Tuesday, 20 October 2015

Merenungi setahun pemerintahan Jokowi-JK

Setahun sudah pemerintahan Jokowi-JK telah berjalan, tapi masih ingatkah kita dengan janji-janji manisnya agar kita memilih Jokowi-JK menjadi pemimpin di negeri kita, Indonesia? Ada cukup banyak janji-janji manis yang diucapkan kepada rakyat yang membuat orang awam sulit mengingat satu persatu janji-janji manis tersebut. Tapi apakah ada yang salah dengan janji-janji manis itu? Kita tidak perlu menyudutkan & menuntut janji-janji manis tersebut, karena sebelum kita memilih beliau-beliau untuk menjadi presiden & wakil presiden negara kita, seharusnya kita sudah mengetahui apakah janji-janji manis tersebut realistis & mungkin untuk beliau-beliau wujudkan. Jika kita sekarang kecewa telah memilih beliau-beliau karena belum bisa menjalankan amanat & mewujudkan janji-janji serta bekerja sesuai harapan kita, maka hal itu kembali lagi ke kita, mengapa kita memilih beliau-beliau sebagai pemimpin kita? Jadi itu bukan sepenuhnya salah beliau-beliau karena kita sebagai rakyat yang memenangkan mereka dalam pemilu, juga turut serta ambil bagian dalam situasi & keadaan negara dalam setahun ini. Inilah situasi & keadaan negara hasil dari pemilihan umum setahun yang lalu. Jadi sekarang, sadarkah kita bahwa betapa pentingnya suara rakyat dalam menentukan perjalanan negara kita di masa depan?

Kita juga perlu sadar bahwa tidak hanya pemimpin negara seperti beliau-beliau yang mengucapkan janji-janji manis untuk merayu&/mempengaruhi orang lain agar melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang yang berjanji tersebut, tetapi kebanyakan orang termasuk kita, akan melakukan hal yang sama, minimal jika bukan janji manis, kita mengucapkan janji untuk suatu hal sederhana, yang terkadang kita menganggapnya sebagai sesuatu hal yang remeh yang belum/tidak kita laksanakan. Bisa jadi, alasan kita tidak melaksanakan janji tersebut karena satu/banyak hal, meskipun jika direnungkan seharusnya secara nurani kita tidak boleh seperti itu, tapi apa mau di kata, janji tinggal-lah janji, begitupun para pemimpin negeri kita. Jika rakyat sudah terbuai oleh janji-janji manis sehingga memilih mereka sebagai pemimpin di negara kita, maka apa boleh buat, baik/buruk, sesuai harapan/tidak, mau/tidak, kita harus menerima kenyataan bahwa mereka-lah para pemimpin kita. Selama kepemimpinan mereka tidak terlalu melenceng jauh dari apa yang seharusnya dilakukan pemimpin negara kita, maka kita harus bersedia dipimpin mereka walupun kita harus menerimanya dengan kekecewaan. Paling tidak kekecewaan ini bisa menjadi bahan pelajaran kepada kita dalam pemilihan umum selanjutnya bahwa janji-janji manis tidak selalu manis, bahkan bisa jadi nanti terasa kecut karena tidak sesuai dengan harapan atau bahkan terasa pahit jika ternyata malah menyengsarakan rakyat.

Kita kembali lagi pada setahun pemerintahan Jokowi-JK, katakanlah janji-janji manis mereka sebelum menjabat adalah sebuah impian yang ingin diwujudkan Jokowi-JK. Tapi selama setahun ini apakah impian tersebut ada yang terwujud? Bagi pendukung pemerintah, mereka akan memiliki banyak alasan untuk membela pemerintah dengan berbagai argumentasinya, tapi bagi penentang pemerintah, mereka juga akan memiliki banyak cara untuk mengkritisi, mencari kekurangan, kelemahan & keburukan pemerintah. Di manapun akan selalu ada para pendukung & para penentang, lalu apa masalah dari kenyataan tersebut? Masalahnya adalah jika masing-masing pihak tidak bisa menerima & menghormati satu sama lain sehingga akan menimbulkan konflik yang hanya akan menambah masalah baru daripada mengurangi & menyelesaikan masalah-masalah yang sudah ada. Jadi kita harus bagaimana? Bagi para pendukung, silahkan melakukan pembelaan kepada pemerintah asalkan membela sewajarnya & tidak menggunakan segala cara/membolak-balikkan fakta/pencitraan/hanya menampilkan hal-hal baik & menyembunyikan hal-hal buruk/tidak transparan dsb, karena cara-cara tersebut hanya akan membuat rakyat tidak bisa mendapatkan gambaran yang objektif tentang kinerja pemerintah selama setahun ini. Sedangkan bagi para penentang, silahkan mengkritisi & mencari-cari segala kekurangan pemerintah asal dilakukan dengan baik & tidak ada niatan untuk menjatuhkan pemerintah agar segala kritikan tersebut bersifat membangun & menyelamatkan negara ini dari kekacauan demi kemajuan bangsa ini.

