Sunday 22 November 2015

Menyoroti peristiwa yang sedang menghangat antara Eksekutif-Legislatif & Freeport

Di sini penulis tidak membahas informasi yang beredar di masyarakat tentang pertemuan & dialog antara petinggi Freeport dengan pemimpin Legislatif yang mencatut nama pemimpin Eksekutif serta surat menyurat pejabat eksekutif dengan Freeport. Tetapi penulis lebih memfokuskan pembahasan pada sorotan publik terhadap peristiwa tersebut & ekplorasi sumber daya alam oleh pengusaha asing/lokal. Peristiwa tersebut menjadi sorotan publik, karena saat ini rakyat sudah tidak sama dengan sebelumnya. Rakyat pada saat ini sudah mulai sadar & menyadari berbagai peristiwa yang terjadi terkait dengan negaranya, sehingga persoalan yang bersangkutan dengan kepentingan rakyat banyak akan disorot, dikritisi & dikawal perkembangannya agar dapat berjalan sebagaimana mestinya demi mewujudkan Indonesia yang maju, makmur, sentosa, & berdaulat. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi para pejabat seluruhnya untuk bangun & sadar sepenuhnya terutama pejabat yang membangun mimpi-mimpi indah dengan menghalalkan segala cara. Tidak ada yang melarang seseorang untuk bermimpi setinggi langit & seindah mungkin apalagi melarang seseorang yang ingin mewujudkan mimpinya, asalkan cara/jalan yang ditempuh untuk mewujudkan mimpi tersebut bukan-lah dengan hal-hal yang terlarang. Oleh karena itu, untuk semua pejabat, silahkan berangan-angan apapun & berusaha membangun mimpinya/kerajaan bisnisnya/kekuasaan besarnya, asalkan cara/jalan yang digunakan adalah dengan hal-hal yang dibolehkan/tidak menghalalkan segala cara/bukan hal-hal yang terlarang.

Para pejabat diberi mandat oleh rakyat, yang bertindak sebagai pihak yang mengelola & mengatur negara ini, diharapkan untuk menjalankan tugasnya tanpa melakukan penyelewengan/penyalahgunaan jabatan sehingga berbagai permasalahan penghambat kemajuan yang muncul sebagai akibat dari penyalahgunaan jabatan, dapat dihindari. Dalam banyak hal, bukankah kita semua ingin maju? Yang kaya ingin tambah kaya, yang berkuasa ingin tambah berkuasa, yang sukses ingin tambah sukses, dsb. Normalnya, tidak ada satu pun orang yang ingin tetap diam/tidak bergerak/tidak mengalami kemajuan sama sekali, dengan kata lain tidak ada satu pun orang yang menginginkan kemunduran. Hanya saja karena ketidaktahuan kita tentang bagaimana cara untuk mencapai kemajuan tersebut sehingga ada yang berpikir/menyangka bahwa dengan menyelewengkan/menyalahgunakan jabatan untuk membangun mimpinya, dapat memajukan/meningkatkan/meninggikan pencapaian yang telah diraihnya. Katakanlah penyalahgunaan tersebut dapat meninggikan pencapaiannya dalam hal harta kekayaan & kekuasaannya, tetapi apakah mereka pernah berpikir bahwa pondasi pencapaian tersebut sangat rapuh? Sehingga suatu waktu, ketika pondasi pencapaian tersebut terbongkar karena ketahuan berasal dari penyelewengan/penyalahgunaan jabatan, maka segala pencapaiannya yang sudah dibangun sedemikian tinggi itu akan roboh dengan seketika, atau bahkan habis tidak bersisa. Apalagi di jaman kemudahan akses & keterbukaan informasi seperti sekarang, informasi apapun dapat dengan cepat tersebar & diketahui banyak orang sehingga informasi penting & sensitif akan langsung mendapat sorotan publik. Jadi, apakah oknum-oknum pejabat masih memiliki niat untuk menyalahgunakan jabatannya?

