti dan kesan yang
berbeda. Sehingga untuk menyampaikan maksud & tujuan sebagaimana yang
diharapkan penulis, maka akan memerlukan suatu seni tersendiri
Mengenai hal ini,
penulis pun masih dalam tahap belajar, karena memahami hal yang begitu kompleks
dan dengan banyaknya perkembangan di sana sini, maka proses menyerap dan
memahamkannya pada diri sendiri akan membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan
tak hanya menghabiskan waktu seumur hidup tapi juga akan memakan waktu beberapa
generasi berikutnya jika maksud dan tujuan besar tersebut belum tercapai.
Sebagaimana yang ada
pada tulisan-tulisan sebelumnya, yang menjadi maksud penulis dalam membuat
setiap tulisannya adalah untuk menggambarkan sekelumit jalan pemikiran tentang
pengenalan diri, yang pada akhirnya tujuan dari pengenalan tersebut adalah
untuk mengabdi kepada Tuhan dengan cara berbakti kepadaNYA melalui peran diri
yang dapat memberi manfaat positif kepada sekeliling kita.
Mengapa pengenalan
diri ada kaitannya dengan Tuhan? Bukankah bagi kebanyakan orang, Tuhan adalah
persoalan yang jauh dari pemikiran dan mustahil untuk dapat dibayangkan?
Bagaimana tidak, banyak hal tentang Tuhan yang sulit dijelaskan oleh akal,
karena bagi kebanyakan orang, untuk mengetahui atau mengenali sesuatu harus
melalui ke lima inderanya baru sesuatu tersebut dianggap ada. Padahal Tuhan
mencontohkan bahwa di dunia ini terdapat hal-hal yang hanya bisa diketahui
keberadaanya karena adanya kecanggihan teknologi contohnya seperti “partikel
Tuhan”. Sehingga apakah kita harus membangun terlebih dahulu teknologi yang
sangat-sangat canggih hanya untuk mengetahui keberadaan Tuhan? Butuh berapa
ribu tahun lagi teknologi yang seperti itu dapat ditemukan? Padahal untuk
menemukan “partikel Tuhan”, dibutuhkan perkembangan teknologi yang sangat maju,
yang prosesnya berlangsung selama beribu ribu tahun lamanya dari sejak adanya
Nabi Adam.
Jika kita berpatokan
pada pembuktian secara indrawi untuk mengetahui keberadaan Tuhan, maka jelas
tidak akan mungkin seumur hidup kita yang paling lama cuma seratusan tahun
untuk sampai pada kesimpulan bahwa Tuhan itu ada dan bisa kita indera. Itupun
jika hal tersebut adalah mungkin terjadi. Padahal Tuhan bersifat gaib, sehingga
tidak akan mungkin kita bisa menggunakan indera untuk melihatNYA ataupun
menyentuhNYA.
Tapi Tuhan tidak
begitu saja membiarkan dan meninggalkan kita hidup di dunia ini tanpa petunjuk
sehingga kita berjalan tanpa arah dan tujuan apalagi sampai tersesat tidak
karuan. Karena jika kita semua berjalan tanpa arah dan tujuan apalagi sampai
tersesat, maka sudah sejak dari dulu dunia ini hancur karena pertikaian dan
peperangan serta kerusakan alam di mana-mana karena ulah manusia yang terlalu
berlebihan.
Untuk itu, Tuhan
menurunkan Nabi atau Rasul sebagai utusanNYA dengan membawa kitabNYA untuk
menjelaskan tentang diriNYA serta bagaimana manusia ini berlaku dan hidup di
dunia ini. Jadi beruntunglah kita semua ketika masih bisa menjalankan ajaran
agamaNYA, karena pada dasarnya ajaran agamaNYA bagaikan jalan tol yang akan
mempercepat perjalanan kita untuk sampai pada tujuan kita diciptakanNYA di
dunia ini.
Karena begitu Maha
Pengasihnya, Tuhan tidak hanya memberikan petunjuk melalui Nabi atau RasulNYA,
tetapi juga melalui pengalaman-pengalaman sehari-hari yang kadang terlihat
sepele dan seolah tidak berarti. Tetapi jika kita renungkan ternyata hal
tersebut terkandung Kemahabesaran dan Kekuasaan Tuhan yang tak terbatas bahkan
kepada hal-hal yang tidak tidak terpikirkan sekalipun.
