Thursday 7 April 2016

INTERMEZO 3 (Mempromosikan daerah wisata di Indonesia - bagian 1)

Saat liburan panjang, A punya rencana untuk berlibur ke suatu tempat wisata di daerahnya. Biasanya dia mengadakan liburan ke suatu tempat wisata bersama temannya. Seminggu sebelum liburan, A bertemu dengan temannya yang bernama a6 untuk membicarakan rencana liburan panjang mereka. Pada pagi hari sebelum pertemuan mereka, terjadi percakapan berikut melalui telepon.

a6: "Hallo, A!" katanya dengan nada yang bersemangat setelah dia mandi, berpakaian rapi & bersiap untuk berangkat kerja.

A: "Hai!... Kamu terdengar sangat bersemangat pagi ini! Ada apa gerangan? Ada kabar baik-kah?" Tanyanya, sambil menghentikan sejenak aktivitas sarapan paginya yang baru dimakannya setengah.

a6: "Hei! Minggu depan kita libur panjang. Tidakkah itu adalah hal yang bagus!?" jawabnya dengan perasaan senang & ingin segera mengatakan maksud dia menghubungi A.

A: "Oh! Iya! Aku tahu itu & itu adalah hal yang sangat bagus." katanya sambil menebak-nebak apa maksud temannya menelepon dirinya.

a6: "Aku punya rencana untuk kita berdua pada liburan panjang minggu depan nanti. Bagaimana kalau kita nanti malam bertemu untuk membicarakan hal ini?!" tanyanya sekaligus ajakan yang mau tidak mau harus disetujui A karena liburan & memanfaatkan waktu liburan untuk berwisata adalah hoby & kesenangan mereka berdua.

A: "Ok! Kita bertemu & berbincang di tempat biasanya. Nanti malam datanglah ke rumahku jam 7-an." jawabnya menanggapi pertanyaan a6 yang sesuai dengan dugaannya & sama seperti apa yang sudah direncanakan A sebelumnya.

a6: "Nanti malam apa perlu aku bawa mobil ke rumahmu? Barangkali kamu perlu mengajak pacarmu untuk malam mingguan bersama kita sambil membicarakan liburan wisata dengannya." usulnya kepada A dengan maksud untuk menggoda A.

A: "Ah! Kamu ini sudah tahu aku tidak pacaran & juga sudah tahu kalau aku tidak punya pacar masih bercandain aku dengan hal itu! Kalau diumpamakan, kita itu seperti sedang memerankan film yang berjudul 'perjalanan jomblowan mencari jomblowati'?!" kilahnya tidak mau kalah dari candaan a6.

a6: "Ha...ha...Kamu ini bisa-bisa saja bercanda seperti itu. Memangnya akan ada orang yang mau nonton film itu?! Paling-paling yang nonton film itu cuma kita berdua saja. Hahaha..." kelakarnya meneruskan candaan A.

A: "Eh! Bukan cuma kita, tapi semua jomblowan & jomblowati yang sedang mencari cinta pun akan menontonnya." tambahnya.

a6: "Jumlah mereka terlalu sedikit sehingga film itu tidak akan diproduksi apalagi sampai diputar di bioskop-bioskop terdekat." sanggahnya untuk mematahkan candaan A sambil tersenyum senang karena merasa menang setelah beradu argumen dengan A.

A: "Jika tidak bisa diproduksi secara luas, maka lebih baik itu diproduksi secara eksklusif & disebarkan secara terbatas tapi tepat sasaran.  Dengan kata lain lebih baik melakukan satu langkah yang kecil daripada tidak melangkah sama sekali." elaknya mencoba mempertahankan pendapatnya.

a6: "Kok bisa ya kamu berkelit dari argumenku yang memukul telak argumenmu? Padahal aku tadi berpikir bahwa kamu sudah tidak bisa mempertahankan argumenmu sehingga kamu menyerah & menerima argumenku." katanya keheranan mendengar argumen balasan dari A.

A: "Aku juga heran padamu, kok kamu ingin sekali melihat aku kalah darimu. Padahal aku tidak ada maksud untuk mencoba mengalahkanmu dalam setiap pembicaraan yang kita lakukan. Tapi omong-omong, aku harus menyelesaikan sarapan pagiku. Kalau kita terus mengobrol, maka obrolan kita tak akan ada putus-putusnya. Obrolannya kita lanjutkan nanti malam saja. Lagipula apa kamu tidak siap-siap sarapan & berangkat kerja?" katanya untuk mengakhiri obrolan dengan a6.

a6: "Ok..ok.. Aku tidak terbiasa sarapan sepagi ini. Biasanya aku sarapan di kantin kantorku saat jam istirahat minum kopi. Ya sudah, sampai jumpa nanti malam!" pungkasnya sambil berjalan menuju sepeda motor untuk bersiap berangkat kerja.