Rakyat menyorot berbagai peristiwa penting tersebut hanya untuk mengawal pengaturan & pengelolaan kekayaan negara agar digunakan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat. Hal ini karena, rakyat dari negara manapun tidak akan rela ketika kekayaan negaranya hanya dinikmati oleh segelintir orang apalagi dinikmati oleh pihak asing. Coba kita renungkan, apakah kita pernah dengan sukarela membiarkan harta kekayaan kita dinikmati/diambil orang lain yang tidak berhak? Tentu jawabnya adalah tidak. Begitupun negara kita, negara ini adalah milik kita, maka kita pun tidak akan dengan sukarela membiarkan kekayaan negara kita dinikmati/diambil orang yang tidak berhak, baik dari bangsa sendiri maupun dari bangsa lain. Kita ambil contoh, pertambangan migas & non migas jika diatur & dikelola dengan baik, seharusnya dapat memberikan keuntungan pada negara yang pada akhirnya dikembalikan lagi untuk kemakmuran rakyat, terutama di tempat di mana penambangan tersebut dilakukan. Jika keuntungan tersebut hanya dinikmati segelintir orang & pihak asing tanpa memberikan sumbangan apapun pada peningkatan perekonomian & pembangunan di daerah penambangan tersebut, maka dapatkah hal tersebut dibenarkan? Katakanlah hal tersebut telah berjalan bertahun-tahun & tidak ada hukum yang dilanggar, tapi jika direnungkan, penambangan besar yang dilakukan bertahun-tahun tersebut apakah memberikan keuntungan pada negara & khususnya pada rakyat? Jika tidak terlalu menguntungkan negara, khususnya rakyat di daerah penambangan, padahal penambangan tersebut dilakukan dalam skala besar & dalam waktu bertahun-tahun, maka apanya yang salah? Apakah selama ini kita tidak sadar dengan hal ini?

Kita kerucutkan pembahasan pada pengaturan & pengelolaan pertambangan migas & non migas. Pertambangan migas & non migas tentunya sudah diatur sedemikian rupa agar pengelolaannya dapat saling menguntungkan ke dua belah pihak, baik dari pihak negara/pemerintah daerah & pengelola dari pengusaha lokal/luar negeri. Keuntungan dari pihak negara/pemerintah daerah dapat dilihat dari adanya perkembangan & kemajuan perekonomian & pembangunan di daerah tempat penambangan dilakukan. Sedangkan dari pihak pengusaha dapat dilihat dari perkembangan & kemajuan usahanya yakni adanya peningkatan produksi & pembukaan anak perusahaan/bidang usaha baru. Jika tidak menguntungkan, tentunya negara/pemerintah daerah tidak akan melanjutkan kerjasama pengelolaan pertambangan tersebut dengan para pengusaha itu & mencari pihak lain yang dapat diajak kerjasama yang saling menguntungkan satu sama lain.  Begitupun dari pihak pengusaha, mereka juga tidak akan melanjutkan pengelolaan pertambangan tersebut jika tidak menguntungkan & akan mencari tempat investasi lain yang menguntungkan bagi mereka. Oleh karena itu, bagi para investor yang sedang/akan berinvestasi di Indonesia, kita sangat senang bekerjasama dengan anda sekalian, tetapi saat ini negara Indonesia banyak disorot oleh rakyatnya, sehingga segala bentuk kerjasama yang tidak saling menguntungkan & hanya memberi keuntungan salah satu pihak sedangkan yang lain rugi, maka dengan segala hormat kepada para investor, pihak kita & pihak anda tentu tidak ada yang mau dirugikan, oleh sebab itu demi keberlanjutan kerjasama yang saling menguntungkan, kerjasama yang akan/sedang dilakukan seyogyanya dibuat berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.

Semua ini dilakukan karena negara kami ingin lebih maju dibanding sebelumnya, begitupun para investor sekalian. Dalam perkembangan & kemajuan peradaban seperti sekarang, sudah tidak jamannya lagi main akal-akal-an untuk melakukan kerjasama tetapi tidak saling menguntungkan satu sama lain, karena orang yang melek & sadar tidak akan mau dibodohi dengan cara seperti itu, begitupun dengan negara kami. Jika kerjasama yang dilakukan tidak memberikan keuntungan tetapi malah merugikan, maka siapapun tidak akan ada yang bersedia melakukannya, begitupun dengan para investor sekalian. Tulisan ini, hanya ingin mengetuk hati para investor & terutama para pejabat publik (yang terkait dengan kerjasama pengelolaan kekayaan negara) agar menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. Memang jalinan kerjasama yang dibangun tanpa menjunjung tinggi prinsip saling menguntungkan, maka salah satu pihak dapat dengan cepat melipatgandakan keuntungannya, tetapi kerjasama seperti itu tidak akan bertahan lama, bahkan kalau bisa bertahan sampai puluhan/ratusan tahun sekalipun, suatu saat nanti ketika sampai pada generasi yang melek & sadar, kerjasama tersebut bakal dihentikan. Oleh karena itu, sebelum hal itu terjadi, agar negara kami & para investor sekalian dapat menjalin kerjasama dengan baik dalam jangka waktu yang lebih lama, maka mari kita renungkan & tata ulang semua bentuk kerjasama yang telah/akan dilakukan agar dapat saling memberikan keuntungan satu sama lain tanpa ada salah satu pihak yang dirugikan.

