Sunday, 3 January 2016

Membebaskan agama dari "menjadi kambing hitam" para teroris serta memisahkannya dari pemikiran yang sempit & sesat

Setiap agama di dunia pasti menjunjung tinggi nilai-nilai & budi pekerti yang luhur karena nilai-nilai & budi pekerti yang luhur adalah landasan yang ideal untuk mengisi setiap sendi kehidupan. Agama menjadikan nilai-nilai & budi pekerti yang luhur sebagai inti ajaran yang merupakan pedoman bagi penganutnya dalam berperilaku & mengatasi berbagai persoalan hidup di dunia ini. Agama disediakan oleh Tuhan bagi manusia sebagai jalan dalam memahami arti hidup & menjalani kehidupan secara lebih baik & teratur. Agama tidak hanya menyediakan nilai-nilai & budi pekerti luhur tetapi juga menyediakan tujuan yang mulia. Tujuan mulia tersebut adalah menjadi hamba Tuhannya & mensyukuri segala nikmat yang diterimanya dengan cara mendayagunakan anugerah yang diterimanya untuk hal-hal yang baik & bermanfaat bagi orang lain. Agar bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, maka untuk mencapainya adalah dengan cara mengenali potensi diri, mengenali minat-bakat & bidang yang dikuasai, kemudian mendayagunakan potensi tersebut untuk memberi manfaat bagi orang lain.
Berdasarkan gambaran tentang ajaran agama secara umum di atas, maka terorisme jelas bukan merupakan ajaran dari agama manapun. Ajaran terorisme hanya membuat para pelakunya menjadi penebar teror dalam mencapai tujuannya sedangkan ajaran agama membuat para pelakunya menjadi penebar kebaikan dalam mencapai tujuannya. Terorisme merusak perdamaian yang ada di dalam masyarakat sedangkan agama menjaga perdamaian yang ada di dalam masyarakat. Terorisme mengabaikan nilai-nilai & budi pekerti yang luhur sedangkan agama menjunjung nilai-nilai & budi pekerti yang luhur. Terorisme membawa kita kepada dunia yang kelam sedangkan agama membawa kita kepada dunia yang terang. Terorisme mengaburkan makna kebenaran & kebaikan sedangkan agama memperjelas makna kebenaran & kebaikan. Terorisme memberi kerugian kepada para pelakunya & orang lain sedangkan agama memberi manfaat kepada para pelakunya & orang lain. Terorisme membuat hidup kita menjadi lebih buruk sedangkan agama membuat hidup kita menjadi lebih baik, dsb.
Ajaran terorisme & ajaran agama jelas sangat berbeda, meskipun ajaran terorisme dibungkus dalam ajaran agama yang seolah-olah murni & bertujuan mulia. Cara mengenali ajaran agama masih merupakan ajaran murni/telah dicemari ajaran terorisme adalah dengan cara merenungkan ajaran agama tersebut, apakah setelah mempelajarinya, membuat kita menjadi semakin dekat dengan tujuan mulia (menjadi hamba Tuhan & menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain) atau malah semakin jauh dari tujuan mulia (menjadi hamba setan & menjadi orang yang menghancurkan orang lain). Hal ini karena Tuhan Maha Mulia, Maha Baik, Maha Bijak sehingga ajaran agama yang berasal dari Tuhan pasti memiliki tujuan yang mulia & untuk menyempurnakan manusia. Jadi tidak mungkin ajaran agama yang murni, pada akhirnya membuat para penganutnya menjadi penebar teror & perusak perdamaian dunia. Kalau para penganut suatu agama malah menjadi seorang teroris, maka hal itu berarti terjadi kesalahan tafsir/pemahaman yang keliru terhadap maksud & tujuan sebenarnya dari ajaran agama tersebut.