A: "Ok! Sampai jumpa di rumahku nanti malam." katanya sambil menutup HPnya kemudian melanjutkan sarapan paginya.

Saat hari sudah malam, a6 berangkat ke rumah A menggunakan sepeda motor. Setibanya di rumah A, a6 mengetuk pintu rumah A beberapa kali & tidak lama kemudian A membukakan pintu.

A: "Hallo a6, tunggu sebentar. Aku pamit dulu pada orang tuaku di rumah." sapanya tanpa mempersilahkan a6 masuk rumah karena mereka akan langsung berangkat menuju tempat nongkrong langganan mereka.

Tidak beberapa lama A ke luar rumah & langsung berangkat berboncengan dengan a6 ke tempat nongkrong. Tidak sampai 10 menit mereka sampai kemudian mencari tempat duduk yang kosong & memesan minuman untuk menemani obrolan santai mereka berdua.

a6: "Aku punya beberapa saran yang bisa dipilih sebagai tempat tujuan wisata kita. Kamu bisa memilih salah satu di antaranya atau kamu bisa mengusulkan tempat yang lain." katanya mengawali pembicaraan.

A: "Kita kunjungi saja tempat yang belum pernah kita datangi. Sebelumnya kita pernah pergi ke pantai, air terjun, kolam air hangat, & candi tapi kita belum pernah pergi ke gunung."

a6: "Iya. Itu adalah salah satu tempat wisata yang mau aku usulkan. & aku sependapat dengan usulmu ini. Kita perlu pergi ke sana meskipun harus menempuh perjalanan agak cukup jauh."

A: "Yup. Jika tidak ada halangan untuk pergi ke sana, itu adalah ide yang bagus."

a6: "Saat ke sana, aku akan bawa kameraku. Aku akan dokumentasikan momen kita di sana & pemandangan alamnya."

A: "Ini akan menjadi perjalanan wisata terpanjang yang pernah kita lakukan. Jadi kita juga harus berangkat pagi-pagi agar kita bisa menikmati lebih lama momen di sana & pemandangannya."

a6: "Jadi kita sudah sepakat ya untuk berwisata ke sana?"

A: "Iya. Kita ke tempat itu saja."

Setelah membicarakan tujuan wisata yang akan ditempuh, mereka berbincang-bincang santai tentang hal-hal lainnya. Tentang isu yang sedang hangat dibahas media massa atau tentang perkembangan IPTEK terkini atau tentang pengalaman & pandangan hidup masing-masing dll. Mereka berbincang cukup lama hingga hampir larut malam. Setelah merasa cukup untuk berbincang-bincang, mereka kemudian pulang & langsung istirahat di rumah masing-masing.

Esok harinya, A dihubungi oleh no telepon yang tidak dikenal. Tanpa tahu siapa & untuk apa orang yang tidak dikenal tersebut menelpon, A mengangkat HPnya.

A: "Selamat siang!" sapanya dengan ramah & sedikit bertanya-tanya tentang siapa yang sedang menghubunginya ini.

?6: "Selamat siang! Apakah ini no HP A ?" tanyanya untuk memastikan bahwa yang dihubunginya adalah orang yang benar.

A: "Iya benar! Saya adalah A. Ini siapa? & apa ada yang bisa saya bantu?" jawabnya sembari bertanya tentang orang yang sedang meneleponnya tersebut.

?6: "Ini ?6. Saya adalah pemilik blog perjalanan wisata di Indonesia & di luar Indonesia. Saya menghubungi anda dengan maksud untuk memberi penawaran kepada anda. Jika anda tidak keberatan & ada waktu, saya ingin bertemu dengan anda untuk membicarakan hal ini secara lebih jelas."

A: "Mmm...penawaran seperti apa yang mau anda berikan pada saya? Saya merasa belum pernah menjalin kontak dengan penulis blog manapun & saya juga belum menulis artikel tentang suatu perjalanan wisata apapun di blog saya. Apakah anda tidak salah orang dengan menghubungi saya?"

?6: "Tidak. Saya tidak salah orang. Memang anda-lah yang ingin saya hubungi & mau saya berikan penawaran yang menarik. Saya mau menawarkan paket perjalanan wisata gratis kepada anda."