Monday 16 November 2015

Mempertanyakan terorisme yang menggunakan dalih Suku, Agama, & Ras

Peristiwa teror di Paris-Prancis pada waktu lalu di beberapa tempat umum yang menimbulkan korban jiwa, mengundang keprihatinan & kecaman terhadap para pelaku terornya. Bagaimana tidak, kota Paris-Prancis yang dikenal sebagai kota cinta, tempat romantis bagi para pasangan yang sedang dimabuk asmara, harus ternoda dengan serangan teror dari para pelaku yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, 1 hari sebelum aksi terorisme di Prancis, yang juga sempat disinggung oleh Angelina Jolie, terjadi juga aksi terorisme serupa di Lebanon tetapi luput dari perhatian pers dunia. Seharusnya di jaman yang serba modern, yang menjunjung tinggi kemanusiaan serta ilmu pengetahuan & teknologi, kejadian ini tidak sampai terjadi. Di balik peristiwa ini, ada maksud-maksud tertentu dari para pelakunya terkait dengan situasi & kondisi yang sedang berkembang di Prancis & lebanon. Tapi di sini kita lebih memfokuskan pembahasan pada aksi terorisme oleh para pelakunya. Dari peristiwa ini kita akan bertanya-tanya mengapa para pelakunya melakukan aksi teror seperti itu? Apakah para pelakunya sudah memikirkan akibat dari aksi terornya? Bukankah para pelakunya berjumlah beberapa orang saja & tidakkah mereka sadar ketika mereka melakukan aksi teror di tempat umum, sebenarnya mereka sedang terjebak & terkepung di tengah banyak orang & sekumpulan petugas keamanan yang dapat menangkap/mengakhiri hidup mereka?

Bisa jadi pertanyaan-pertanyaan itu tidak sampai terbersit di benak mereka karena terjebak dalam pemikiran yang sempit atau mereka tahu hal itu tapi tersesat dalam pemikiran yang salah. Untuk itu, mari kita pertanyakan tindakan terorisme tersebut & mengurai pikiran para pelakunya agar jelas duduk perkaranya & menyadarkan calon-calon pelaku teror baru agar tidak ikut terjerumus & tergabung dalam tindakan terorisme manapun. Sebelum membahasnya, penulis mau menambahkan di awal tulisan ini tentang alasan mengapa penulis mengangkat topik terorisme ini. Terorisme ini menjadi penting dibahas karena dapat mengganggu & menghambat usaha membangun & memajukan negara. Terorisme dapat merusak & menghancurkan apa yang selama ini telah dibangun dengan susah payah oleh suatu negara. Contohnya sudah banyak, seperti yang terjadi di beberapa negara, mulai dari ancaman hingga kerusakan besar yang ditimbulkan teroris bahkan jika tidak segera ditindak dapat menyebabkan kehancuran suatu negara. Oleh karena betapa buruknya akibat terorisme yang dapat menghambat & merusak pembangunan & kemajuan suatu negara, maka Gerakan Memajukan Indonesia pun sangat menentang segala bentuk aksi terorisme.

Tindakan terorisme pada awalnya muncul sebagai bentuk ketidakpuasan & protes terhadap kenyataan yang terjadi oleh orang-orang yang memiliki pikiran sempit&/sesat. Sehingga untuk mengubah & mewujudkan keadaan/kenyataan seperti yang diinginkannya, mereka menggunakan segala cara, bahkan kalau perlu memanfaatkan Suku, Agama, & Ras untuk memperkuat & mempercepat usahanya mencapai tujuan tersebut. Mengapa mereka memanfaatkan Suku, Agama, & Ras untuk tujuan tersebut? Karena Suku, Agama, & Ras adalah hal penting yang akan dibela habis-habisan oleh para penganutnya jika ada yang mengganggu/merusaknya. Suku, Agama, & Ras dapat pula diartikan sebagai hal penting yang akan membuat para pengikutnya mempersembahkan apa saja yang dimilikinya untuk meraih tujuan dari Suku, Agama, & Ras yang dianutnya. Ada banyak contoh di masa lalu & di masa sekarang yang menggunakan dalih SARA dalam rangka memuluskan usahanya untuk meraih suatu tujuan tertentu. Tapi apakah ada yang salah dengan SARA? Bukankah tiap orang ketika terlahir di dunia ini langsung melekat pada dirinya Suku & Ras tertentu, serta biasanya secara otomatis menganut Agama tertentu pula? Bukankah Suku, Agama, & Ras adalah hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari kita?