Kesalahan tafsir/pemahaman yang keliru terhadap ajaran suatu agama akan selalu terjadi dalam setiap agama manapun, hal ini karena tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam memahami suatu ajaran tertentu. Bisa jadi karena keterbatasan pengertian seseorang, suatu ajaran "A" dimengerti oleh orang lain menjadi "A1" tetapi bagi orang yang lainnya menjadi "A2", bahkan ada yang salah memahaminya menjadi ajaran "b" karena penyimpangan pemikiran orang tersebut. Hal ini-lah yang terjadi pada terorisme. Setiap agama pasti memiliki tujuan yang mulia, tetapi di antara para penganutnya ada yang berpikiran sempit sehingga menganggap ajaran agamanya yang paling benar kemudian menganggap ajaran agama lain adalah salah. Padahal jika ditarik secara keseluruhan, setiap agama mengajarkan nilai-nilai & budi pekerti yang luhur serta mengajarkan tujuan yang mulia. Yang membedakan antara agama satu dengan agama lain adalah konsep tentang Tuhan & bagaimana beribadah kepadaNYA.
Konsep tentang Tuhan & bagaimana beribadah kepadaNYA adalah persoalan keyakinan terhadap kebenaran, yang mana kebenaran sifatnya pasti & jelas. Karena kebenaran bersifat pasti & jelas, maka bisa ditelusuri & ditemukan, sehingga bagi yang sungguh-sungguh mencari kebenaran, maka orang tersebut akan menemukannya. Tetapi pada kenyataannya, masing-masing agama mengklaim agamanya adalah benar & masing-masing penganutnya meyakini hal tersebut. Oleh karena agama berkaitan dengan persoalan keyakinan, maka kita akan sulit mempengaruhi orang lain yang meyakini agamanya adalah benar, meskipun menurut kita, agamanya salah. Begitupun sebaliknya, orang lain akan sulit mempengaruhi kita yang meyakini agama kita adalah benar, meskipun menurutnya, agama kita salah. Jadi kita tidak bisa memaksakan keyakinan kita pada orang lain, & sebaliknya, orang lain tidak bisa memaksakan keyakinannya pada kita. Sehingga yang bisa kita lakukan dalam hal keyakinan orang lain terhadap kebenaran "konsep tentang Tuhan & bagaimana beribadah kepadaNYA" adalah menghormati keyakinannya berdasarkan prinsip: "bagiku agamaku, bagimu agamamu".
Yang menyebabkan terorisme menjadi menyimpang dari ajaran agama yang murni adalah karena pemikiran yang sempit & sesat. Karena berpikir sempit, sehingga ajaran "A" yang berkembang menjadi ajaran "A1", "A2", "A3", dst, dipaksakan oleh seseorang harus menjadi ajaran "a" karena ajaran selain "a" dianggap salah. Padahal jika ditarik secara keseluruhan, berbagai versi ajaran tersebut memiliki kesamaan, yakni sama-sama bersumber dari ajaran "A". Begitupun dalam hal agama, kesamaan di antara semua ajaran agama adalah sama-sama berasal dari Tuhan & diperuntukkan bagi manusia untuk suatu tujuan yang mulia, tetapi disebabkan oleh sempitnya pemikiran para teroris tersebut sehingga agama lain dibenci mereka karena dianggap tidak punya tujuan yang mulia & tidak berasal dari Tuhan. Padahal selama agama lain mengajarkan tujuan yang mulia & tidak mengganggu kita, maka mengapa kita harus membenci & memusuhi mereka? Bukankah lebih baik kita saling hormat menghormati satu sama lain & hidup berdampingan secara damai? Mengapa kita harus membenci & memusuhi agama lain jika mereka tidak mengganggu kita?
Penyebab berikutnya mengapa terorisme menyimpang dari ajaran agama adalah karena pemikiran yang sesat. Karena berpikir sesat sehingga ajaran "A" yang memiliki variasi ajaran "A1", "A2", & "A3" dst, disimpangkan menjadi ajaran "b" yang sangat berbeda jauh dengan bermacam versi ajaran "A" tersebut. Dalam hal agama, semua agama mengajarkan tujuan yang mulia tetapi karena pemikiran yang sesat sehingga para teroris menyimpangkan ajaran agama yang mendorong kepada tujuan yang mulia menjadi ajaran untuk memerangi & menghancurkan ajaran/agama lain yang dianggap musuh. Oleh karena itu aksi terorisme tidak-lah sesuai dengan ajaran agama yang mendorong kepada tujuan yang mulia tersebut. Aksi terorisme merupakan bentuk pemikiran yang sesat & melenceng jauh dari ajaran agama manapun. Aksi terorisme menodai & merusak tujuan mulia setiap agama, sehingga terorisme akan membawa kehancuran bagi setiap agama & setiap negara di manapun. Dengan demikian, aksi terorisme walaupun dikemas & dibalut dengan berbagai alasan & pembenaran dari dalil agama, jelas bertentangan dengan tujuan mulia dari agama manapun. Sebagai renungan, coba kita bayangkan, saat dalam situasi & keadaan damai, tiba-tiba para teroris melakukan teror, dapatkah aksi teror tersebut dibenarkan?