A: "Wah...ini adalah penawaran yang sangat menarik. Tapi anda tidak memiliki alasan kuat untuk menawarkan perjalanan wisata ini secara gratis kepada saya, karena saya tidak sedang mengikuti undian berhadiah atau menjadi agen pemesanan tiket perjalanan wisata manapun sehingga saya pantas mendapatkan paket perjalanan wisata secara gratis. Apakah anda sudah pastikan bahwa saya adalah orang yang anda maksudkan?"

?6: "Iya. Saya sudah memastikan bahwa anda adalah orang yang saya maksudkan. Saya telah mendapatkan informasi tentang anda di internet & saya juga sudah mengecek data pribadi anda di lapangan. Memang anda-lah yang saya cari." katanya untuk meyakinkan A & membuang keraguan yang saat ini sedang dirasakan A.

A: "Ohw...Jadi mengapa saya mendapatkan paket perjalanan wisata ini secara gratis? Sebelumnya maaf, bukannya saya tidak percaya dengan anda, hanya saja, anda tahu sendiri bahwa sekarang banyak sekali kasus penipuan online yang merayu dengan cara apapun tapi ujung-ujungnya adalah agar kita memberikan sejumlah uang kepada orang tersebut secara cuma-cuma. Padahal kita tidak sadar sedang ditipu untuk memberikan uang tersebut secara cuma-cuma pada orang itu. Dapatkah anda menjelaskan hal ini semua?"

?6: "Mmm...Maaf jika saya menghubungi anda secara tiba-tiba tanpa ada pembicaraan awal sebelumnya. Jika anda masih ragu dengan saya, maka silahkan anda menolak secara langsung saat saya meminta anda untuk memberikan sejumlah uang pada saya. Saya pastikan bahwa anda tidak akan mengeluarkan uang sepeser pun untuk hal ini & bahkan anda akan mendapat uang dalam jumlah cukup besar jika anda menerima tawaran saya. Saya akan menjelaskan semuanya secara detail tentang penawaran ini dalam pertemuan kita nanti."

A: "Wow...sungguh menarik penawaran anda. Jika tidak terlalu mendadak & tidak mengganggu jadwal kegiatan anda, saya punya waktu untuk bertemu dengan anda malam ini."

?6: "Tidak masalah. Saya punya cukup banyak waktu luang & saya siap kapanpun anda minta. Saya mengikuti saja jadwal kegiatan anda. Jika dilakukan malam ini, maka itu malah lebih baik, karena semakin cepat kita bertemu, kita dapat segera membicarakan apa yang perlu kita siapkan & perlu kita lakukan dalam perjalanan wisata kita. Setelah ini saya akan smskan tempat pertemuan kita malam ini."

A: "Ok. Saya tunggu informasinya."

Saat malam sudah tiba, A pergi ke tempat yang sudah dipersiapkan ?6. A masuk ke sebuah rumah makan besar & terus berjalan menuju tempat duduk seperti yang telah diinformasikan oleh ?6. Di tempat duduk tersebut, A melihat seorang perempuan cantik yang duduk dengan anggun sendirian. Dia mengenakan pakaian berjilbab yang modis dengan warna hijau cerah tapi model pakaiannya tetap menampilkan kesan yang elegan.

A: "Permisi!.."

?6: "Iya, mas silahkan duduk! Saya sudah menunggu anda beberapa menit yang lalu."

A: "Jadi anda bernama ?6 yang menghubungi saya melalui telepon?! Maaf, saya belum mengenal anda sehingga saya hampir mengabaikan anda saat mencari-cari gadis yang mengundang saya untuk datang ke sini. Saya sedikit tidak percaya bahwa yang menghubungi saya adalah anda & saya terkesan dengan pertemuan pertama kita pada saat ini."

?6: "Saya sudah terbiasa dengan pujian anda seperti ini bahkan saya tidak kaget jika ada orang yang pertama kali bertemu dengan saya kemudian ngegombal hanya untuk menarik perhatian saya & berusaha mendapatkan cinta saya."

A: "Baiklah. Jika anda sudah terbiasa menghadapi hal-hal seperti itu, maka kita bisa beralih ke pembicaraan utama kita."

?6: "Anda memang cukup jaim ya jika berhadapan dengan perempuan cantik. Anda tertarik pada perempuan tersebut tapi tidak mau memperlihatkan ketertarikan anda padanya. Ok-lah, bisa aku pahami alasannya."

Beberapa saat suasana menjadi berlangsung tanpa kata-kata. Mereka berdua hanya saling memandang satu sama lain sambil memikirkan sesuatu di benak masing-masing.

?6: "Aku sudah membaca tulisan-tulisan yang kamu buat. & dari tulisan-tulisanmu itu, aku dapat memahami seperti apakah dirimu." katanya memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.