Suku, Agama, & Ras adalah kenyataan hidup & keberbedaan yang terjadi di antara setiap manusia yang ada di dunia ini. Tidak ada yang salah dengan SARA, karena di manapun, Suku, Agama, & Ras menghargai perdamaian & kemanusian. Setiap orang ingin hidup damai & diperlakukan manusiawi oleh orang lain. & semuanya itu terangkum dalam norma-norma kehidupan yang berlaku di setiap tempat di dunia ini. Hanya saja karena kesalahan & kesesatan dalam memaknai suatu ajaran tertentu, maka sekelompok orang memaknai kenyataan & keberbedaan (SARA) di antara mereka dengan cara lain yang bahkan bertentangan & melanggar norma-norma kehidupan. Mereka bahkan akhirnya mengabaikan perdamaian & kemanusian yang sangat dihargai oleh ajaran murni dari Suku, Agama, & Ras mereka. Pandangan mereka dipersempit & disesatkan oleh pengertian baru mengenai ajaran Suku, Agama, & Ras versi mereka yang membolehkan melakukan segala cara demi meraih tujuan walaupun itu melalui cara-cara terorisme. Mereka tidak sadar bahwa tindakan terorisme adalah tindakan salah langkah di mana mereka mengira tindakan tersebut dapat berjalan mulus ketika dilakukan di tengah-tengah peradaban dunia yang matang & sangat menentang terorisme. Oleh karena itu, tidakkah mereka khawatir jika negara-negara yang cinta perdamaian & menjunjung tinggi kemanusiaan, kompak & bersatu melawan terorisme? Negara-negara tersebut serentak menyerang & mencerabut terorisme sampai akar-akarnya pada pusat pergerakannya? Apabila ini terjadi, masih adakah tempat bagi teroris melakukan aksi terorismenya?

Kita semua sepakat bahwa, siapapun & negara manapun pasti menginginkan perdamaian. Apalagi peradaban manusia yang semakin tinggi, semakin menyadarkan setiap orang bahwa perdamaian adalah hal yang paling indah & penting karena memberikan ketenangan batin dalam menjalani berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari. Jika dibandingkan, bukankah peperangan hanya mengganggu & merusak kehidupan sehari-hari serta membuat batin tidak tenang? Jadi seperti yang telah disebut sebelumnya, jika setiap negara sepakat & bersatu melawan terorisme, maka tidak ada sedikitpun tempat bagi teroris untuk beraksi & menyebarluaskan aksi terorisme-nya. Tapi mengapa kenyataan yang terjadi adalah masih ada terorisme di dunia ini? Apakah para teroris begitu sangat cerdas serta ilmu pengetahuan & teknologi yang mereka gunakan begitu sangat canggih sehingga semua negara di dunia terutama negara maju, harus kalah satu langkah dengan para teroris tersebut? Apakah para teroris memiliki persenjataan, pendanaan & barisan tentara yang sangat banyak & kuat sehingga mereka sulit dikalahkan? Apakah para teroris dilindungi & berlindung di balik suatu kekuatan besar yang membuat negara-negara lain segan/tidak sepenuhnya melawan & menghentikan tindakan terorisme mereka? Serta berbagai alasan lain yang memungkinkan menjadi alasan mengapa tindakan terorisme tetap ada di dunia ini.