Jika aksi teror dibenarkan & orang lain bersikap mengabaikan, maka akan terjadi banyak peperangan di bumi ini. Jika terjadi banyak peperangan di bumi ini, maka bukankah lama-lama bumi akan hancur? Jika bumi hancur, maka apa artinya hal ini? Bukankah hal ini sama saja dengan kiamat? Apakah kita semua ingin segera mengalami hari kiamat? Apakah kita semua sudah siap menyambut hari kiamat? Jika kita belum siap menyambut hari kiamat, lalu untuk apa kita melakukan peperangan yang pada akhirnya hanya mengakibatkan kehancuran bagi banyak orang? Meskipun hal ini terlihat berlebihan ketika menyebut hari kiamat/akhir dunia, tapi adalah hal yang mungkin bahwa akan terjadi kehancuran besar di seluruh dunia jika terus terjadi peperangan di mana-mana. Jadi masih-kah ada orang yang secara sadar & menggunakan pikiran logisnya untuk menerima & menjadi pengikut terorisme yang mengatasnamakan agama demi suatu tujuan tertentu tapi menggunakan cara-cara teror yang merusak & menghancurkan kehidupan umat manusia? Agama tidak mengajarkan hal itu & hati nurani kita pun tidak akan pernah setuju dengan segala aksi terorisme dalam bentuk apapun. Jadi kita harus menyadari hal ini & tidak mudah tertipu dengan hasutan & rayuan manis terorisme dengan harta, tahta, wanita yang pada akhirnya menjerumuskan kita dalam jurang kehancuran bagi diri kita sendiri & orang lain.
Dari berbagai kasus terorisme yang pernah terjadi di dunia, yang paling banyak mendapat sorotan publik adalah terorisme yang dilakukan oleh orang Islam. Sederet aksi teror yang dilakukan ekstrimis Islam mengakibatkan orang di luar Islam memiliki anggapan bahwa Islam identik dengan terorisme. Karena ulah sejumlah kecil ekstrimis Islam tersebut, citra Islam sebagai agama rahmat bagi semesta alam menjadi rusak. Tetapi jika kita kembali pada ajaran agama yang murni seperti yang telah dijelaskan di atas, maka tidak ada agama di dunia ini yang menyetujui aksi terorisme & oleh karena itu sejumlah kecil ekstrimis Islam tersebut tidak bisa dijadikan tolak ukur bagaimana wajah Islam yang sesungguhnya. Hal ini karena aksi terorisme bermula dari pemikiran yang sempit & sesat, maka aksi terorisme dapat muncul dari agama manapun & negara manapun. Sebagai contohnya adalah sebagai berikut: agama Islam dengan aksi teror ISIS di Irak & Suriah, agama kristen dengan aksi teror Serbia di Bosnia, agama Yahudi dengan aksi teror Israel di Palestina, agama Hindu dengan aksi teror Macan Tamil di Sri Lanka, agama Budha dengan aksi teror kepada muslim Rohingya di Mianmar. Dengan demikian, terorisme dapat menjangkiti siapapun & negara manapun jika pengaruh dari pemikiran sempit & sesat diterima dengan mentah-mentah, tanpa terlebih dahulu direnungkan & disaring baik-baik.