A: "Baik. Apa yang mendorongmu untuk berusaha memahami seperti apakah diriku & memilihku untuk mengerjakan proyekmu? Bukankah banyak orang yang lebih pintar dariku & banyak yang lebih berpengalaman dariku?"

?6: "Aku adalah pemilik sebuah blog dengan jangkauan pembaca dari dalam negeri maupun luar negeri. Jadi aku sangat memperhatikan kualitas dari artikel blog yang aku punya. Aku berusaha menyajikan kualitas tulisan terbaik dalam blog yang aku punya. Karena blogku sudah berkembang dengan pesat daripada pertama kali saat aku merintisnya, maka aku tidak sendirian dalam mempersiapkan semua tulisan yang ada pada blogku. Aku memperkerjakan banyak penulis lepas sepertimu, tentunya aku memilah-milahnya terlebih dahulu sesuai dengan standar kemampuan menulis yang aku tetapkan untuk membantuku meraih visi & menjalankan misiku."

A: "Ternyata kamu memiliki visi & misi yang jelas. Kamu juga telah mengetahui apa tujuanmu & bagaimana cara untuk menggapainya. Tapi aku belum mendapatkan jawaban atas pertanyaanku, meskipun aku sudah memikirkan beberapa kemungkinan jawaban atas alasanmu melakukan hal ini."

?6: "Seperti yang telah aku baca dalam setiap tulisan yang kamu buat, aku akui jangkauan pikiranmu sudah melampauiku sehingga dapat menebak-nebak apa yang ada dalam pikiranku. Intinya aku merasa telah menemukan orang yang tepat untuk mengerjakan proyek baruku dalam hal penulisan artikel tentang tempat wisata di Indonesia. Aku dapat membaca arah & tujuan dari tulisan-tulisan yang kamu buat & jika dikerucutkan, tujuanmu membuat tulisan ada dua, yakni tujuan pribadi & tujuan abadi. Tujuan pribadimu adalah poligami sedangkan tujuan abadimu adalah memajukan Indonesia pada khususnya & memajukan umat manusia pada umumnya.

A: "Penjelasanmu ini masih terlalu umum. Bisakah kamu jelaskan secara lebih spesifik alasanmu tersebut?!"

?6: "Dari sekian banyak penulis yang ada, tulisan yang kamu buat begitu unik. Tulisanmu mengandung kesadaran diri & kesadaran akan adanya harapan terhadap terwujudnya impian serta semangat untuk menggapai impian tersebut. Jika disederhanakan lagi, tulisanmu adalah tentang mengenali diri & mengenali tujuan hidup kita. Inilah yang membuatku terdorong untuk memilihmu dalam proyekku & yang membuatku penasaran dengan cara yang kamu tempuh dalam mengenali dirimu sendiri."

A: "Penjelasan panjang & lebarmu masih belum menjawab alasanmu memilihku & alasanmu memahami jati diriku."

?6: "Wah...aku terkesan padamu. Penjelasanku ternyata belum memuaskanmu. Ternyata kamu dapat mengenali alasan tersembunyi di balik apa yang aku lakukan meskipun sudah berusaha aku tutup-tutupi. Oklah...aku menyerah. Ini semua adalah karena cinta. Pada awalnya adalah pencarianku & penantianku untuk menemukan seseorang yang dapat memenuhi rasa hausku terhadap makna kehidupan. Selama ini aku telah melewatkan begitu banyak pria sampai akhirnya aku menyerah sehingga aku bersedia membuka diri terhadap pria yang terakhir kali mendekatiku. Tetapi saat mulai menjalin hubungan yang agak serius, aku malah bertemu seseorang yang sama persis dengan seseorang yang selama ini aku cari & aku impikan. Orang itu adalah dirimu."

A: "Jangan sampai aku menjadi penyebab rusaknya hubungan kalian."

?6: "Jika keberhasilan hubungan adalah ke dua belah pihak saling merasakan kebahagiaan, maka sejak awal aku sudah tidak berhasil menjalin hubungan dengannya karena aku belum merasakan kebahagian ketika bersamanya. & dengan demikian hubunganku dengannya tidak bisa dilanjutkan lagi."

A: "Argumenmu cukup masuk akal. Tapi itu akan menimbulkan masalah baru. Bagaimana jika di tengah jalan kamu menemukan pria yang jauh lebih baik dariku, apakah kamu juga akan meninggalkanku? Hal ini bisa saja terjadi karena di atas langit masih ada langit, di atas dia ada aku tapi di atas aku masih ada orang lain. Jika tujuanmu adalah mencari orang yang lebih baik dari orang yang saat ini dekat denganmu, maka pencarianmu tidak akan pernah berakhir. Karena kamu akan menemukan banyak sekali orang dengan kombinasi kelebihan secara fisik maupun non fisik yang beraneka macam."