Segala tindakan terorisme, apapun alasannya, adalah salah. Oleh karena itu terorisme yang mengatas-namakan Suku, Agama, & Ras tertentu tidak memiliki dasar apapun yang dapat dibenarkan. Tindakan mereka sebenarnya didasarkan pada kepentingan pribadi/kelompoknya tetapi kepentingan tersebut bersembunyi/berlindung di balik Suku, Agama, & Ras tertentu. Mereka melakukannya karena merasa tidak cukup kuat untuk berdiri sendiri & tidak cukup berani untuk mengklaim bahwa tindakan mereka sebenarnya adalah untuk kepentingan pribadi/kelompoknya sehingga mereka memanfaatkan Suku, Agama, & Ras tersebut untuk mengelabui para pengikutnya dalam meraih tujuannya. Jika para pengikutnya berpikir & merenungkan bahwa segala pengorbanan & sumber daya yang dipersembahkan untuk aksi terorisme tersebut ternyata hanya tujuan kecil (karena dilakukan oleh segelintir orang di dunia ini & hanya untuk merusak perdamaian), maka ketika dihadapkan pada tujuan besar (karena dilakukan oleh sebagian besar orang yakni untuk menjaga perdamaian), mereka akan menyadari bahwa mereka hanya diperalat serta dikelabui & ditipu untuk mengejar tujuan yang kecil & hanya merugikan mereka. Mereka akan menyadari betapa sempit & sesatnya pemikiran mereka hingga membuat mereka salah menganggap merusak perdamaian sebagai hal yang benar, padahal seharusnya mereka sadar bahwa tujuan besarnya & sebenarnya adalah menjaga perdamaian & menentang segala bentuk terorisme.

Jika kita mulai menyadari bahwa tujuan utama & tujuan besar dari setiap Suku, Agama, & Ras manapun di dunia adalah menjaga perdamaian, maka memaknai ulang ajaran tertentu sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa boleh menggunakan cara terorisme untuk mencapai tujuan tertentu adalah bertentangan dengan ajaran murni & asli serta nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh Suku, Agama, & Ras manapun. Oleh karena itu jika ada ajakan untuk bergabung dalam gerakan terorisme dengan dalih & argumen yang seolah-olah adalah tuntunan/ajaran yang berasal dari Suku, Agama, & Ras tertentu, maka hal itu perlu kita pertanyakan kebenarannya, karena bisa jadi dalih & argumen tersebut hanyalah akal-akal-an & pembolak-balikkan makna serta pembelokan maksud dari ajaran yang sebenarnya. Karena tuntunan/ajaran asli Suku, agama, & Ras manapun sangat menghargai kemanusiaan & perdamaian, maka terorisme dengan dalih apapun tidaklah merujuk pada ajaran murni Suku, Agama, & Ras manapun tetapi terorisme sebenarnya merujuk pada ajaran yang telah dicemari pemikiran sempit & sesat oleh oknum dari Suku, Agama, & Ras tertentu. Dengan demikian segala tindakan terorisme merupakan tindakan yang dilakukan oleh oknum yang telah menyimpang dari ajaran murni/asli Suku, Agama, & Ras-nya.

Untuk mengenali apakah suatu tuntunan/ajaran tertentu masih murni/asli atau sudah dicemari pemikiran sempit & sesat, kita tanyakan pada diri sendiri & orang lain (tanpa melihat kelakuan penganutnya yang beraneka ragam): apakah tuntunan/ajaran tersebut mengandung banyak pertentangan/tidak? Apakah menjunjung tinggi kemanusiaan & perdamaian/tidak? Apakah membolehkan menggunakan segala cara (termasuk terorisme) untuk mencapai tujuan/tidak? Jika kita masih menemukan beberapa/banyak tuntunan/ajaran janggal/bertentangan dengan hati nurani kita, maka tuntunan/ajaran tersebut tidak-lah murni. & kita patut mempertanyakan & menelusuri tuntunan/ajaran tersebut hingga ke ujung pangkalnya untuk mengetahui bagaimana tuntunan/ajaran yang murni dari Suku, Agama, & Ras tersebut.

Suku, Agama, & Ras manapun memiliki tuntunan/ajaran terbaik sebagai refleksi terhadap kondisi ideal yang diharapkan terjadi pada kehidupan di dunia ini sebagai bentuk dari keluhuran budi pekerti manusia. Oleh karena itu tuntunan/ajaran Suku, Agama, & Ras manapun adalah yang terbaik & yang menjadi pedoman bagi para penganutnya dalam menjalani kehidupan di dunia. Jadi tuntunan/ajaran sesat yang membolehkan menggunakan terorisme dalam mencapai tujuan, bukanlah berasal dari Suku, Agama, & Ras manapun sehingga kita jangan mudah terkecoh dengan alasan, dalih, argumen, iming-iming & imbalan semanis apapun jika ujung-ujungnya adalah untuk membenarkan & bergabung dengan aksi terorisme. Saat ini umat manusia berada pada peradaban dunia yang terbaik & akan terus bergerak maju menuju peradaban yang lebih baik lagi, oleh karena itu saatnya kita semua bangun & sadar untuk mengenali potensi diri (minat-bakat & bidang yang dikuasai) & kemudian mendayagunakan potensi tersebut untuk memajukan negara masing-masing.