Tuhan Maha Mengetahui
apapun yang dipikirkan semua manusia, sehingga konsekuensinya, Tuhan juga Maha
Mengetahui batasan pemikiran yang mampu dicapai oleh seluruh manusia yang ada
di dunia ini. Oleh karena itu Tuhan pun Maha Kuasa untuk membuat kita takjub
kepada hal-hal yang bagi orang lain tampak sepele tapi bagi kita merupakan
suatu hal yang memiliki makna yang mendalam.
Karena hal ini pula,
akan timbul persoalan baru yang mungkin akan muncul dari orang-orang yang sudah
terlanjur tersesat dan terjerumus dalam kehidupan yang kelam. Mereka mungkin
saja akan berkata bahwa mengapa Tuhan tidak menunjuki mereka kepada kebenaran
dan membuat mereka menjadi orang yang baik? Bukankah Tuhan Maha Kuasa untuk
melakukannya?
Sebagai manusia, kita
bisa mempertanyakan hal-hal seperti itu bahkan hal-hal lain yang lebih rumit
lagi dari itu karena manusia memang telah dibekali kemampuan akal untuk
mempertanyakan apapun termasuk dirinya sendiri bahkan TuhanNYA. Tetapi
kemampuan akal untuk menjawab dan memahami apa yang dipertanyakan tergantung
dari tingkat kebersihan hatinya. Semakin bersih hatinya, semakin tinggi
pertanyaan seperti itu yang bisa dijawabnya.
Sebelum membahas
masalah tersebut, penulis mau menekankan terlebih dahulu bahwa, tidak berarti
penulis berkata seperti ini, itu dan lain sebagainya, kemudian hal itu berarti
menunjukkan bahwa penulis adalah orang seperti ini atau seperti itu. Pada
intinya dan pada dasarnya apa yang penulis buat dalam setiap tulisannya adalah
untuk berbagi pengalaman dan pemikiran, yang harapannya agar dapat memberikan
manfaat yang positif bagi orang lain.
Kita kembali pada
pertanyaan sebelumnya, yakni mengapa Tuhan tidak sekalian saja menunjuki semua
orang sesat pada kebenaran dan menjadikan mereka orang yang baik? Bukankah
dengan begini dunia akan menjadi lebih tentram dan damai?
Ada banyak kemungkinan
untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dan di sini penulis mencoba menjawab
meskipun ada kemungkinan jawaban penulis juga tidak tepat atau bahkan salah.
Tetapi maksud penulis tetap membahasnya adalah hanya untuk berbagi pemikiran
dan syukur-syukur menginspirasi orang lain untuk menemukan jawaban yang lebih
baik lagi.
Mari kita mulai untuk
menjawabnya. Tuhan menciptakan manusia dengan dibekali sifat yang mirip dengan
Tuhannya tetapi dengan kadar yang sangat kecil. Hal ini bisa dilihat
perbandingannya yakni ketika kita mau menyebut sifat-sifat manusia, maka kita
tinggal menyebutnya tanpa ada tambahan kata di depannya tetapi berbeda ketika
kita ingin menyebut sifat Tuhan maka di depannya pasti akan kita tambahi dengan
kata "Maha". Contoh Maha Kuasa, Maha Mencipta, Maha Mengetahui dan
lain sebagainya.
Hal ini berarti bahwa
manusia memiliki sifat Ketuhanan, tetapi dengan kadar yang sangat kecil.
Sehingga itulah mengapa dalam kondisi ekstrim ketika manusia sudah merasa
sangat berkuasa untuk melakukan apapun dan sombong, sampai berani mengklaim
bahwa dirinya adalah tuhan.
Karena sifat Ketuhanan
inilah sehingga manusia diberi kebebasan untuk memilih dan melakukan apapun
yang dikehendakinya di dunia. Tetapi Tuhan juga memberi batasan dan aturan
serta hari pembalasan untuk mempertanggung jawabkan semua amal perbuatan yang
baik dan yang buruk yang dilakukannya ketika di dunia.
Oleh karena ada
batasan, aturan dan hari pembalasan, maka sebenarnya manusia sudah diberi
petunjuk melalui pengalaman-pengalaman hidupnya. Hanya saja mereka tidak mau
merenungkan petunjuk itu dan mengambilnya sebagai pelajaran untuk keluar dari
dunia kelam dan kembali kepada jalan yang lurus.