?6: "Tapi saat ini untuk pertama kalinya aku menemukan orang yang sangat cocok dengan orang yang selama ini aku cari. & aku telah menetapkan hatiku untuk memilihmu sebagai pria yang terakhir dalam hidupku."

A: "Mmm...Sebesar itu ya keyakinanmu padaku. Sebelumnya kamu mengatakan bahwa kamu telah mencari informasi tentangku & telah mengecek informasi tersebut di lapangan serta telah membaca tulisan-tulisan yang aku buat sehingga kamu tadi mengatakan telah memahami diriku seperti apa. Itu artinya kamu sudah tahu apa mauku & apa yang selama ini aku kejar. Apakah kamu sadar & mengetahui konsekuensi dari usahaku dalam menyuarakan pernikahan poligami pada tulisan-tulisan yang aku buat? Jika kamu memahaminya, maka kita langsung saja beralih ke pokok pembicaraan kita tentang kejelasan hubungan di antara kita, 'Maukah kamu dipoligami?' "

?6: "Aku sadar & aku mengetahui hal itu. Maksudku menyertakan dirimu ambil bagian dalam proyek baru yang aku buat adalah agar kita bisa lebih sering menjalin komunikasi secara lebih jauh & mendalam. Agar kita bisa saling mengenal satu sama lain & pada akhirnya aku ingin menunjukkan padamu bahwa aku pantas menjadi satu-satunya perempuan dalam hidupmu tanpa perlu kamu berpikir untuk mencari perempuan lain & berkeinginan untuk melakukan pernikahan poligami."

A: "Jadi kamu ingin mengubahku agar memilih pernikahan monogami denganmu & mempengaruhiku agar tidak lagi berpikir untuk melakukan pernikahan poligami?"

?6: "Iya. Sebenarnya ini adalah pertaruhan besar dalam hidupku karena peluangku untuk membuatmu mengubah pilihanmu adalah kecil setelah aku mengetahui bagaimana dirimu mempertahankan pilihanmu pada pernikahan poligami. Tapi aku juga memahami bahwa pilihanmu tersebut juga merupakan pertaruhan besar dalam hidupmu, karena sangatlah sedikit jumlah perempuan yang bersedia dipoligami. Tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan terus berusaha mengubah & mempengaruhi pendirianmu tentang pernikahan poligami."

A: "Bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya? Bagaimana jika aku dapat mengubahmu untuk menerima pernikahan poligami & mempengaruhimu untuk menjadikan poligami sebagai jalan untuk meraih kebahagiaanmu? & bagaimana jika aku dapat menunjukkan bahwa meskipun berbagi cinta & berbagi suami dengan perempuan lain, kita masih dapat hidup bahagia? Perlu kamu ketahui bahwa menjadi suami dari beberapa istri adalah suatu hal yang berat sebagaimana beratnya menjadi seorang istri di antara beberapa istri yang lain. Pihak suami & pihak istri dalam pernikahan poligami sama-sama memikul suatu beban yang berat. Jadi pilihan untuk melakukan poligami atau melakukan monogami adalah tergantung pada keputusan kita. Jika kita bersedia menanggung beban yang berat maka kita bisa memilih pernikahan poligami. Jika kita tidak mau menanggung beban yang berat maka kita dapat memilih pernikahan monogami."

?6: "Penjelasanmu sangat logis sehingga aku tidak akan membantahnya. Tapi aku tetap berpegang pada pendirianku untuk memilih monogami daripada poligami. Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mempengaruhimu agar memilih monogami sehingga kita bisa hidup bersama."

A: "Karena kamu sudah mengenalku, maka tentunya kamu tahu aku seperti apa serta tahu apa yang menjadi pilihan & tujuan hidupku. Btw, daripada kita berdialog panjang lebar dalam membahas hal yang bertolak belakang tentang poligami & monogami yang sebenarnya adalah masalah pilihan hidup masing-masing orang, maka sebaiknya kita kembali lagi ke tujuan awal pertemuan kita di sini yakni untuk membicarakan penawaran paket perjalanan wisata gratis darimu. Tolong kamu jelaskan padaku tentang seperti apa penawaranmu itu serta apa yang perlu aku persiapkan & lakukan dalam perjalanan wisata tersebut?"

?6: "Ok...Benar juga katamu. Kita fokus pada tujuan awal kita. Untuk pembahasan hal yang bersifat pribadi, kita akan bahas sambil jalan saja."