Tuesday 10 November 2015

Memaknai peringatan hari pahlawan 10 November dengan GerMeIn (Gerakan Memajukan Indonesia)

Kita mulai tulisan ini dengan pertanyaan mengapa kita harus memperingati hari pahlawan 10 November? Di antara sekian banyak jawaban, ada jawaban yang mengatakan bahwa peringatan hari pahlawan adalah untuk memperingati perjuangan para pahlawan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan melalui pertempuran oleh pasukan Indonesia (pertama kalinya setelah proklamasi) terhadap pasukan asing yang mengancam kedaulatan negara. Pertempuran ini merupakan pertempuran terbesar & terberat serta memakan banyak korban, tetapi berakhir dengan jatuhnya kota Surabaya ke tangan Inggris karena kalah persenjataan. Meskipun demikian, peristiwa tersebut bukannya mengendurkan semangat bangsa Indonesia tetapi justru mengobarkan semangat perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan di segenap wilayah Indonesia.

Jika kita menelusuri sejarah peristiwa tersebut, maka kita akan mendapati bahwa pertempuran tersebut diawali oleh peristiwa pengibaran bendera Belanda di wilayah Indonesia, padahal pada saat itu Indonesia sudah merdeka. Peristiwa itulah yang membuat bangsa Indonesia tidak terima sehingga terjadi perobekan bendera merah-putih-biru (negara Belanda) menjadi bendera merah-putih (negara Indonesia) untuk menegakkan harga diri bangsa sebagai negara yang merdeka & berdaulat. Yang patut kita ingat & kita renungkan dari peristiwa yang kita peringati sebagai hari pahlawan tersebut adalah semangat untuk menegakkan & mempertahankan harga diri bangsa sebagai negara yang merdeka & berdaulat. Bangsa kita pada saat itu sangat menjunjung tinggi harga dirinya sebagai bangsa yang merdeka & berdaulat sehingga segala hal yang merusak kemerdekaan & kedaulatan negaranya akan diperjuangkan habis-habisan karena bangsa kita pada saat itu sadar bahwa harga yang dikorbankan untuk mendapatkan kemerdekaan & kedaulatan sangatlah mahal.

Kita bisa buka lagi sejarah perjuangan negara kita di masa lalu yang menunjukkan bahwa betapa banyaknya tokoh besar, pejuang besar, pemikir besar, pahlawan besar bahkan rakyat kecil dalam jumlah besar serta begitu banyak harta, tenaga & waktu yang dikorbankan hanya demi mendapatkan & mendeklarasikan diri sebagai negara yang merdeka & berdaulat. Bangsa kita melakukan perjuangan & perjalanan panjang selama beberapa ratus tahun untuk mendapatkan buah manis yakni menjadi bangsa yang merdeka & berdaulat. Oleh karena itu ketika buah manis perjuangan bangsanya selama ini mau dirusak & negaranya mau dikuasai pihak asing, maka bangsa kita pada saat itu langsung berontak & berusaha mempertahankan kemerdekaannya serta berjuang meskipun dengan segenap keterbatasan sumber daya yang dimilkinya. Oleh karena itu, walaupun perjuangan mereka tidak dilengkapi dengan persenjataan perang yang memadai & sebanding dengan yang dimiliki pihak asing, tapi para pejuang kita tidak gentar & pantang mundur. Mereka tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan karena mereka meyakini bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

Di jaman modern & maju seperti saat ini yang menjunjung tinggi HAM & perdamaian dunia, kita akan berpikir bahwa cara untuk mengenang peristiwa bersejarah negara kita di masa lalu adalah dengan melakukan peringatan & perayaan terhadap hari-hari bersejarah tersebut. Peringatan & perayaan terhadap peristiwa bersejarah tersebut adalah langkah pertama, kemudian langkah berikutnya adalah melanjutkan perjuangan mereka. Hal itu kita lakukan sebagai perwujudan cinta kepada tanah air & penghargaan terhadap perjuangan para pahlawan. Pada jaman modern seperti sekarang, penjajahan & perbudakan sangat ditentang di belahan bumi manapun karena setiap negara adalah sejajar sebagai negara yang merdeka & berdaulat sehingga tiada tempat bagi penjajahan & perbudakan oleh/terhadap suatu negara/suatu bangsa manapun. Oleh karena itu, saat ini perjuangan kita tidak lagi kepada penjajahan & perbudakan dalam arti yang kasar & kasat mata, tetapi lebih kepada perjuangan dalam membangun & memajukan bangsa & negara serta menegakkan kedaulatan negara.

