Pada malam minggu, kemarin, acara Mata Najwa diselenggarakan di stadion Gelora Brantas Kota batu. Saat itu bintang tamu yang dihadirkan antara lain: Pramono Anung, Saifullah Yusuf, Syahrini, Sujiwo Tejo & Cak Lontong. Pada malam tersebut Najwa Shihab membuka candaan kepada para penonton dengan menyinggung yang hadir pada acara itu adalah para jomblo yang tidak memiliki jadwal malam mingguan sehingga langsung disambut gerrr oleh para penonton yang kebanyakan adalah para mahasiswa dari kampus-kampus di Malang. Tetapi para pentonton pun tidak mau kalah, sehingga balik menggoda mbak Nana, sapaan akrab Najwa Shihab. Tetapi mbak Nana menampiknya dengan memperlihatkan cicin pernikahannya kepada para penonton untuk menunjukkan bahwa dia sudah memiliki suami jadi jangan coba-coba untuk menggodanya sambil tersenyum lebar & manis kepada mereka, seketika para hadirin pun gerrr dibuatnya.
Pada acara tersebut mbak Nana dengan Mata Najwa-nya mencoba mengupas kata "beraksi" dari sudut pandang masing-masing bintang tamu yang diundangnya. Sudut pandang yang disuguhkan antara lain dari bidang politik (Pramono Anung & Saifullah Yusuf), bidang seni tarik suara (Syahrini), bidang seni pewayangan (Sujiwo Tejo), & seni humor (Cak Lontong). Yang menarik & bisa dijadikan benang merah dari semua bintang tamu tersebut adalah "beraksi" awalnya adalah suatu dorongan untuk bertindak berdasarkan minat&/bidangnya yang kemudian ditekuni & menjadi pilihan/jalan hidupnya. Lalu apa kaitan tema pembicaraan acara tersebut dengan tulisan-tulisan saya tentang "gerakan memajukan Indonesia"? Saya mau mengaitkan kata "beraksi" tersebut dalam "gerakan memajukan Indonesia" sebagai sebuah kata yang punya kemiripan maksud dengan akar kata gerakan tersebut yakni "gerak maju" orang Indonesia. Jika tiap orang Indonesia bergerak maju, maka secara totalitas Indonesia-pun ikut maju.
Lalu konsep aksi/gerak maju tersebut seperti apa? Untuk membahas hal tersebut, kita pinjam kata aksi yang digunakan oleh mbak Nana dalam rangka mengajak kita untuk bergerak melakukan sesuatu. Jika ada aksi, maka akan ada reaksi terhadap aksi tersebut. Jadi aksi selalu berdampingan dengan reaksi. Jika kita tidak beraksi, maka tidak akan ada reaksi terhadap kita. Ini adalah konsep dasar. Jika kita beraksi, maka akan ada reaksi terhadap kita, apapun itu. Diam pun juga sebuah aksi, sehingga ketika kita diam, akan ada yang bereaksi terhadap aksi diam kita. Begitupun ketika kita bergerak, ini jelas merupakan aksi & tentu akan ada reaksi terhadap gerak kita tersebut.
Jika kita tarik lebih jauh, aksi seperti apa yang bisa dikaitkan dengan gerakan memajukan Indonesia? Untuk menjawab hal ini, kita kembali lagi pada konsep gerakan memajukan Indonesia, di mana konsepnya adalah kenali diri kita, kenali minat-bakat & bidang yang kita kuasai, kemudian kita gunakan & arahkan hal-hal tersebut untuk memajukan Indonesia. Contohnya: minat-bakat saya adalah menulis & bidang yang saya sukai adalah pemikiran, sehingga tulisan-tulisan yang saya buat, saya arahkan & saya gunakan untuk mendukung gerakan memajukan Indonesia. Tulisan-tulisan saya lebih banyak bersifat menggugah, menyadarkan & mencerahkan.