Tidak terasa perbincangan di antara mereka sudah berlangsung cukup lama sehingga minuman & makanan ringan yang terhidang di atas meja tinggal sedikit karena telah mereka makan & minum di sela-sela perbincangan mereka. Karena makanan & minuman mereka sudah tinggal sedikit ?6 memanggil pelayan untuk mengemasi makanan & minuman tersebut lalu menggantinya dengan yang baru.

?6: "Ohya, tolong bawakan kami makan malam seperti yang telah saya pesankan tadi di kasir." katanya kepada pelayan yang sedang mengemasi makanan & minuman yang terhidang di meja.

A: "Maaf, kamu mengundangku di rumah makan mewah seperti ini tapi aku tidak membawa cukup uang untuk membayarnya jika yang dipesan adalah menu makanan yang terlalu mewah. Jadi biarkan aku memilih menu yang sesuai dengan uang yang aku bawa saat ini."

?6: "Oh... Jangan pikirkan hal itu. Semua biaya yang aku keluarkan hari ini sudah ditanggung perusahaan. Saat ini kamu hanya cukup memikirkan penawaran yang aku berikan."

A: "Oh, begitu ya... Bisa aku lihat dokumen penawaran yang diajukan untukku sekarang?"

?6: "Iya, bisa. Ini baca-bacalah dahulu. Sambil membacanya aku akan menceritakan secara garis besar penawaran tersebut. Tapi jika di tengah penjelasanku ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan, kamu bisa langsung bertanya padaku." katanya sambil menyerahkan dokumen penawarannya pada A.

A: "Baik. Saya lihat dulu dokumen ini." katanya sambil memegang & membuka-buka dokumen tersebut.

?6: "Saat ini kita perlu mengembangkan wisata Indonesia untuk mendayagunakan potensi besar yang terpendam dalam sumber daya manusia & sumber daya alamnya. Selama ini kita seolah tidak menyadari potensi besar ini. Kita memiliki banyak kekayaan budaya & kekayaan alam. Tetapi potensi besar tersebut belum didayagunakan secara maksimal untuk memajukan Indonesia. Malah selama ini kita kurang memperhatikan potensi budaya yang kita miliki bahkan potensi alam kita banyak didayagunakan untuk menguntungkan oknum tertentu padahal seharusnya segala potensi yang ada di negara kita seharusnya didayagunakan untuk memajukan bangsa & negara bukan untuk oknum-oknum tertentu."

A: "Aku suka penjelasan pembuka untuk penawaranmu ini. Jadi rencananya apa tugasku dalam proyekmu ini?" tanyanya sambil terus membuka-buka & membaca-baca dokumen penawaran tersebut."

?6: "Yang kamu lakukan adalah membuat tulisan yang bertujuan untuk mempromosikan berbagai potensi wisata yang akan kamu kunjungi sesuai dengan paket perjalanan wisata yang kamu terima. Dalam perjalanan wisata tersebut kamu tidak sendirian. Kamu akan ditemani oleh beberapa orang yang bertugas untuk membuat film dokumenter dari perjalanan wisata tersebut."

A: "Jadi proyekmu ini tidak hanya promosi wisata dalam bentuk tulisan tapi juga dalam bentuk film dokumenter?! Idemu ini sangat bagus. Tapi sebentar, di sini tertulis bahwa biaya proyekmu membutuhkan dana yang cukup besar. & di sini juga tertulis alokasi dana untukku juga cukup besar. Dari manakah semua dana ini berasal? & apakah mengalokasikan dana yang cukup besar untukku tidak membebani perusahaanmu?"

?6: "Jangan kuatirkan hal itu. Semua sudah diperhitungkan oleh manajemen perusahaanku. Jadi berapapun nilai yang tertera di dokumen tersebut, itu adalah nilai yang wajar. Nilai yang kami anggarkan untukmu yang menurutmu cukup besar, adalah nilai yang sudah sepantasnya diberikan untukmu. Sedangkan perusahaanku tetap mendapatkan untung dari proyek ini bahkan jika proyek ini sukses, perusahaanku akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari itu. Sedangkan mengenai dana-dana yang dibutuhkan untuk membiayai proyek ini adalah berasal dari sponsor. Beberapa pihak yang menjadi sponsor kita adalah perusahaan travel, hotel, restoran, pemerintah daerah setempat, & beberapa bisnis yang terkait dengan wisata. Karena semua sudah dipersiapkan oleh pihak manajemen, maka saat ini yang harus kamu lakukan adalah fokus pada tugasmu dengan cara menuangkan ide & pemikiranmu dalam bentuk tulisan untuk mengerjakan proyek ini. Berusahalah semaksimal mungkin & hasilkan karya terbaikmu, syukur-syukur bisa menghasilkan suatu karya monumenal yang dapat dikenang sepanjang masa."