Untung saja Tuhan Maha
Pengampun, sehingga ketika kita bersalah dan mau bertobat, maka masih terbuka
peluang untuk kembali kepadaNYA dan diampuninya semua dosa-dosa kita.
Jadi sebenarnya
masalah orang-orang yang tersesat dan yang jauh dariNYA adalah karena
mengabaikan petunjukNYA. Setiap saat Tuhan mengajari dan memberi petunjuk pada
kita. Hanya saja karena kita sudah terlanjur enak merasai nikmatnya dunia
sehingga kita merasa berat untuk meninggalkan nikmatnya dunia dan oleh karena
itu ketika kita diingatkanNYA untuk meninggalkan kenikmatan terlarang yang
sedang kita rasakan maka kita pura-pura tidak tahu atau tidak menghiraukan
peringatan tersebut.
Bagaimana bentuk
peringatan dariNYA atas perbuatan terlarang yang tidak boleh kita lakukan? Jika
hati kita belum terlalu dicemari hal-hal yang kotor, maka tanda peringatan
dariNYA adalah perasaan was-was, perasaan takut, perasaan bersalah dan berbagai
pertentangan batin ketika akan melakukan hal-hal terlarang. Jika hati kita
sudah terlalu kotor, maka perasaan tersebut semakin lama akan memudar. Tetapi
karena Maha Pengasihnya Tuhan, DIA masih mengingatkan kita melalui orang lain
dan melalui berbagai persoalan kehidupan yang dialami.
Memang pembahasan dan
pendalaman berbagai persoalan manusia sungguh sangat luas dan tidak
terbayangkan banyaknya sehingga menjabarkannya dalam satu tulisan yang utuh dan
tuntas sampai ke akar-akarnya terasa sangat sulit bahkan hampir mustahil
dilakukan oleh orang awam dan yang punya banyak kesalahan dan kekurangan
seperti penulis. Sehingga tulisan pembuka ini dan sebagai sapaan kepada para
pembaca yang setia mengikuti serangkaian tulisan-tulisan penulis, kiranya ini
dapat menjadi obat kerinduan penulis untuk menulis dan pembaca yang telah
sangat lama menunggu terbitnya tulisan yang terbaru.
Secara garis besar
jika dikaitkan dan diingatkan lagi kepada Gerakan Memajukan Indonesia (Germein)
yang beberapa tahun yang lalu dicanangkan penulis, rencana besar atau mimpi besar
untuk memajukan Indonesia belum berakhir. Meskipun sempat penulis dalam
beberapa waktu yang agak lama, tidak aktif menulis, tapi hal ini tidak berarti
bahwa gerakan ini pun ikut berhenti. Di dunia tulisan memang sempat sempat
terhenti, tetapi di dunia nyata, gerakan ini tetap berjalan, meskipun tidak
digambar-gemborkan dengan menggunakan kata-kata Germein (Gerakan Memajukan
Indonesia). Karena tidak selalu semuanya harus diungkapkan dengan kata-kata,
tetapi dapat pula suatu ide atau pemikiran dinyatakan dalam sikap dan tindakan.
Tetapi penulis juga
menyadari bahwa mewujudkan hal-hal yang ideal menjadi nyata dan dapat
dijalankan di lapangan, sungguh sangatlah sulit. Tetapi berbekal niat baik dan
harapan bahwa suatu saat mimpi besar tersebut dapat terwujud, menjadi semangat
untuk tetap berjalan dan memperjuangkan gerakan ini, walaupun bagi orang lain,
apa yang dilakukan penulis hanyalah tindakan kecil, sepele dan tidak memiliki
dampak apapun terhadap perubahan perkembangan kemajuan Indonesia.
Tetapi penulis tidak
menyerah karena konsep dasar dari Gerakan Memajukan Indonesia (Germein) adalah
bagaimana mengenali diri dan menggali potensi diri yang kemudian menggunakan
potensi tersebut untuk memberi manfaat kepada sekeliling, syukur-syukur bisa
mengembangkan dan memajukannya. Kalaupun potensi atau kemampuan kita kecil,
tidaklah mengapa. Berarti memang cakupan manfaat yang bisa kita berikan ke
sekeliling pun kecil. Tapi kita tidak perlu rendah diri dan iri kepada yang
lain, karena pasti Tuhan mempunyai kebijaksanaan mengapa demikian. Yang
terpenting kita terus berjuang dan terus bersyukur atas karunia kehidupan dan
berbagai kenikmatan yang diberikanNYA.
No comments:
Post a Comment