Penyebab permasalahan-permasalahan tersebut di negara kita adalah karena kita sebagai bangsa Indonesia "merasa tidak memiliki" negara ini, sehingga apapun yang terjadi pada negara ini dianggapnya bukan masalahnya & bukan urusannya. Kita hanya mau mengurus & mementingkan diri sendiri dibanding negara ini, sehingga ketika mendapat kekuasaan&/kekayaan, kita tidak peduli dengan situasi & kondisi negara ini. Itulah mengapa para koruptor/para oknum dengan mudahnya menjual/mengorbankan negaranya demi kepentingan pribadi&/kelompoknya & pihak asing. Orang-orang tersebut jika diumpamakan seperti orang yang sedang tidur & bermimpi indah. Ketika orang tersebut bangun, maka dia akan tersadar bahwa pengorbanan besarnya yakni mengorbankan negaranya demi kekuasaan & kekayaan yang sifatnya sementara, tidak-lah sebanding. Coba kita bayangkan, mereka lahir & tumbuh besar di Indonesia serta beranak & memiliki cucu di Indonesia, jika mereka mengorbankan negara ini demi kepentingan pribadi yang sangat kecil dibanding kepentingan nasional, maka itu sama saja mereka mengorbankan masa depan anak cucunya yang tinggal & besar di negara Indonesia. Jika kepentingan negara saat ini, harus dikorbankan sehingga membuat masa depan negara ini menjadi sulit & suram suatu saat nanti, apakah kita rela anak cucu kita yang menanggung & merasakan penderitaan tersebut? Tidakkah kita sadar akan hal ini? Katakanlah para koruptor tersebut telah mengeruk & mengumpulkan uang rakyat sebanyak-banyaknya hingga bisa digunakan oleh 7 turunannya atau katakanlah sampai 14 turunannya, lalu turunan selanjutnya akan menjadi seperti apa? Atau katakanlah semua keturunannya telah dibekali ilmu agar bisa mempertahankan kejayaan nenek moyangnya, maka tidakkah kita sadar bahwa kekayaan&kekuasaan yang dimiliki tidak-lah membuat keturunan tersebut hidup dengan tentram karena situasi & kondisi negara sudah semakin sulit akibat perbuatan nenek moyangnya yang mengorbankan negara & bangsanya sendiri.

Ayo kita bangun dari tidur panjang kita serta bangkit untuk membangun & memajukan negara kita. Inilah saatnya kita merenungkan & memikirkan masa depan negara & bangsa kita. Jika tidak sekarang, kapan lagi? Jika bukan kita, siapa lagi? Ayo-lah kita berusaha menyadari perjalanan sejarah negara kita yang dulu telah begitu lama dijajah negara asing & mengambil pelajaran dari hal tersebut. Apakah negara kita hanya berisi orang-orang yang sedang tidur pulas sehingga tidak sadar jika kekayaan negara kita sedang digerogoti/dikuasi oleh pihak asing? Katakanlah semua masalah di negara kita tidak ada hubungannya dengan negara asing tapi masalah tersebut adalah karena ulah oknum dari bangsa kita sendiri, lalu apakah kita hanya berdiam diri tidak mengingatkan & menyadarkan bahwa ulah oknum tersebut tidak benar & harus segera diluruskan agar perjalanan negara kita tidak terhambat & tidak semakin mundur ke belakang? Ayo-lah kita sadar bahwa kepentingan pribadi&/kelompok apalagi kepentingan asing, tidak-lah sebanding dengan kepentingan nasional yang jauh lebih besar & berjangka panjang. Katakan-lah kita bisa mendapatkan segala hal yang kita inginkan, lalu untuk apa jika hanya kita sendiri yang bahagia tetapi banyak saudara sebangsa & setanah air yang menderita? Katakanlah kita menutup mata dari situasi & keadaan negara kita yang serba sulit karena kita hidup bergelimang harta & berada di puncak kekuasaan, lalu bukankah situasi & keadaan negara yang serba sulit tersebut, semakin lama akan semakin mempengaruhi harta kekayaan & kekuasaan kita? Ayo-lah kita bangun & sadar. Ini masih 1 tahun & masih ada 4 tahun berikutnya, masih ada waktu, jadi kita tidak boleh menyerah. Kita maksimalkan usaha kita pada masa pemerintahan ini untuk memajukan Indonesia. Kalaupun pada masa pemerintahan ini belum memperlihatkan hasil yang memuaskan, kita bisa lanjutkan usaha ini pada pemerintahan selanjutnya, entah itu dengan pemerintahan Jokowi-JK atau dengan pemerintahan yang lain. Tapi kita berharap bahwa dalam pemerintahan Jokowi-JK, banyak orang yang sadar & melakukan perubahan terutama para oknumnya, agar tergerak & bergabung dalam gerakan memajukan Indonesia sehingga negara ini bisa segera meraih cita-citanya yakni menjadi negara yang maju & berdaulat.

No comments:

Post a Comment