A: "Mmm...Sebuah gambaran proyek yang sangat idealis & nasionalis. Tapi aku jadi berpikir, mengapa dokumen yang kamu tunjukkan padaku berisi data-data penting yang seharusnya hanya dibaca oleh para manajer perusahaanmu? Apakah kamu salah membawakan dokumen untukku?"

?6: "Tidak. Memang aku sengaja melakukannya. Bahkan dokumen ini akan aku berikan padamu agar kamu bisa mempelajari proyekku ini secara menyeluruh. Sebenarnya dokumen yang seharusnya diberikan & ditandatangani olehmu  adalah hanya beberapa lembar kertas yang ditaruh di bagian paling atas dokumen tersebut. Masih ingat tidak apa tujuan sebenarnya dari proyek baruku ini?! Semua ini adalah tentang kamu. Aku ingin melibatkanmu secara lebih dalam pada proyek yang aku buat. Bukankah kamu belum memiliki banyak pengalaman tentang bisnis? & saat ini aku mau tunjukkan padamu bagaimana cara bisnisku bekerja. Secara teori kamu boleh-lah lebih unggul dariku, tapi soal pengalaman bisnis, kamu harus banyak belajar dariku. Aku sedang mempersiapkan jalan bagi kita berdua untuk menyambut masa depan kita. Kalau semua berjalan sesuai rencanaku, maka kita akan saling mengisi dalam membangun & mewujudkan mimpi besar kita berdua. Aku telah lama memimpikan saat ini, yakni saat bersama seseorang yang dapat saling mengisi & membantuku dalam mewujudkan visi misi yang aku & orang tersebut punya."

A: "Kamu berusaha membawaku untuk masuk ke dalam impianmu, jika kamu bersedia dipoligami sih tidak apa-apa, aku akan bersedia masuk & menjelajahi mimpimu untuk kemudian setelah itu memadukannya dengan mimpi yang aku punya. Jadi kita bisa saling membantu dalam mewujudkan mimpi kita masing-masing."

?6: "Jika impianmu adalah untuk mewujudkan pernikahan poligami, maka kita perlu membicarakannya pelan-pelan. Tidak mengapa jika pada awalnya kita berbeda pendapat tentang pernikahan poligami. Aku sadar bahwa adalah hal yang sulit untuk mendamaikan pendapat kita yang berseberangan tentang poligami. Tapi aku tidak akan menyerah di awal-awal proses PDKT kita jika aku belum berusaha semaksimal mungkin. Bisa saja terjadi tarik menarik pendapat di antara kita. Suatu saat aku dapat ditarik ke arah pendapatmu tetapi bisa juga suatu saat kamu ditarik ke arah pendapatku. Entahlah...Siapa yang nanti pada akhirnya akan menyerah & menyeberang ke pendapat pihak lawan. Atau bisa jadi tidak ada yang akan menyerah karena tetap mempertahankan pendapatnya masing-masing. Tapi paling tidak aku pantang menyerah sebelum terlebih dahulu berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan mimpiku bersamamu."

A: "Aku pernah mengalami hubungan tarik-menarik semacam ini. Agar tidak mengulangi cerita lama yang dapat menyakiti hati kita, maka aku akan tegaskan di awal bahwa dasar hubungan kita adalah pertemanan sehingga sampai akhir pun hubungan kita akan tetap menjadi teman. Jika ingin menjalin hubungan yang lebih dari itu atau ingin menjalin hubungan yang sangat dekat satu sama lain, maka kita harus memastikan dahulu apakah kita sudah siap untuk saling menerima kesalahan, keburukan, kelemahan, & kekurangan masing-masing. Jika kita sudah siap untuk saling menerima hal tersebut, maka kita bisa berlanjut kepada jalinan hubungan yang lebih dekat & serius. Jika kita belum siap menerima hal itu, maka lebih baik kita abaikan semua perasaan yang muncul di antara kita & hanya fokus pada usaha untuk menjalin & mempertahankan hubungan pertemanan kita."

?6: "Ya..iya..iya..jadi kita hanya sekedar teman biasa. Aku akan coba untuk mengingat-ingat hal ini."