Lalu apa langkah nyata yang bisa dilakukan untuk ikut serta dalam perjuangan tersebut? Langkah nyata yang bisa dilakukan dalam perjuangan ini adalah dengan melakukan gerakan bersama untuk memajukan Indonesia. Bagaimana gerakan ini bisa menjadi nyata? Pertama-tama adalah dengan melakukan sesuatu hal, walaupun itu adalah hal yang kecil sekalipun, sesuai dengan minat-bakat & bidang kita. Contohnya: penulis memiliki minat-bakat dalam hal tulisan & bidang yang disukai penulis adalah pemikiran. Langkah nyata yang pertama kali penulis lakukan adalah menulis sesuatu yang ingin penulis sampaikan kepada para pembaca, walaupun awalnya adalah tentang sesuatu yang sederhana & bisa jadi tidak menarik untuk dibaca orang lain. Tapi penulis terus melakukan hal tersebut sampai sekarang hingga menghasilkan tulisan seperti yang saat ini anda sedang baca. Sekarang, angan-angan yang dulu pernah penulis bayangkan yakni ikut berperan serta dalam gerakan memajukan Indonesia menjadi nyata melalui tulisan-tulisan yang penulis buat. Walaupun bagi sebagian orang, peran serta penulis dalam gerakan memajukan Indonesia melalui tulisan, tidak punya andil yang besar pada kemajuan Indonesia, tapi paling tidak dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, penulis telah mewujudkan impian penulis melalui konsep sederhana mengenai gerakan memajukan Indonesia yakni dengan mengenali potensi diri (minat-bakat & bidang kita) kemudian mendayagunakan potensi diri tersebut untuk memajukan Indonesia. Hasilnya bisa pembaca sekalian lihat pada tulisan-tulisan penulis yang terdahulu hingga sekarang.

Coba kita bayangkan, jika penulis yang saat ini adalah orang biasa & orang kecil serta bukanlah siapa-siapa & tidak memiliki hal sangat berharga yang bisa dipersembahkan untuk Indonesia ternyata bisa melakukan suatu hal kecil & sederhana demi memajukan Indonesia sesuai minat-bakat & bidangnya, lalu bagaimana jika yang melakukan gerakan memajukan Indonesia adalah orang besar & berpengaruh yang memiliki segala sumber daya? Jika orang seperti itu yang melakukannya maka suatu hal yang besar & rumit pun tidak sulit untuk dilakukan. Jika beberapa orang besar & berpengaruh yang melakukannya untuk memajukan Indonesia, maka bukan tidak mungkin bahwa negara kita dapat mengejar ketertinggalan & dalam waktu yang tidak lama lagi negara Indonesia dapat menjadi negara yang maju-makmur-sentosa & berdaulat. Tapi kita kembali lagi kepada kenyataan, bahwa saat ini penulis sudah berusaha untuk memajukan Indonesia sebatas kemampuan & keterbatasannya, lalu bagaimana dengan anda, terutama anda-anda yang punya kemampuan lebih tetapi belum tergerak untuk memajukan Indonesia? Bagi para pembaca yang telah lebih dahulu berjuang & bertindak nyata dalam memajukan Indonesia, maka penulis saat ini juga punya tujuan yang sama tetapi melalui cara & gayanya sendiri. Jika ada yang tidak berkenan dengan cara & gaya penulis dalam mencapai tujuan tersebut (dalam memajukan Indonesia), maka tidak berkenannya anda seharusnya tidak membuat hubungan kita merenggang apalagi sampai membuat kita bermusuhan. Tujuan kita sama, hanya saja caranya yang berbeda. Jadi buat apa bermusuhan? Lebih baik kita sama-sama meraih tujuan tersebut dengan cara masing-masing agar tujuan tersebut bisa segera terwujud.