Penulis bukanlah seorang pelukis yang pandai merangkai
bentuk-bentuk, komposisi warna, dan perspektif ke dalam coretan indah di atas
kanvas. Meskipun begitu, penulis terkadang memikirkan dan merenungkan bagaimana
bisa seorang pelukis dapat menggambarkan suatu ide yang kompleks di pikirannya ke
dalam media kanvas persegi empat dengan ukuran yang begitu terbatas.
Bagi penulis, menggambarkan suatu ide atau gagasan dengan sangat
jelas dan tuntas sesuai dengan yang diharapkannya, akan membutuhkan berlembar-lembar
kertas ukuran kanvas. Tapi bagi seorang pelukis yang ahli, hanya membutuhkan
sebuah kanvas untuk menggambarkan seluruh idenya lewat keindahan bentuk, warna
dan perspektifnya.
Sampai sekarang penulis kesulitan memahami karya seni lukis
ini, kecuali sekedar memahami keindahan lukisannya dalam arti yang umum.
Mungkin tandingan seni karya lukis di dunia tulisan adalah puisi. Di mana puisi
dapat melukiskan kerumitan ide dan memadatkan makna dengan perlambang dan
keindahan kata-kata.
Penulis belum terlalu mahir berpuisi dengan perlambang yang
indah. Tapi di sini penulis berusaha melukiskan asa dalam puisi di bawah.
Asa
Diguncang ombak diterpa badai
Meneropong cakrawala tak bertepi
Diombang-ambing angin ke sana ke mari
Melandai dan melambung silih berganti
Ditemani kompas penunjuk arah pergi
Menatap asa dan menghadapi dengan percaya diri
Di ujung sana berharap pada mentari
Menyinari dan menemani sepanjang hari
Di langit berharap pada bintang ini
Menghibur dan memberi mimpi
Dengan semangat tak kenal henti
Memasrahkan diri pada takdir Ilahi
No comments:
Post a Comment