Jika kita merujuk pada ajaran beberapa agama besar dunia, maka tidak ada ajaran yang secara langsung memerintahkan untuk berperang & menghancurkan pihak lain/agama lain. Semua agama lebih mengutamakan akhlak mulia & tujuan yang mulia. Akhlak mulia adalah berasal dari nilai-nilai & budi pekerti luhur sedangkan tujuan mulia adalah menjadi hambaNYA & menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu di sini diberikan contoh ajaran beberapa agama besar di dunia, & beberapa agama yang dimaksud adalah: agama langit yakni Islam, Kristen, & Yahudi serta agama bumi yakni Hindu & Budha. Agama Islam memiliki ajaran rahmat bagi semesta alam, agama Kristen memiliki ajaran kasih sayang, agama Yahudi memiliki ajaran 10 perintah Tuhan, agama Hindu-Budha memiliki ajaran kedamaian spiritual. Dengan demikian, maka ajaran terorisme tidak terdapat dalam ajaran agama manapun & oleh karena itu segala bentuk aksi terorisme adalah murni berasal dari penganut agama masing-masing yang berpikir sempit & sesat dalam memahami ajaran & tujuan yang mulia dari suatu agama. Jadi, kita tidak bisa menyebut suatu agama tertentu sebagai penyebab terorisme karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyebabnya adalah pemikiran yang sempit & sesat. & kita tidak bisa menuduh agama tertentu identik dengan terorisme hanya karena ulah segelintir ekstrimis yang melakukan aksi terorisme, hal ini karena setiap agama pernah memiliki sejarah kelam mengenai aksi terorismenya masing-masing yang tidak bisa digunakan untuk menggambarkan bahwa aksi terorisme tersebut sebagai wajah ekstrim yang sebenarnya dari masing-masing agama.
Tulisan ini dibuat untuk para pembaca dengan harapan agar kita semua dapat menyadari bahwa aksi terorisme telah mencoreng wajah masing-masing agama sebagaimana yang telah terjadi pada peristiwa kelam di masa lalu yang dilakukan para penganutnya yang berpikir sempit & sesat. Peristiwa kelam tersebut telah dicatat sejarah & menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia di setiap jaman bahwa betapa besarnya dampak buruk pemikiran sempit & sesat yang menyalahartikan ajaran agama menjadi terorisme. Jadi terorisme tidak hanya dimiliki oleh agama tertentu, tetapi juga dimiliki oleh agama lain yang telah dicemari oleh pemikiran sempit & sesat. & oleh karena itu terorisme adalah musuh bersama, yakni musuh bagi semua agama di dunia yang menyadari & mengakui akhlak mulia & tujuan mulia sebagai bentuk kesempurnaan manusia. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk yang paling mulia di antara semua ciptaan Tuhan.
Akhir kata, dengan membuat tulisan tentang agama, bukan berarti penulis merasa sebagai orang yang benar & suci, tetapi penulis hanya-lah manusia biasa yang memiliki banyak kesalahan, kekurangan, kelemahan, & keburukan. Meskipun demikian, paling tidak penulis berusaha membahas persoalan tersebut dalam cara yang paling umum sehingga dapat diterima semua orang & dapat dikaji bersama untuk mendapatkan pengertian yang ideal tentang suatu persoalan. Di samping itu, maksud penulis membahas hal ini adalah dalam rangka untuk mengembalikan agama pada posisi semestinya yakni sebagai agama yang menjunjung tinggi akhlak yang mulia (berperilaku sesuai nilai-nilai & budi pekerti yang luhur) & agama yang mendorong penganutnya untuk menuju kepada tujuan yang mulia (menjadi hamba Tuhan & menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain). Hal ini agar agama dapat terbebas dari "menjadi kambing hitam" para teroris (yakni menjadikannya dalih untuk membenarkan aksi terorisme) & memisahkannya dari pemikiran yang sempit (yakni memaksakan ajaran/agamanya pada orang lain) & pemikiran yang sesat (yakni menghancurkan orang lain yang memiliki ajaran/agama yang tidak sesuai dengan ajaran/agamanya). Pada akhirnya hal ini dilakukan agar kita dapat menjaga perdamaian dunia & membangun peradaban yang lebih maju & lebih baik.

No comments:

Post a Comment