A: "Ini dia contoh yang aku maksudkan! Di awal pembicaraan kita, kamu sudah bisa menerima bahwa diriku seperti ini. Jika dalam proses PDKT kita, kamu banyak menerima perbedaan yang ada di antara kita, maka kita bisa mempertimbangkan untuk menjalin hubungan lebih dekat yang lebih dari sekedar hubungan pertemanan saja. Begitupun sebaliknya, jika kita sering tidak dapat menerima perbedaan yang ada di antara kita, maka kita tidak perlu mempertimbangkan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat oleh karena itu kita hanya perlu menjaga hubungan baik di antara kita sebatas hubungan pertemanan saja. Bukankah dengan cara seperti ini, maka tidak ada yang akan merasa tersakiti satu sama lain?

?6: "Baiklah... Kita hanya teman. Aku akan tanamkan dalam benakku bahwa hubungan kita tidak lebih dari teman agar tidak ada yang akan merasa tersakiti satu sama lain."

A: "Kita harus terus ingat bahwa niat awal kita adalah berteman satu sama lain & hubungan serius hanya akan terjadi ketika kita banyak menerima perbedaan yang ada di antara kita. Kecewa & sakit hati hanya terjadi ketika kita terpaksa menerima orang lain menjadi kekasih kita/memaksa orang lain agar menerima kita menjadi kekasihnya. Selama ini yang terjadi padaku adalah orang lain memaksaku untuk menerima dirinya, padahal aku dengan mereka belum pernah saling menjalin hubungan yang sangat dekat dalam rangka memahami satu sama lain agar dapat memutuskan apakah kita dapat menerima perbedaan yang ada di antara kita/bahkan kita tidak dapat menerima perbedaan yang ada di antara kita. Hal inilah yang membuat cerita cintaku di masa lalu terjadi secara putus nyambung/mempertahankan hubungan yang seharusnya berakhir. Karena sekarang semua cerita sudah terungkap, maka seharusnya cerita cinta yang rumit di masa lalu tidak terulang lagi."

?6: "Wow... Penjelasan yang panjang tapi merangkum semua masalah cintamu sekaligus solusi & sikapmu terhadap berbagai masalah cintamu di masa lalu. Aku tidak bisa berhenti terheran-heran pada pemahamanmu terhadap masalah cinta yang pernah kamu alami. Bolehkah aku memandangmu beberapa lama untuk menyadarkanku & meyakinkanku bahwa ini bukanlah mimpi serta untuk memantapkan hatiku bahwa apakah aku dapat menerimamu sepenuh hati ataukah hanya setengah hati atau bahkan cintaku hanyalah imajinasiku yang berlebihan tentangmu?"

A: "Silahkan. Mau dilihat selama apapun atau dari manapun, aku tetaplah seperti ini, karena memang seperti inilah aku. Tapi apakah aku perlu untuk menatap matamu juga?"

?6: "Eh..jangan! Saat aku berkata ingin memandangmu sepuas hatiku, jantungku sedikit berdetak kencang. Sepertinya aku sekarang merasa gugup untuk melihatmu sepenuhnya. Jadi sebaiknya kamu jangan menatap mataku secara dalam. Kamu lihatlah diriku secara wajar saja. Beberapa saat kamu bisa lihat wajahku, kerudungku, tanganku, atau memalingkan pandangan matamu pada hal lain di ruangan ini & lain sebagainya. Pokoknya jangan sampai aku melihatmu seperti seorang pria yang sedang memperhatikanku karena ada suatu perasaan khusus. Lihat! Tanganku menjadi sedikit berkeringat karena jantungku berdetak lebih kencang saat terbawa perasaan ketika membicarakan perasaanku padamu." katanya sambil memperlihatkan tangannya yang berkeringat tersebut.

A: "Ok...ok...Apakah sekarang kita bisa mulai?"

?6: "Iya! Tapi selama aku memperhatikanmu, kamu jangan berbicara sepatah kata apapun ya?!"

A: "Ok." Sambil memindahkan tangannya ke atas meja untuk meraih minuman yang telah dihidangkan sewajar mungkin sebagai usahanya untuk memenuhi permintaan ?6. A bersikap seolah dia sedang sendirian di meja makan tersebut & seolah tidak melihat ada seorang gadis di depannya yang sedang memperhatikan A terus menerus. A berusaha menikmati dirinya yang seolah berada di tempat sepi dengan melakukan gerakan-gerakan wajar bak seorang pria sendirian yang sedang menunggu seseorang. Sesekali dia meraih beberapa makanan ringan di dekatnya & sesekali dia menikmati makan malam yang ada di hadapannya. Dia tidak berusaha menghabiskan makanannya di atas meja karena menunggu ?6 menyelesaikan keinginannya tersebut.

Bersambung...