Kita beralih pada masalah yang muncul/tanggapan sebagai konsekuensi dari tulisan saya di atas. Jika ada yang menganggap apa yang saya lakukan bukanlah aksi, maka seharusnya tidak ada reaksi terhadap apa yang saya tuliskan/apa yang saya lakukan. Jika ternyata tulisan saya memicu reaksi dari orang lain, berarti anggapan tersebut dapat diabaikan. Lalu akan muncul lagi masalah berikutnya, orang akan menuntut bahwa saya harus bisa melakukan apa yang saya tuliskan/katakan. Baiklah, jika seperti itu, & sesuai dengan konsep gerakan yang saya tuliskan yakni melakukan sesuatu sesuai minat-bakat & sesuai bidangnya hingga menghasilkan sesuatu yang berharga untuk Indonesia, maka saya telah melakukan apa yang saya tuliskan/saya katakan. Tapi jika ada yang masih belum puas dengan penjelasan saya, maka berikut ini dialog protes & jawaban tersebut:
Orang protes: "Saya tidak terima dengan penjelasan anda, karena saya ingin anda harus bisa melakukan lebih daripada itu."
Orang optimis: "Bukankah konsep yang saya tuliskan adalah melakukan sesuatu sejauh kemampuan yang bisa dilakukan untuk Indonesia? Jadi apa yang saya lakukan sudah sesuai dengan konsep tersebut."
Orang protes: "Tapi anda harus melakukan lebih dari itu!"
Orang optimis: "Inilah yang bisa saya lakukan untuk saat ini. Jadi jika anda tetap memaksa saya untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan saya, maka hal itu percuma saja, karena walaupun anda terus memaksa saya, saya tetap saja tidak bisa melakukannya. Sadarilah, saya siapa & saya bisa apa, agar anda tidak terus memaksa saya melakukan hal-hal di luar kemampuan saya. & daripada terus memaksa orang yang saat ini belum bisa melakukannya, lebih baik memaksa orang yang jelas-jelas bisa melakukannya tetapi tidak mau melakukannya."
Orang protes: "Tapi saya yakin anda bisa, jadi jangan cari-cari alasan untuk menghindar dari kenyataan."
Orang optimis: "Kalaupun saya bisa melakukannya, maka saya akan melakukannya bukan karena didikte oleh anda atau diatur oleh anda, karena saya tidak suka melakukan sesuatu hal karena terpaksa. Saya lebih suka melakukan sesuatu karena benar-benar saya ingin melakukannya/karena hati saya tergerak untuk melakukannya."
Saya rasa cukup tanya jawabnya, jika diteruskan maka dialog tersebut tidak akan tuntas & tidak ada habisnya jika hanya untuk memperdebatkan hal yang sudah jelas. Kita kembali lagi ke pembahasan utama kita, yakni ajakan mbak Nana untuk beraksi yang diucapkannya dengan senyum lebar & manis khas Najwa Shihab. Dari bahasan di atas, kta mendapat pengertian bahwa aksi bisa berbentuk apapun. Yang terpenting kita melakukan aksi sesuai minat/bidang kita, maka di situlah lahan kita untuk menekuni & mengeksplorasinya, hingga suatu saat menghasilkan sesuatu yang berharga, sesuatu yang bisa dijual/digunakan untuk membanggakan Indonesia. Pada awalnya apa yang kita lakukan memang tampak remeh & bahkan bisa menjadi bahan ejekan orang lain, tapi jika kita terus menekuni & mengeksplorasinya maka suatu saat pasti kita akan menemukan sesuatu yang berharga dari apa yang telah kita tekuni tersebut.
Jadi bagaimana? Sekarang apakah anda mempunyai gambaran di benak anda untuk melakukan sesuatu? Sesuatu yang anda sukai yang ingin anda eksplorasi & anda tekuni hingga menghasilkan sesuatu yang berharga? Paling tidak sesuatu yang berharga untuk kita banggakan bagi diri kita sendiri atau maksimalnya yang bisa membanggakan Indonesia di dunia internasional.
No comments:
Post a Comment